- PART 16 -
Halo! Kangen aku nggak? Harus kangen sih, soalnya aku kangen loh sama kalian. Tidak terasa ya, aku sekarang sudah jadi senior di kampus. Dan ada satu hal yang berubah, aku tidak lagi menjadi duri dalam hubungan orang. Terlebih, kini aku sudah bersama seseorang yang lebih baik, dan kupastikan dia tidak sedang berhubungan dengan siapapun.
"Hai, kok nggak ngabarin dulu kalau mau jemput aku?"
Nah, itu orangnya. Lelaki tampan yang saat tersenyum akan memamerkan cacat pada pipinya. Aku baru menjawab setelah memastikan dia duduk dengan nyaman di kursi penumpang sebelah diriku yang menyetir.
Ini bukan karena dia tidak gentleman, memang aku saja yang gabut sehingga punya waktu untuk menemuinya yang baru selesai berkegiatan. Dan kenapa aku yang menyetir? Ya nggak papa, itu artinya aku perhatian dan sengaja memberikan dia waktu untuk beristirahat sejenak.
"Aku tiba-tiba kangen kamu, mumpung kampus masih hari terakhir ospek, jadi masih bisa pergi sepuasnya, hehe.." jawabku sembari menjalankan mobil menjauhi area kegiatannya.
"Iya deeh yang tahun terakhir, bentar lagi sok sibuk deh."
"Berkacalah pada kaca wahai kekasihku.."
"Haha, aku nggak ngaca selalu ganteng kok."
Selama perjalanan yang belum bertujuan ini, kami larut dalam obrolan. Oh ya, kami sudah bertukar posisi menjadi dia yang menyetir, sebenarnya tidak masalah kalau aku yang mengendarai mobil milikku sampai kami memutuskan tujuan. Tapi dia kekeuh, tak seharusnya lelaki duduk santai, yaa aku mengalah saja.
"Gitatatata, mumpung hari masih panjang, gimana kalau kita jalan-jalan sedikit jauh?"
"Kamu besok nggak ada kegaiatan?"
"Ada sih.."
"Yaudah, yang deket aja, nanti kamu kecapean. Kecuali kamu mau kita tukeran posisi."
Maksudnya bertukar untuk menyetir, aku tidak setega itu membuatnya menyetir jauh dan bolak-balik. Tapi sudah kupastikan dia akan menolak pengecualian itu.
"Iyadeeh, yang deket aja. Kita makan dulu ya sayang"
"Iya a' Indra.."
Kekasihku tersenyum sebelum akhirnya kembali memfokuskan diri untuk mengendarai mobilku. Aku selalu suka melihat dia salah tingkah karena belum terbiasa dipanggil aa, jadi kalian tidak perlu heran kalau kokoh-kokoh Jawa ini akan sering kupanggil dengan sebutan kakak laki-laki khas sunda.
Toh dia memang lebih tua dariku.
Kalian pasti sedang bertanya-tanya kenapa lelaki berparas tampan di sebelahku ini, justru menjadikanku kekasihnya, daripada lanjut dengan masa lalunya. Aku tahu, soalnya Felicia sering menceritakan tentang sepasang model couple goals, yang bahkan menurutku mereka memang cocok. Indra Sheeva dan Shania Gracia. Asal kalian tahu, aku bahkan menjauh saat awal-awal Indra mendekatiku. Haha, bukan trauma, aku hanya berusaha menjaga hatiku yang sejujurnya tak pernah kembali utuh karena Amiral.
"Gita? Kok kamu bengong sih??"
"Eh, maaf, tadi aku keinget Eli."
"Temen kamu bikin ulah apa?"
"Ya nggak ada sih, kan belum ketemu juga."
"Oh iyaa.. nah, yuk turun, kita makan disini nggak papa ya?"
Mobilku sudah terparkir rapih, di parking area yang- loh ini sih pinggir jalan. Dia ini sengaja biar diciduk penggemarnya ya?
"Tenang, tempat makannya aman kok, justru kesan privatenya dapet. Kafenya punya temenku yang namanya Jinan. Cuma yaa itu, karena awalnya emang buat privasi, sengaja nggak terlalu keliatan sebagai kafe bahkan nggak punya lahan parkir. Tapi Jinan bilang sih dia mau beli bangunan di belakang kafenya biar bisa akses langsung ke kafe."
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE J
FanfictionApa jadinya kalau kamu punya saudara kembar, tapi terpaut dua tahun pendidikan? Yaa gitu dah.. (Note : Buat para pembaca versi pertama cerita ini, mohon maaf Daee gak mau lanjutin alurnya. Semoga versi ini tetap bisa menghibur yaa..)