Dan selama cerita mengalir, baik Gracia maupun mereka yang hanya mendengarkan ceritanya, tidak sadar kalau ada yang ikut menyimak percakapan mengenai si kembar.
"Wih, bakal trending nih kalau beritanya tersebar. Harusnya tadi Olla ikut mampir, gue berasa jomblo ke kafe sendirian. Eh gue emang jomblo deh. Haha"
-PART 3-
Ah, kenapa sih hari ini rasanya waktu berputar lambat? Kemarin aku bisa lolos dari Indah yang hanya dengan menatapku saja, aku tahu betul kalau dia ingin aku menjelaskan pertemuan tak terduga dia dengan Jessi. Aku juga masih ngambek pada kembaranku itu.
Tapi hari ini apa?
"Aku manekin aku diam!"
Nah itu, itu maksudku. Tentunya suara lantang itu bukan berasal dari bibir Indah. Karena setelahnya, seseorang menyahuti seruan tersebut dengan suara yang tak kalah lantang.
"Heh bocah bunga, jangan ganggu dia, kita belum bisa bedain mana yang asli dan mana yang ada badaknya."
Apa sih maksud mereka? Kenal saja tidak, eh mungkin belum, eh tidak tahu juga deh kalau Jessi sudah berteman dengan mereka. Akhirnya aku melirik pada Amir, karena hanya dia orang yang aku kenali diantara orang-orang itu, tapi dia hanya diam di kursinya meski sorot matanya memperhatikan dua orang yang tadi.
"Jangan panggil gue bocah, Olla. Gue cuma kurang tinggi, bukan kurang kapasitas otak."
"Hahaha anjir, kalo kurang kapasitas otak berarti bego dong?"
Tawa mereka pecah, termasuk Amir dan tiga orang lagi yang belum kuingat siapa masing-masing pemilik nama itu. Dua orang yang sedari tadi bersahutan dengan suara lantang serta tiga orang lainnya adalah Febriolla, Syafiq, Cornelio, Fadel dan Lulu.
"Bego itu kalo gak naik kelas sampai dua kali, Piq!"
Kukerutkan dahi setelah mendengar jawaban salah satu yang lainnya, kalau tidak salah namanya Fadel. Apa mereka sedang menyindirku? Kututup mata sejenak sebelum akhirnya melirik Indah yang kini memperlihatkan ekspresi wajah berbeda dari sebelumnya. Seperti terganggu dengan orang-orang itu.
"Jadi, mau cerita sekarang kan?" tanya Indah penuh harap.
"Iya, tapi kita ngobrol di luar aja."
Setelahnya aku dan Indah berjalan ke luar kelas dengan aku yang mengekor di belakang Indah. Hampir sampai pintu kelas, salah satu dari mereka kembali berseru dengan suara lebih lantang. Bisa kukatakan dia berteriak, mungkin agar terdengar seisi kelas.
"Indah, hati-hati ya! Nanti ketularan bego!"
Bacot!!
Aku mengikuti Indah sampai ke lapangan outdoor yang pada beberapa sisinya terdapat saung-saung kecil untuk berteduh dari terik matahari bagi mereka yang ingin menyantap makan siangnya tapi bosan dengan suasana di kantin.
Di salah satu saung itu, Indah menghentikan langkahnya lalu duduk dan menatap lurus pada beberapa siswa yang belum menyelesaikan pertandingan kecil mereka.
"Lo Jessi atau Jesslyn?"
"Jesslyn"
Indah menatapku, dari atas kepala sampai ujung sepatuku lalu kembali naik dan berakhir menatap mataku.
"Oke, yang sekolah disini namanya emang Jesslyn, tapi lo beneran Jesslyn?"
"Iya gue Jesslyn, kalau lo sepenasaran itu, biar gue kasih tau satu rahasia. Yang minggu lalu sekolah itu Jessi. Selesai."
Indah terlihat berpikir. "Terus lo sekolah di sekolahnya Jessi?"
Aku menggeleng pelan. "Gue kuliah."
"Ah sial, gossipnya bener. Kok bisa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE J
FanfictionApa jadinya kalau kamu punya saudara kembar, tapi terpaut dua tahun pendidikan? Yaa gitu dah.. (Note : Buat para pembaca versi pertama cerita ini, mohon maaf Daee gak mau lanjutin alurnya. Semoga versi ini tetap bisa menghibur yaa..)