- PART 24 -
Hello! Long time no updates!
...
Malam harinya, Gracia benar-benar menjemput kasir minimarket yang ia kunjungi sebelumnya. Bahkan dengan sangat niat, ia mempersiapkan keperluan untuk kasir itu untuk mengantisipasi penolakan sekaligus bisa langsung menyeret paksa.
"Heh, kok jadi rame bener?" sewotnya begitu sampai di ruang tunggu bandara. Mengabaikan seseorang di rangkulannya yang sudah lebih sewot dari dirinya.
Tapi tidak ada yang berani menanggapi Gracia saat melihat aura seseorang di sebelahnya. Ekspresi wajahnya terlalu datar, dan terlihat sangat ingin menerkam seseorang lainnya. Meski begitu, dia tampak manis dan berkarisma.
"Bisa tolong lepas rangkulan tangan anda, nona Gracia?"
"Nggak bisa, sayang, nanti kamu hilang." jawabnya santai, ditambah dengan tatapan teduh Gracia pada lawan bicaranya. Tapi kemudian tatapannya berubah tajam saat menghadap pada sekumpulan remaja di hadapannya. "Bocil-bocil kenapa pada ikut deh? Kak Gre jadi nggak bisa melakukan adegan dewasa sama calon pacar- aw!"
Orang dalam rangkulan Gracia akhirnya berhasil melepaskan diri, dan langsung melipat tangan di depan dada bidangnya.
Pfft!
"Haha, asli ini lucu! Mau ketawa mah ketawa aja, nggak usah ditahan guys!" Celetuk Cindy.
"Diem kamu Cin!" sewotnya pada teman sepermodelan. "Ish! Kamu kok kasar sih sayang?" katanya setelah Gracia kembali memusatkan perhatian pada orang di sebelahnya.
"Cukup ya? Karena gue bukan pacar lo, jadi tolong berhenti panggil sayang. Dan gue menolak ikut. Gue pamit!"
Tiba-tiba Jinan mendekat dan menggantikan Gracia merangkul orang itu. Disusul oleh Amiral di sisi satunya.
"Sudahlah bro, kita cuma mau liburan. Perizinan lo sudah diurus sama cewek gila yang nyeret lo. Jadi yuk kumpul sama cowok ganteng di sebelah sana." Kata Jinan diakhiri dengan senyum menawannya.
"Atau mau cari smoking area? Gue temani bang. Oh ye, gue Amir. Dia abang gue, Jinan, tapi panggil aja Jin."
Orang yang berada di tengah-tengah kakak beradik itu menghela nafas panjang. Tapi kemudian memilih untuk mengalah.
"Gue Frensis, kayanya ide bagus kalau cari smoking area. Penat seminggu ini ketempelan makhluk halus." Ucap Frensis sembari melihat Gracia dengan tatapan malasnya.
Jinan melepaskan rangkulan pada Frensis, tentu, karena dirinya tidak merokok seperti adiknya. Berbeda dengan Amir yang memberikan kode pada teman-temannya untuk mengikutinya ke smoking area masih sambil merangkul Frensis.
Setelah kepergian Amir; Frensis; Liyo; Syafiq dan Fadel, Gracia diberondong pertanyaan oleh adik-adiknya. Tidak hanya si kembar, namun yang lainnya juga turut penasaran.
"Itu kasir yang tadi siang bukan sih?" Pertanyaan Jesslyn lah yang menjadi awal penyerangan pada Gracia.
"Hah, dia kasir? Yang bener Lu?" Sahut Olla yang memang tidak tahu kejadian siang tadi.
"Yang dibilang Jeji bener kok, La. Tapi gue yakin deh, bang Frensis kalau dibilang model juga, lo bakal percaya."
"Kak Gre dapat kasir juga speknya bukan maen.."
"Gre, kalau kamu nggak serius sama Frensis, mending jangan deh."
"Kalau kak Gre gak serius sama bang Frensis, ya buat aku aja kak."
Semua mata kompak melihat Lulu. Celetukan disertai pandangan kosong khas orang-orang yang sedang halusinasi berhasil menjadi pusat perhatian. Beralih dari Gracia yang kini mulai jengah pada mereka dan berakhir menyahuti celetukannya si Lulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE J
FanfictionApa jadinya kalau kamu punya saudara kembar, tapi terpaut dua tahun pendidikan? Yaa gitu dah.. (Note : Buat para pembaca versi pertama cerita ini, mohon maaf Daee gak mau lanjutin alurnya. Semoga versi ini tetap bisa menghibur yaa..)