Amir yang melihat keadaan semakin tidak memungkinkan untuk diam saja, akhirnya berdiri dan menatap Jesslyn dengan tatapan malasnya. "Lo ada urusan sama kami? Nanti ya tunggu pulang sekolah, gue sama temen-temen gue sekarang lagi makan."
-PART 4-
Siang ini, aku berencana menjemput saudara kembarku yang masih dalam mode merajuk. Tapi baru sampai beberapa meter dari gerbang sekolahnya Jesslyn, aku malah melihat dia sedang beradu mulut dengan seseorang yang tidak asing bagiku.
Kumatikan mesin mobil, lalu turun setelah menggunakan masker dan topi untuk menutupi wajahku ditambah rambutku yang kumasukkan ke dalam hoodie. Kupercepat langkahku saat kulihat lawan bicara Jesslyn melayangkan tangannya mengarah pada Jesslyn.
BRUGH
"Tangan lo mau ngapain?" tanyaku setelah berhasil melayangkan pukulan pada orang itu. Huh, akhirnya aku bisa membalas kelakuannya saat dia mengerjaiku di depan banyak orang waktu itu. Maksudnya mengerjai Jesslyn yang sedang kuperankan waktu itu.
Betul, dia Amiral.
"Lo sia- anjing!" Amiral meringis sambil memegangi wajahnya yang baru saja kupukul, lalu terkejut saat bertatap mata denganku.
Bersama dengan Amiral yang terkejut karena kutatap dengan tajam, Jesslyn menarikku agar menjauh dari Amiral, serta teman-temannya yang tadi berjarak langsung menghampiri kami bertiga.
"Woi, santai dong, main pukul aje lo!" seru salah satunya yang memiliki perawakan paling besar, aku lupa dia siapa.
"Kalem Del, yang mukul gue cewek kok."
"Lo kenal sama dia Mir?"
Bukannya menjawab pertanyaan temannya, Amiral malah menatapku dengan senyum meledeknya. "Mau lanjut disini nih? Rahasia kalian nanti kebongkar. Oh satu hal lagi, reputasi gue terlalu bagus disini, gue gak mau ngerusak itu cuma karena nanggepin kalian."
"Banyak bacot lo!" sekali lagi aku melayangkan pukulan pada Amiral.
Lulu mendekat dan memisahkan aku dari Amiral. Dia berbisik, sangat pelan tapi masih terdengar olehku dan Jesslyn.
"Sorry girls, bukan mau misahin lo sama Amiral, tapi bener sih kita jangan terusin disini ya? Ikut gue yuk, nanti kalo lo mau pukulin si Amiral sampai mampus juga gak masalah kok."
Jesslyn memandang aneh ke arahku. Mengerti artinya, aku menggerakkan daguku menyuruh Jesslyn mengikuti Lulu, yang setelahnya diikuti oleh Amiral dan teman-teman lainnya. Kemudian aku menyusul mengendarai mobilku, malas sekali kalau nanti pulangnya harus jalan kaki karena mobil disini.
Mereka sampai pada sebuah rumah sederhana yang masih bisa menampung sekita lima motor, jadi tujuh kalau mereka mau parkir di halaman.
Ku parkirkan mobilku di luar halaman, masih di jalanan umum, sepertinya tidak masalah kalau hanya sebentar. Lalu mengikuti mereka yang mulai masuk ke rumah.
Karena perbedaan hawa, aku melepas topi serta masker dan menarik lengan hoodie yang kupakai sampai sebatas siku.
"WOILAH!"
"Apa sih Oniel, berisik kamu ih!"
"Mirip banget, Nin! Noh liat noh!"
Semua mata terpusatkan pada diriku yang masih berdiri di pintu masuk. Tapi atensi mereka terpecah oleh kedatangan seseorang yang kuyakini bukan bagian dari mereka.
"Huh, huh! Kalian cepet banget jalannya!"
"Lah, lo ngapain?" tanya Olla sewot. Sepertinya aku mulai ingat nama mereka satu persatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE J
FanfictionApa jadinya kalau kamu punya saudara kembar, tapi terpaut dua tahun pendidikan? Yaa gitu dah.. (Note : Buat para pembaca versi pertama cerita ini, mohon maaf Daee gak mau lanjutin alurnya. Semoga versi ini tetap bisa menghibur yaa..)