- PART 23 -
Hello! Long time no updates!
...
"Okay sekali lagi, iyaa- bagus!"
Suara arahan dari seorang fotografer diiringi shutter kamera menyebabkan senyum lega dari seseorang yang menjadi model barusan.
Si model tersenyum pada staff yang turut membantu menyukseskan acara pemotretan kali ini. Kecuali seseorang yang sedari tadi mengomentari pergerakannya. Pak Tresna yang tidak lain adalah ayahnya sendiri.
"Kenapa sih mas, masih sensi banget sama papa?"
"Papa tau sendiri, Liyo nggak suka dunia entertain, malah disuruh gantikan model papa!"
"Ya sudah sih mas, hasilnya bagus kok, tuh ganteng banget. Mirip pokoknya lah sama bapaknya!"
"Bisa-bisanya malah narsis. Sudah ah, Liyo mau ganti baju. Ayo Nin, kamu jangan nunggu disini, ada om-om."
Cornelio menarik tangan Anin menjauh dari studio tempatnya photoshoot. Mengabaikan sang ayah yang meneruskan kepercayaan dirinya.
"Ayo Anin, om ganteng masih nerima model cantik!"
"Nanti dulu, Pa! Anin bujuk Oniel dulu, ahaha.."
Sebenarnya mereka berdua, maksudnya Cornelio serta Anin, mau ikut si kembar yang jengukin mamah sesuai dengan ucapan mereka tempo hari di rumah sakit. Mau kenalan sekalian mendoakan mamah agar bahagia di surga sana.
Tapi tiba-tiba pemilik Tresna Entertainment alias papahnya menelfon dan mengatakan sesuatu yang membuatnya datang ke kantor sang papa. Eh kok rupanya disuruh menggantikan model yang tiba-tiba sakit.
Kadung sampai di sana, Cornelio terpaksa menuruti permintaan sang ayah. Tapi sesaat itu pula dirinya menyesali pilihannya. Sang kekasih, tampak kesal setelah ia mengenakan wardrobe sesuai tema, sebab hampir semua pasang mata staff perempuan jadi menatap kagum padanya. Apalagi mereka yang tidak tahu kalau model mereka adalah anak pemilik agency.
Sampai pak Tresna memperkenalkan sang model, yang secara tidak langsung mengumumkan sesuatu.
"Nah teman-teman, ini yang akan menggantikan model kita hari ini. Dia putra saya, Cornelio Van Esha, kakaknya Atin. Dia jangan digenitin ya, nanti kalau calon menantu saya marah, Liyo nggak bakal mau jadi model lagi."
Dan reaksinya Anin tentu sesuai yang diharapkan. Pipinya merona, menahan senyum agar tidak terlalu lebar, dan sedikit menundukkan kepala. Beda sama Liyo yang langsung buru-buru menatap papanya dengan tatapan tidak percaya.
Jadi setelah ini, bakal ada pemotretan lain? Oh tidak!
"Kamu kenapa senyum-senyum Nin? Belum aku gombalin padahal." Pertanyaan Cornelio menarik Anin kembali pada tempatnya berpijak.
"Ish, ganggu aja! Calon menantu lagi seneng iniii.."
"Iya deh calon menantu, coba sekarang kamu telfon yang lainnya, pada ngumpul atau jalan masing-masing?"
"Pada di rumah si kembar selain Olla, dia ke gereja. Kita libur kapan sih? Ajak mereka jalan-jalan yuk, sayang.."
"Kenapa harus nunggu liburan? Sepulang Olla dari gereja, kita langsung pergi aja bisa kok."
"Nggak seru kalau cuma sebentar, mau yang agak lama ih.."
"Ya izin aja, bolos kalau nggak mau ribet."
"Boleh deh sekali-kali."
...
Jangan percaya dengan omongan Anin yang bilang sekali-kali, karena.. dampak dari terlalu sering bersama 6-freak ketambahan Jesslyn, Anin tuh sering bolos. Tapi ya sudahlah, sekarang berpindah menjadi latar sebuah minimarket, terlihat beberapa pengunjung yang berkelompok. Hanya satu orang yang bersemangat memilih belanjaan di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE J
FanfictionApa jadinya kalau kamu punya saudara kembar, tapi terpaut dua tahun pendidikan? Yaa gitu dah.. (Note : Buat para pembaca versi pertama cerita ini, mohon maaf Daee gak mau lanjutin alurnya. Semoga versi ini tetap bisa menghibur yaa..)