PART 13

143 20 8
                                    

- Part 13 -


"Pagi, pak Heru.. Tolong bukain pager ya, mau jemput Jeci nih."

Pak Heru dengan senang hati membuka pagar untuk Dean sebab itu memang pekerjaannya. Baru setengah mobil melewati pagar, Dean menyembulkan kepala dari kaca, disertai sebelah tangan yang mengulurkan plastik putih.

"Ini buat sarapan pak, ada rokoknya juga kok. Saya ke dalam ya pak, nanti tolong bukain lagi pagernya."

"Siap, mas Dean!"


Dean kembali mengendarai mobilnya menuju Uniba, dengan Jessi yang duduk di kursi sampingnya. Tidak ada ketenangan yang dirasakan Dean saat ini, sebab Jessi tidak melakukan apapun selain menatapnya. Alasannya, tatapannya sedikit mesum dan menyebalkan.

"Ngapain sih lu?"

"Kok kamu ganteng banget sih?"

"Astaga, ini masih pagi, serius deh babe, kamu kenapa?"

Dijawab seperti itu, Jessi malah membenarkan posisi duduknya lalu menatap lurus ke jalanan di depan. Jangan lupakan tangannya yang sudah bersedekap. Perempuan itu marah, tapi kecantikannya justru bertambah. Ini aneh.

"I'm on my period, so don't bother me."

Dean termangu, tapi cepat-cepat mengedipkan kedua matanya karena sedang menyetir. Mengemudikan mobil dengan hati-hati agar tidak terlalu berguncang saat ada polisi tidur maupun jalanan yang berhias.

"Mau coklat atau es krim?"

"Dua-duanya."

"Oke, selesai kuliah kita jalan-jalan beli semua yang ayang Jeci mau."


Jessi serta pasangan bucinnya sudah sampai kampus, sesekali mereka menjawab salam dari beberapa teman yang mereka temui. Termasuk dua sahabat yang sedang meperdebatkan sesuatu sampai harus berhenti di persimpangan koridor.

"Hello girls, kalian akrab banget ya.."

Sapaan yang bermaksud menyindir dari Dean mampu mengambil perhatian mereka hingga menyudahi kegiatan debat keduanya.

"Halo kak Anggi, kak Feli.."

"Oh, halo kalian.."

Berbeda dengan Felicia yang membalas sapaan Jessi dan Dean, Anggita justru membuang pandangan ke arah lain. Eli sadar, makanya dia menyikut lengan Gita agar setidaknya tersenyum pada mereka.

Gita mencoba tersenyum dan malah terlihat aneh oleh ketiga orang yang lainnya, lalu menarik Eli untuk segera menuju gedung fakultas teknik.

"Eh kita duluan yaa.." kata Eli yang pasrah saja diperlakukan seperti itu oleh sahabatnya.

Tingkah mereka tak ayal menjadi tontonan pagi oleh mahasiswa lain, khususnya mereka yang kepo bagaimana dua kutub berbeda itu bisa saling tarik menarik menjadi teman dekat bahkan bersahabat.

"Kak Anggi kenapa tuh?"

"Ya mana saya tau."

"Ish Dean, tau ah sebel!"

...


Panas matahari kian terik, tapi tidak menghalangi pengajar ilmu olahraga di BIS untuk menyampaikan ilmu di lapangan yang hanya teduh oleh beberapa pohon rindang di salah satu sisinya.

"Sepanjang saya menyampaikan materi tentang softball, kenapa kalian dari tadi kipas-kipas ya? Padahal kita belum mulai pemanasan loh."

"Panas pak!! Bapak enak ketutup pohon."

DOUBLE JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang