PART 25

106 21 0
                                    

- PART 25 -

Sementara itu di salah satu kamar, ada para lelaki dari 6-freak. Mereka tengah berbincang ringan, sembari memainkan game mobile.

"Lah iya, lo kenapa nggak ngajak Indah, Flo?" Tanya Oniel, niatnya ingin meledek sahabat rasa adik laki-lakinya.

"Gue kira kita pergi paling banyak cuma sepuluh orang, pasti kagak dibolehin juga dia sama orang tuanya."

Oniel menggaruk tengkuknya, dia lupa kalau orang tua Indah adalah strict parents, tidak sebebas orang tua mereka yang memang berlatar dunia entertainment. Untung saja Anin sudah sering mereka ajak berlibur bersama 6-freak, jadi orang tuanya mulai sedikit percaya untuk memberi izin.

Teringat Anin, Oniel baru sadar kekasihnya tadi bilang ingin menemui Ara karena sesuatu, tapi tiba-tiba ruang kamar yang sedang mereka tempati dibuka kasar, yang memang sengaja belum dikunci karena mereka belum ingin tidur.

"Loh Freya, kamu berenang? Ish, ini malem loh! Nanti flu, abang juga kenak omel bunda!" Meski merajuk, Floren tetap berdiri untuk memberikan handuk pada sepupunya, tidak lagi mempedulikan permainannya. Setelah mendapatkan handuk dari dalam tasnya, lelaki yang berperawakan kecil itu mendekati Freya. "Kamu mandi, jangan lupa sampoan. Nanti abang suruh Muthe bawain ransel kamu kesini."

"Thank you abang.." Freya mengikis jarak, ingin memeluk sepupunya. Tapi urung saat melihat Jesslyn memasuki kamar, dan langsung ke kamar mandi tanpa mengucapkan apapun lagi.

"Hei yaaang, sini-sini.." Sapa Amir, tangannya menepuk-nepuk paha, mengisyaratkan Jesslyn agar duduk dipangkuan dirinya.

Gagal sudah permainan mereka, karena kini Oniel turut menghentikan permainan, ia bahkan melempar ponselnya dengan asal setelah Amiral lebih memilih bermanja pada Jesslyn.

Menyisakan Fadel yang mulai misuh-misuh.

"Babi klean semua!"

Oniel mengedikkan bahu acuh, lalu keluar mengikuti Floren. Pikirnya, yang dilakukan Freya barusan bagus juga.

"Lo mau nyari Anin apa gimana?" Tanya Floren setelah menoleh dan mendapati Oniel yang mengikutinya.

"Mau ke kolam, pengen berenang juga kalau gak dingin, kalau dingin yaa paling ngevape."

"Oh oke, ntar gue nyusul habis nganterin ransel Freya."

Oniel mengangguk saja, lalu berpisah arah dengan Floren. Begitu sampai di kolam, dia melihat Dean duduk di kursi yang tersedia.

"Oi bang, sendirian aje."

"Eh, ya gitulah. Lo juga sendirian? Biasanya se-geng."

"Haha, berasa gangster. Nanti Flo mau nyusul sih bang."

Dean mengangguk, tangannya merogoh saku pakaiannya untuk mengambil pod vapor. Lalu mengikuti Oniel yang sudah lebih dulu menghembuskan asap beraroma manis.

Oniel yang masih berdiri memilih duduk di pinggir kolam dan memasukkan kakinya sebatas betis ke dalam kolam. Dingin. Berapa lama Freya berenang? Tapi kenapa dia tidak terlihat menggigil?

Terserah saja, dirinya membatalkan keinginan untuk berenang. Bisa-bisa wajah tampannya mengkerut dan berkeriput karena kedinginan.

Sampai pada hembusan kesekian, Oniel melemparkan pod miliknya bertepatan dengan kedatangan Floren.

"Anjing emang ya anak orang kaya, pod mahal maen lempar aja ke kolam. Kena denda lu besok pagi."

"Gue bayar, sama gaji pegawainya sekalian. Lewat Amir! Haha"

"Haha bangsat! Eh ada bang Dean."

Dean yang disapa hanya menggerakkan alis sebagai jawaban. Floren kemudian melanjutkan langkahnya mendekati Oniel dan duduk di sebelah sahabatnya.

DOUBLE JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang