PART 9

166 23 1
                                    

- Part 9 -

Hari kedua kesepakatan si kembar berlangsung, Jessi ke sekolah diantar oleh Dean. Sepanjang menyusuri lorong sekolah menuju kelas, telinga Jessi tak henti mendengar bisikan-bisikan dari beberapa murid di belakangnya yang juga baru sampai dan melihat Jessi turun dari mobil Dean. Akan tetapi ketika Jessi menoleh pada mereka, Jessi malah mendapati mereka berbisik sembari melirik ke arahnya. Alasannya yaitu, Dean juga ikut keluar dari mobil.

"Dia bukannya pacaran sama Amir ya?"

"Cowo yang nganter juga ganteng woy."

"Kalian gak takut dilabrak temen-temennya Amir?"

"Santailah, mereka gak denger kalo gak ada yang ngaduin."

Bisik-bisik itu terhenti kala Freya, yang ternyata salah satu dari murid yang baru sampai itu, mengeraskan suara sembari mendekatkan ponsel pada telinganya. Perempuan dengan senyum manis ini berhasil menyusul langkah mereka.

"Halo bang Flo, kenapa? ..... Mau nebeng? Yah, Feya udah di sekolah. ..... Oh, ini aku masih di koridor kelas sebelas terus ada yang lagi gosip bang, biasalah perempuan."

Freya menunduk begitu melihat kakak kelasnya berhenti, menunjukkan tata krama yang diajari oleh bunda Sinka. Lalu kembali berbicara pada sambungan telfonnya. "Ubah jadi vikol bang? ..... Feya males liat muka abang. Udah sana abang berangkat, salam buat bunda Nao ya bang. ..... Iya, love me too."

Saat panggilannya terputus, Freya memutar tubuh untuk menghadap pada kakak kelasnya, sekadar menunjukkan senyuman manisnya serta pamit sekali lagi dengan benar. "Duluan yah kakak-kakak, mau titip salam buat bang Flo atau temennya gak?"

Tidak ada yang menjawab, membuat Freya mengendikkan bahu acuh dan kembali berjalan menuju ruang kelasnya. Dalam langkahnya Freya tertawa, sebab yang ia telfon bukanlah kakak sepupunya melainkan Muthia.

Tapi ya, karena yang ditelfon adalah Muthia, maka obrolan mereka berdua dapat dipastikan langsung sampai pada telinga Fadel.

"Lo kayanya kelamaan diem deh Mir, makanya mereka mulai berani gosip."

"Heh, gue kan selama ini emang diem, Del."

"Diemnya seorang Amiral Fathah Yesafa tuh kaya gimana sih? Bayar Virgi buat gebukin Genta yang nyenggol Syafiq, bayar Wendy buat ngerjain cewek-cewek yang sinis ngeliat Lulu sama Olla karena deket sama lo, atau-"

"Bayar Clara buat menjauhkan cewek-cewek yang menurut lo udah gak worthed buat lo. Padahal kalo cuma ngurus masalah gebug-menggebuk atau ngerjain orang, kita cukup sering praktek di kelas." sambung Oniel.

"Nanti Anin sama Muthia minta putus, nangeees.. Udah deh, masalah ini dua hari juga beres dah."

"Saya bucin, saya diam."
"Namanya juga bucin ya Mir, kadang tolol."

"Iya, gue kalo lagi bucin kadang skip racing." celetuk Amiral tiba-tiba disaat Fadel serta Cornelio sebenarnya ingin menyudahi obrolan mereka.

Mereka sedang di rofftop sekolah, dipenghujung waktu istirahat siang. Niat Fadel dan Oniel yang akan kembali ke kelas, mereka urungkan. Bahkan mereka langsung berpikir untuk bolos saja sampai nanti pulang sekolah.

"Hah? Jadi selama ini lo skip racing karena ngebucin?"

"Bukan, cuma gak dapet izin aja dari ayang. Buktinya gue tetep ikut nonton kan?"

"Bodo amat, jingan! Gue penasaran siapa cewek yang kena sial itu?"

PLETAK

Bunyi nyaring yang berasal antara benturan dua bagian tubuh dari dua orang berbeda, menjadi jawaban atas pertanyaan dari Cornelio. 

DOUBLE JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang