🥀.04

54 12 0
                                    

Alqur'an lebih menarik tuk dibaca loh!!
Jangan dilupain yaa..
Oke Next!! Happy Reading♥️

-Penantian-

--¤♡¤--

Pagi ini mentari sedikit malu untuk menampakkan dirinya karena awan yang menyelimutinya. Dari semalam hujan yang lebat itu saat ini masih berbekas menyisakan suasana sendu.

Sabrina hari ini tidak menampakkan dirinya keluar kamar. Sesekali mungkin mengambil air minum lalu kembali ke kamar. Tubuhnya terasa sangat remuk dan suhu badannya yang terbilang cukup hangat.

Di sisi lain, Zhara justru sejak pagi-pagi sekali merengek karena hewan kucing kecil yang ia temukan di jalanan lalu dia adopsi tiba-tiba menghilang dari kandangnya.

Akibatnya, Zain beserta Umma kebingungan untuk membuat Zhara kembali ceria seperti semula. Gadis itu bahkan sampai memperingati jika Zain dan Abuya tidak bisa menemukannya, Zhara akan marah pada mereka.

Saat ini sudah pukul sembilan. Bagaimana jika Zhara pulang namun kucing belum ditemukan juga? Zain pusing memikirkan hal ini sendiri. Karena Abuya pun terlihat tidak peduli.

"Buya ... ini gimana kucingnya?"

"Ya gak gimana-gimana. Tinggal dicari kok susah." Jawab Abuya enteng dengan pandangan yang masih tertuju pada kitab-kitab di tangannya.

"Zain cari sendiri?"

"Ya iya lah." Jawab Abuya lagi-lagi membuat Zain harus bersabar.
Zain menghembuskan nafasnya gusar.

"Kamu gak lihat? Buya lagi sibuk cari materi buat pengajian yang diadakan di kota. Belum lagi nyiapin materi buat ngajar di Madrasah."

"Iya, maaf. Zain ganggu waktunya. Zain mau pamit nyari sendiri," Zain pun berlalu begitu saja setelah mengucapkan kalimat tersebut.

Zain dengan wajah masamnya melangkah gontai menuju halaman belakang untuk mencari kucingnya. Jika tidak karena adiknya itu mana mau seperti ini.

Zain terus melangkah menuju gudang di belakang rumah, namun ternyata  setelah ia memilah beberapa barang-barang dan mengobrak-abrik barang pun ia tidak menjumpai kucing itu.

Zain melangkah meninggalkan gudang lalu beralih ke kebun sebelah timur. Ia telusuri terus dan menyibakkan semak-semak dengan kayu yang ia temui tadi. Namun nihil, ia tidak menemukannya.

Hampir setengah jam ia tidak menemukannya.
Zain pun mundur selangkah demi selangkah karena merasa lelah dan hampir frustasi.

Namun ...

BUG!!

"EH!" Ucap keduanya terkejut bersamaan.

Seketika Zain dan orang itu sama-sama berbalik. Lalu terkejut siapa yang tidak sengaja ia tabrak tadi.

"Loh!" Lagi, mereka mengucapkannya secara bersamaan.

"Ustadz?"

"Kamu,"

"Kok di sini?" Tanya Zain bingung. Pasalnya, gadis di depannya itu sejak tadi tidak memunculkan batang hidungnya sama sekali.

"Iya, saya denger tadi katanya kucingnya Zhara ilang?"

"I-iya. Trus?" Zain menelisik wajah Sabrina. Ada yang aneh.

PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang