PART 32

44 3 6
                                    

Reupload, aplikasi di ponsel daee tadi error hehe.

- PART 32 -

...

"Terima kasih semuanya, sampai jumpa pada pertemuan berikutnya. Kepada rekan Jesslyn Callista, diharap untuk tidak meninggalkan kelas."

Yang namanya disebut hanya menghela nafasnya. Dengan jengkel dia menghampiri si asisten dosen yang masih merapikan peralatan mengajarnya. Meski jengkel, Jesslyn sebenarnya bangga pada saudari kembarnya, karena Jessi benar-benar membuktikan kalau mereka sama hebatnya.

SRET!

"Aduh dek, main tarik aja! Mau kemana sih buru-buru banget?"

Seakan tak berniat menjawab rasa penasaran Jesslyn, Jessi terus menarik kembarannya dan tak peduli kalau mereka menjadi bahan tontonan karena Jessi yang terus menggerutu sepanjang perjalanan mereka ke tempat parkir.

Jesslyn juga tidak benar-benar berniat melepas tarikan Jessi. Toh tarikannya tidak begitu kuat sampai menyakitinya. Hanya saja, rasanya seru menjadi pusat perhatian, dari orang-orang yang baru berkesempatan melihat mereka berdampingan. Melihat si mahasiswa berprestasi dan si pembuat onar, benar-benar memiliki rupa dan bahkan suara yang sama.

"Dasar drama queen! Sengaja kan lo sepanjang jalan rewel, padahal gue narik tangan lo gak kenceng-kenceng banget."

Jessi ketus. Jesllyn nyengir.

"Yaa gimana ya, gue masih kaget banget sama kejutannya, hehe. Ini kita mau kemana? Lo udah gak ada kelas, Eci?"

"Gue, eng.. Eci mau minta pendapat Eji. Kita ke resto atau kafe terdekat ya."

"Gak mau di basecamp aja, Ci?"

"Lagi ada siapa disana?"

"Yang pasti nggak ada Anin. Gimana?"

"Oke!"

Berselang sekitar dua puluh menit, percayalah, mereka tidak menuju basecamp meskipun Jessi menyetujui ajakan Jesslyn untuk ke sana. Mereka justru sampai di rumah dan bertemu dengan Gracia yang sedang asyik menonton televisi.

"Siang ci Greyy!"

"Em hai! tumben kakak sama adek barengan?"

"Ada bisnis berdua, biasalah, want to join?"

"No thanks, ci Gre lagi galau. Kalian udah makan?"

"Belum. Niatnya mau order aja ci."

Gracia manggut-manggut, sambil tangannya menginstruksikan untuk mengikutinya ke arah dapur. Si kembar saling pandang, Jesslyn mengulangi gerakan Gracia menyuruh Jessi untuk menurut saja.

Pemandangan dapur, terutama meja makan yang penuh dengan berbagai macam makanan yang terlihat menggugah selera makan membuat si kembar tercengang.

Rapih, jauh dari kata berantakan.

Tidak menyangka bahwa kakak sambung mereka pandai memasak.

"Kalau masakan-masakan ini nggak enak, kalian boleh order makanan lain. Dah, cici mau lanjut nonton."

Selepas kembalinya Gracia ke ruang santai, si kembar pun kembali saling memandang. Kira-kira dalam benak mereka sama-sama berucap dia galau bermanfaat cuy, kita bikin galau terus aja apa?

Namun kemudian keduanya kompak menggeleng, mana mungkin mereka tega membiarkan cici cantiknya galau melulu. Tapi ya, mungkin ini rezeki mereka, jadi keduanya memutuskan untuk mencuci tangan dan mengambil posisi masing-masing untuk menyantap masakannya Gracia.

"Jadi, Eci mau minta pendapat soal apa?" tanya Jesslyn setelah menghabiskan makan siangnya.

Jessi meneguk minuman untuk menyelesaikan kegiatan makannya. Membiarkan Jesslyn menunggu sebentar lagi.

DOUBLE JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang