- PART 1 -
"Je..""Jeciiii..."
Kubuka perlahan mataku yang masih terasa berat untuk terjaga. Sial, ini masih pagi dan hari ini aku tidak ada jadwal kuliah, tapi seseorang baru saja merusak ketenanganku.
"Ada apa sih kak?" sungutku kesal karena sudah dipastikan aku tidak bisa melanjutkan tidurku lagi.
"Dih kok galak?"
"Ya lo pikir aja, Jejiiiiii.. hari ini gue gak ada kuliah, tapi dibangunin pagi buta begini." kataku makin sewot.
Lawan bicaraku malah menunjukkan cengirannya, tidak merasa bersalah sedikitpun.
"Tukeran yuk!" ajak Jeji padaku. Yap, bertukar adalah sebuah ajakan bagi kami. Toh orang-orang di sekitar kami (sampai terakhir kali kami bertukar), belum pernah ada yang menyadari kalau aku sedang menjadi dirinya, begitupun sebaliknya.
Kami kembar, dari kepala sampai kaki terlihat sama bagi orang selain ayah kami. Perbedaan kami baru akan terlihat saat kami berdiri berdampingan. Sebab dia tidak lebih tinggi dariku, bahkan berbeda tinggi sekitar tujuh sentimeter, padahal kami sama-sama menggemari olahraga basket.
Namaku Jessi Chandra Valerie. Mahasiswa tahun pertama di Universitas Batavia jurusan Manajemen Bisnis. Tercatat sebagai adik dari Jesslyn Callista Valerine yang lahir beberapa menit lebih dulu daripada diriku. Dia siswa, tahun kedua di SMA Batavia International School, aku menyebutnya BIS. Belum resmi sekolah disana sih, karena hari ini seharusnya menjadi hari pertamanya memulai sekolah di BIS.
Bisa disimpulkan, itulah mengapa dia mengajakku bertukar. Alasannya? Dia tidak suka berdiri di depan umum, atau bisa diperkirakan akan ada kekacauan di hari pertamanya.
"Gak mau!" tolakku tegas.
"Kita shopping pulang sekolah?"
Aku menggeleng, menolak sogokannya.
"Oh ayolaaah, Jeci mau apa? Nanti Jeji beliin!"
"Duit gue banyak, bisa beli sendiri."
Mendengar jawabanku, Jesslyn lunglai. Ah, aku tidak tega melihatnya. Apa ya yang setimpal dengan menggantikannya sekolah di hari pertamanya?
Ayo berpikir otak cerdasku...
"Oke, kita tukeran. Tapi lo anter gue sampai masuk kelas, gue gak mau kejadian di sekolah sebelumnya bakal kejadian lagi."
Kulihat Jesslyn makin lunglai. "Mahasiswa berprestasi kok pikirannya dangkal? Kalo begitu mah bahkan di hari pertama mereka bakal langsung curiga, tolol!"
"Iya juga... yaudah gini aja, setimpal banget sih ini, gue sekolah, lo ketemu sama Dean. Gue lagi kemusuhan sama dia, musuh banget pokoknya. Sekarang lo siapin sarapan sama mobil buat nganter gue, gue mandi dulu."
Aku bergegas masuk kamar mandi tanpa menunggu persetujuannya. Lumayan, bisa bebas dari Dean sampai sore.
"Yah! Jeci! Gue gak mau kalo ketemu Dean!"
Sambil menungguku bersiap, kuceritakan sedikit kenapa aku dan saudara kembarku terpaut dua tahun usia pendidikan.
-kilas balik-
Awal dari perbedaan jarak pendidikan antara aku dan Jesslyn yaitu sekitar lima tahun yang lalu, saat kami tengah berbahagia karena baru saja menyelesaikan pendidikan di sekolah dasar kami. Orang tua kami yang menyempatkan libur untuk mengajak kami jalan-jalan pun menambah kebahagiaan kami hari itu.
Tapi kami tahu, sebenarnya orang tua kami mengambil libur karena ingin menanyakan hal serius mengenai kelanjutan sekolah kami. Meskipun kami kembar, mereka tetap memperlakukan kami sebagaimana sifat kami masing-masing, tak terkecuali perihal pendidikan. Walaupun saat itu kami masih terlalu dini untuk serius pada pendidikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE J
FanfictionApa jadinya kalau kamu punya saudara kembar, tapi terpaut dua tahun pendidikan? Yaa gitu dah.. (Note : Buat para pembaca versi pertama cerita ini, mohon maaf Daee gak mau lanjutin alurnya. Semoga versi ini tetap bisa menghibur yaa..)