- PART 33 -
...
"Hi girls! how's your school today?"
"It's totally good for me, bang Floren, gak tau ya kalau Freya."
Mendengar namanya disebut, Freya melirik pada Muthe. Freya mengangguk sekenanya sebelum bertanya. "Abang sama bang Fadel cuma berdua aja? Aku juga gak liat kendaraan lain."
"Amiral lagi jemput Jeji, kita rencananya nanti malem mau ke arena. Omong-omong mana si Fadel?"
Bukannya mendengar jawaban dari Muthe ataupun Freya, Floren justru mendengar suara mesin mobil. Disusul dengan rengekan Fadel yang berjalan lesu ke dalam.
"Tega banget sih kaliaaaan, untungnya mereka lewat dan ngasih tumpangan ke bang Fadel."
"Makasih lo sama Jessi, dia yang nyuruh buat kasih tumpangan. Gue sih ogah mungut gembel." sahut Amir kemudian.
Fadel menoyor pelan belakang kepalanya Amiral, yang kemudian mendapat tatapan tajam dari Jesslyn. Jessi cuma geleng-geleng melihat kelakuan mereka yang kadang kekanak-kanakan seperti ini.
"Hai Fe!" sapa Jessi kala bertukar pandang pada perempuan yang memiliki senyum manis itu. "Ada agenda setelah ini?"
Freya hanya tersenyum untuk membalas sapaan si pujaan hati. "Kosong, kecuali situasi yang mengharuskan aku untuk menjelaskan sesuatu ke seseorang di sebelahku ini."
Jessi melihat kedua sisi Freya, hanya ada Muthia yang menatapnya dengan menggemaskan dan Amiral yang baru saja berlalu menuju dapur. Alis Jessi terangkat, masih menatap ke arah Freya. Dia penasaran, situasi apa yang harus Freya jelaskan pada sahabatnya?
"Jadi, ada apa di antara kalian, nona Freyana dan nona Jessi?" Tanya Muthia yang sama gemasnya sekarang, gemas pada sahabatnya yang tampak mengacuhkannya, dan gemas pada Jessi yang tidak bisa ditebak.
"Sekarang belum ada, makanya kasih izin aku untuk ajak temen kamu pergi, dan setelah itu aku pastiin ada sesuatu di antara kami." jawab Jessi berusaha ramah. Tapi justru mengundang tatapan tajam dari Florenzio.
"Nggak ya, gue gak kasih izin Freya pergi sama lo, Jessi."
"Ya sudah, gue bisa lakukan itu disini. Tapi gue gak tanggung kalo Freya ngambek sama lo setelahnya, karena momen gue nembak dia bukan di tempat romantis."
"Ha?"
"Hah?"
"Oh.. Haaah?"
Bugh!
"Aw! Sakit Freyana, kok aku dipukul?"
"Lo bego sih, Je!" sahut Jesslyn gemas.
Dalam hitungan detik, Jessi baru berhasil mencerna situasinya. Lantas ia menepuk keningnya pelan disusul cengiran khasnya yang ia tunjukkan pada Freya.
"Jadi gimana, Feya?"
"Apanya yang gimana, ci? Mending kamu sini deketan deh!" Jessi menuruti ucapannya Freya. Tapi kemudian terkejut karena pipinya dikecup oleh Freya. "Jadi pacar aku ya, ci?"
Jessi berkedip cepat, kemudian menggangguk juga dengan cepat.
"Kamu sudah liat sendiri jawabannya ya, Mu? Gak usah nanya lagi." kata Freya, kali ini ia mengarahkan pandangannya pada sahabatnya.
Muthia mengangguk, sebelum akhirnya berteriak dengan heboh. "Ok guys, hari ini kita jajan sepuasnya ditraktir ci Jessi!" , iapun langsung membuka aplikasi hijau untuk memesan makanan.
"Heran, mereka anak-anak orang kaya, kok masih suka gratisan." gumam Jessi.
"Sabar ya, ci, aku juga suka kartu unlimitednya bang Flo, padahal punya kartu sendiri dari bunda Nao dan bunda Sinka."
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE J
FanfictionApa jadinya kalau kamu punya saudara kembar, tapi terpaut dua tahun pendidikan? Yaa gitu dah.. (Note : Buat para pembaca versi pertama cerita ini, mohon maaf Daee gak mau lanjutin alurnya. Semoga versi ini tetap bisa menghibur yaa..)