- PART 31 -
...
Setelah kejadian semalam, paginya mereka segera pulang ke Jakarta. Benar-benar pulang. Selain karena diceramahin Jinan dan Gracia, mereka hampir masuk berita lokal Bali karena ada penggemarnya Atin yang 'sembarangan' posting video.
Tentu saja Cathrine langsung posting foto dengan latar lokasi lain, dibantu sama agensi papanya. Jadi bisa dipastikan dua anak dari pemilik Tresna Entertainment ini bakal kena semprot oleh pak Tresna.
"Hachuu!"
Seseorang bersin. Tapi ini berhasil menyadarkan orang disebelahnya, yang langsung menegakkan badan dan berkedip cepat.
"Ara pusing?" tanya dia setelah sadar seseorang yang bersin tadi adalah kekasihnya.
"Nggak, hidungku tadi gatel, ka Chika. Kayanya ada yang ngomongin aku nih."
Chika menjawil hidung bangir kekasihnya, kemudian melepaskan headphone nya untuk dipakaikan pada Ara.
Headphone sudah berpindah, disertai tangan Chika yang masih betah modus mengusap-usap pipi Ara, jangan lupa tatapan penuh cinta dari satu sama lain menambah suasana penuh romantis di kursi penumpang pesawat, tapi dibuyarkan seketika oleh seorang Jessi.
Chika berdecak sebal. Lupa kalau ada mantan abangnya yang duduk di paling ujung dekat jendela.
"Sorry banget nih Jes, gue tau hubungan lo sama abang gue udah gak bisa diperbaiki, tapi kan gue gak salah nih ya? Jadi, ada apa?"
"Gak ada apa-apa sih, tapi gue mau nanya deh sama kalian."
Ara memberikan tekanan pada tangan kekasihnya yang sudah ia turunkan dari pipinya. Kemudian mewakili menjawab untuk mencegah sang kekasih menjawab dengan nyeleneh. "Ada apa ka Jessi?"
"Sudah berapa lama kalian pacaran?"
"Hem, aku lupa ini udah pernah ditanya atau belum, tapi sekarang tahun kedua kami."
"Gimana ceritanya kalian bisa saling confess?"
"Aku mau tanya dulu deh, menurut ka Jessi, siapa yang duluan confess?" Ara malah bertanya balik pada Jessi, bukan enggan menjawab, hanya ingin saja.
"Pastinya Chika, bukan lo. Bener kan?"
"Hahaha!" Ara tertawa lepas. Beberapa dari mereka bahkan sampai menoleh ke arah mereka. Si pendiem tiba-tiba ketawa, malah cantik banget pas ketawa.
"Oh?" Jessi heran, tapi kemudian memahai tawanya Ara. "Padahal yang agresif Chika ya.."
"Yah begitulah. Waktu confess sih menurutku nggak ada yang spesial karena aku emang cuma mau mengutarakan aja. Siapa sangka berbuah manis, hehe.."
"Ih Araaa, nggak usah dijawab tau.." rengekan Chika mengundang senyum gemas Ara. Wah, Ara banyak senyum hari ini.
Tangan Ara yang masih menggenggam tangan Chika sedikit bergerak. Gerakan itu tak luput dari pandangan Jessi, yang ternyata lagi diusap-usap lembut banget sama Ara.
"Dia lagi 'wonder' karena dideketin bocah kemarin sore, tentu aku harus jawab."
"Maksud kamu si adiknya taneman?"
"Yang pasti bukan aku, ka Chika sayang."
"Untung Ara yang ngomong, jadinya nggak eneg! Kalo Chika udah gue tampol tuh." Jessi menggerutu, namun helaan nafas kasar terdengar kemudian. "Dia nggak terang-terangan deketin gue, jadi gue bingung, apalagi gue baru patah hati kan."
"Iya, jangan buru-buru, dan inget, itu keputusan lo, kak!"
...
Perjalanan udara yang tidak membutuhkan waktu lama, membuat mereka tiba di Jakarta juga di waktu yang masih sangat pagi. Beberapa dari mereka memilih bersantai sebentar di basecamp mewah mereka, sementara beberapa memilih pulang khususnya penumpang paksa alias Frensis.

KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE J
FanfictionApa jadinya kalau kamu punya saudara kembar, tapi terpaut dua tahun pendidikan? Yaa gitu dah.. (Note : Buat para pembaca versi pertama cerita ini, mohon maaf Daee gak mau lanjutin alurnya. Semoga versi ini tetap bisa menghibur yaa..)