PART 28

61 11 0
                                    

Selamat membaca ya, dari aku yang habis pusing tes ini itu tapi tetap sempat buat nulis.

- PART 28 -

Matahari kembali terbit, menantang orang-orang yang enggan memulai hari dan memillih berlindung dibalik selimut. Itulah yang dilakukan Olla. Tak peduli selebar apa Lulu membuka gorden kamar mereka, dia tetap teguh berlindung dibalik selimut tebalnya, mengingat pengaturan suhu kamar yang dibuat sangat dingin.

Tapi keteguhannya runtuh kala bunyi berisik dari ponsel seseorang terus-terusan menganggu kenyamanannya. Dia tahu betul itu adalah ponsel milik Lulu. Tapi sepertinya si pemilik ponsel sedang pergi ke toilet, terdengar dari gemericik air.

"Ck!"

Tanpa melihat siapa penelepon, Olla mengangkat panggilan itu. Bukan karena tidak sopan, tapi seperti sudah menjadi kebiasaan mereka untuk mengangkat panggilan berulang saat pemilik ponsel tidak ada. Kecuali-

"Halo Lulu sayang?"

"Hem?" Olla menyahut seadanya, dia belum benar-benar bangun dari tidurnya.

"Oh, ini Olla ya? Lulunya ada nak?"

Kecuali panggilan dari seseorang, Olla jelas tidak ingin mengangkatnya kalau bukan Lulu yang menyuruhnya untuk mengangkat panggilan itu. Dan sialnya, orang itu yang sekarang sedang menelepon Lulu. Saat menyadari hal ini, Olla langsung terduduk dengan mata yang benar-benar segar.

"Ah! Tante Aksa, iya ini Olla. Kayanya Lulu di toilet tan, mau Olla panggilin?"

"Nggak usah nak, nanti kamu diamuk sama Lulu. Oh ya, kalian lagi liburan? Tante liat absensi kalian, kompak nggak masuk dari kemarin."

"Eung, iya tante.."

Kalimat Olla terhenti ketika melihat Lulu dengan wajah segarnya, dan bertanya tanpa suara. Siapa?

Nyokap lo

Olla turut menjawab tanpa suara. Lalu dilihatnya Lulu bergegas menghampiri dirinya yang memang masih duduk bersandar di ranjang.

"Tolong jangan telfon saya lagi, nyonya Aksa. Terima kasih!"

Panggilan diputus sepihak oleh Lulu setelah dengan kasar merebut ponsel miliknya dari Olla. Dan ponsel yang tidak bersalah itu dilempar keras oleh Lulu dengan asal.

"Sorry, tadi gue masih tidur dan asal angkat telfon."

Tanpa menjawab, Lulu pergi dari kamar mereka.

...


Ketukan pintu dari luar kamar menyeret salah satu diantara si kembar yang masih kompak berselimut untuk melihat siapa tamu yang datang sepagi ini. Siapapun dia, kalau bukan Gracia, jangan harap untuk tidak mendapat cacian karena merusak kesenangan mereka dan membuat mereka terbangun.


"Astaga Oniel! Ganggu banget sih ah, anjing!"

"Hehehehe, mau jemput ayang Anin. Dia pasti sudah bangun, nggak kaya lo!"

Jesslyn tersenyum miring. "Sayangnya, dia nggak tidur di kamar ini."

"Siapa kak?" Teriakan Jessi membuat senyuman Jesslyn kian melebar.

"Ada yang mencari Anin."

"Oh, Cornelio ya? Kasih tau kak, Anin malu kali sama gue, makanya dia nggak tidur disini!" kata Jessi lagi masih sambil teriak.

"Tuh denger sendiri kan?"

Sepasang alis milik Oniel mengerut, bingung dengan apa yang dimaksud oleh Jessi. "Coba cari di kamar Muthia-" Berganti alis milik Jesslyn yang mengerut, mencoba mengingat sesuatu. "Eh, disitu ada Freya. Mungkin di kamar adik lo, atau kalau nggak ada juga coba cari di kamar sahabat lo yang lain, atau kalau tetep nggak ada mungkin bisa tanya Ara. Atau terserahlah, lo mau cari kemana. Yang pasti dia nggak disini."

DOUBLE JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang