PART 5

215 26 5
                                    

-PART 5-

"Dean Dean Dean!"

"Apa?"

"Lo malu gak sih, soalnya gue lebih tinggi daripada lo?"

"Anak babi,"

Dean tidak melanjutkan ucapannya dan malah meringis karena bibirnya disentil kuat oleh sang kekasih, Jessi.

"Ish cantik seksi gini kok dibilang anak babi, gue bilangin ayah Val, tau rasa lo!"

Perasaan dia yang mulai, kenapa dia yang marah deh? Dasar cewek! Gini amat punya pacar, ya tuhan.. batin Dean, dia sebenarnya ingin membalas ucapan Jessi, tapi dia urungkan niatnya demi kelancaran hubungan mereka.

"Babe?"

Dipanggil dengan lembut oleh kekasih, Dean tersadar dari lamunannya yang sedang membatin tentang sang kekasih yang kadang bikin naik darah.

"Apa lagi?" jawab Dean tak kalah lembut, dasarnya bucin.

Sebelum memulai ceritanya, Jessi tersenyum senang pada Dean karena lelaki itu tak mempermasalahkan kejahilannya barusan. "Kemarin aku kenalan sama temen-temennya si kakak. Mereka baik sih, cuma mencurigakan aja."

"Mencurigakan gimana?"

"Hehe aku bingung jelasinnya.."

Dean menoyor pelan kepala Jessi. "Itu mah emang lo aja yang posesif. Biarin si Jeji punya temen, sayang, biar gak main game terus."

"Hem, iya deh."

Dean kembali melanjutkan kegiatannya yang sedang mengerjakan tugas kuliah di laptopnya, sambil sesekali browsing hal random. "Terus sekarang si Jeji kemana? Tumben jam segini belum keliatan." Tanya Dean tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

"Yaa lagi sama temen-temennya, pamitnya sih begitu."

Dean mengangguk karena sedang membaca pesan dari adiknya yang mengatakan dia sudah sampai di depan gerbang rumah Jessi. Ya, sepasang kekasih itu memang sedang di kediaman tuan Valley, ayah si kembar.

"Sayang, di depan ada Chika, gak bisa masuk kayanya gak ada masbro. Aku ke depan dulu yaa.."

"Ikut dong, hehe....."

Jessi berjalan mengekori Dean ke depan rumahnya, terdengar bunyi mesin kendaraan dari balik pagar tinggi kediaman Valley. Dean membukakan gerbang otomatis itu, sementara Jessi berjalan ke arah pos satpam tempat orang yang dipanggil masbro oleh Dean.

"Pak Heru!" Panggil Jessi dari luar.

"Nggih non, ngapunten bapak sakit perut.." sahut pak Heru, atau masbro, dengan logat khasnya tanpa menampakan dirinya.

"Oh yaudah pak, Jeci kira bapak kemana. Kalo gitu aku ke dalam lagi ya pak."

"Nggih non!"

Jessi memutar tubuhnya, ia melihat mobil yang dikendarai Chika berjalan menuju garasi. Sementara Dean masih menunggu Jessi yang baru selesai bicara dengan masbro. Ah omong-omong, pak Heru ini memang masih muda, usianya bahkan belum kepala tiga, makanya Dean memanggilnya masbro.

Kini mereka bertiga sudah berada di ruangan yang sama dengan ruangan saat hanya ada Jessi dan Dean. Ruang santai yang ada di lantai dua, dekat dengan kamar si kembar.

"Lo mau nginep Chik? Kok parkir di garasi, nggak di halaman depan aja?" Tanya si anak pemilik rumah.

"Gak ada sopan-sopannya nih anak, umur gue lebih banyak dari lo kalo lupa."

"Ahelah, kita sekelas, dan jangan lupa kalo gue ini calon kakak ipar, haha!"

Chika mencebik bibirnya, "Putusin aja sih bang, gak lolos kualifikasi jadi kakak ipar nih yang begini!" Celetuk Chika.

DOUBLE JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang