PART 10

169 21 7
                                    

"Kamu gak kangen sama aku apa, Yaang? ..... Haha, bukannya udah diwakilin sama Oniel sama Fadel? Harusnya tuh kamu come out sama kembaran aku tau, biar dia gak dendam lagi sama kamu ..... Yaudah jemput ya, aku tunggu. Hati-hati, love!"

Sambungan telfon masih terhubung, namun ponsel yang tadinya masih di dekat telinga sudah terjun bebas ke kasur karena Jesslyn terkejut dengan kehadiran Jessi.

"Come out tentang apa, kak? Terus itu siapa yang lagi nelfon? Pacar lo? Amiral ya?"

-PART 10-

"Eh?"

Jesslyn berkedip, tidak menyangka kalau Jessi akan mendatanginya malam ini, sebab seingatnya sedang ada Dean yang datang berkunjung. Dan biasanya sepasang kekasih itu akan lupa segalanya, termasuk keberadaan dirinya.

Tidak mendapat jawaban dari sang kakak, Jessi melangkah masuk dan duduk di kursi belajar menghadap pada Jesslyn. Diliriknya ponsel yang masih menunjukkan nama kontak Siapa ya?   dengan panggilan yang masih berlangsung.

"Oh, beneran Amir, kak?"

"..."

"AYAAAH-"

Jessi tidak bisa melanjutkan ucapannya yang ingin mengadu karena mulutnya langsung dibekap oleh Jesslyn, setelah si pelaku berhasil memutus panggilan padaponselnya. Lihat tuh, Jessi doang saja sudah heboh begini. Jadi sebaiknya, jangan sampai ayahnya tahu sekarang juga. Berujung pada dua pasang indera pendengar disana menangkap suara langkah kaki yang buru-buru mendekat.

Tak lama, pintu kamar Jesslyn terbuka kian lebar, menampilkan sosok Ayah Val bersama Dean disana.

"Apa?"
"Kenapa weh?"

Jesslyn menunjukan cengirannya sambil melepas tangannya yang masih menutupi mulut Jessi. "Hehe.."

"Malah nyengir, adek kenapa teriak-teriak di kamar kakak?"

"I-ini yah, adek katanya masuk final turnamen basket di kampusnya, terus mau minta ayah buat nonton dia tanding hari sabtu." jawab Jesslyn cepat.

"Yaaa, gak usah teriak dong, kamu bikin panik si Dean aja. Lagian ayah mau ngedate sama mama Tania hari sabtu."

"Lah kok Dean, yah?"

"Ya kalo gak panik, kamu ngapain kesini?"

Benar juga, begitu pikir Dean sebelum syaraf di otak kepalanya hanya berhasil memerintahkan untuk menunjukkan cengirannya.

"Udah ah, kalian ini gangguin ayah main game aja deh. Ini pasti langsung defeat deh."

Valerie meninggalkan kamar Jesslyn sambil misuh-misuh, membuat anak kembarnya serta calon menantunya menatap tak percaya pada sosok ayah di rumah itu. Kini Dean jadi tahu kalau kebiasaan kekasihnya yang suka misuh itu ternyata bawaan orang tua.

"Yaudah ah gue sekalian pamit pulang, habisnya dianggurin ayang."

"Sono-sono, hati-hati nyetirnya, salam buat mama Shenna."

"Oke, kalian jangan ribut, langsung bacok-bacokan aja biar cepet selesai." Setelah mengatakan itu, Dean kabur. Meninggalkan Jesslyn yang menganga, serta Jessi yang sudah siap melayangkan lampu belajar milik kakaknya.

"Jadi, ada yang mau lo kasih tau?" cerca Jessi setelah menaruh kembali lampu belajar ke tempatnya semula.

"Ikut aja yuk, biar dia yang cerita."

"Oke."

...

Jesslyn serta Jessi sudah rapih dengan style mereka masing-masing. Jesslyn memakai tanktop hitam dibalut cardigan coklat tua dengan long pants warna putih dan sepatu kets yang senada dengan warna celananya, sementara Jessi hanya memakai hoodie putih dengan short pants hitam dan sandal slip on warna hitam.

DOUBLE JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang