PART 2

385 36 13
                                    

- PART 2

Hari ini hari sabtu, berarti lima hari sudah kami bertukar tempat. Seharusnya sih hari ini kami tetap bertukar karena aku masih ada jadwal ekstrakurikuler, tapi toh aku bisa bolos, jadi kami setuju untuk menyudahi tukar peran kami.

TING TONG

Mendengar suara bel, aku melirik jam dinding di kamarku. Benda itu tidak rusak dan sedang menunjukkan pukul lima lewat delapan belas menit. Orang gila mana bertamu ke rumah orang sepagi ini?

Dengan malas, aku turun ke lantai satu rumahku untuk membukakan pintu. Jangan mengharapkan Jessi akan membukakan pintu sepagi ini, jadwal kuliahnya saja tidak ada yang mulai pukul delapan pagi. Apalagi di hari libur begini, kalau dipikir-pikir Jessi liburnya panjang juga ya? Dari sabtu sampai senin.

"Aiiissshh, bang Dean! Mau ngapain sih dateng jam segini?"

"Mau bangunin si adek, mau ngajak olahraga. Biar dia gak tidur mulu!"

"Yaudah ayo, lo bangunin sendiri."

Setelah mengatakan itu, aku berjalan ke kamar Jessi yang bersebelahan dengan kamarku. Kuputar handle pintu kamar Jessi.

Cklek

"Eh, kebuka? Gak biasanya dia gak ngunci pintu begini.."

Melirik pada bang Dean yang ternyata hanya mengendikkan bahunya. Seperti takt ahu menahu alasan Jessi tidak melakukan kebiasaannya mengunci pintu saat tidur. Ah, paling sudah janjian.

"Ya udah sono gih bangunin."

Aku mempersilahkan bang Dean masuk lebih dulu. Dia berjalan ke ranjang tempat Jessi menggelung dirinya di dalam selimut, sedangkan aku berjalan ke kursi belajarnya.

Kulihat Jessi terusik akibat ulah bang Dean yang menurunkan selimut yang menutupi kepalanya. Tapi Jessi tetap pada posisinya yang ternyata menghadap pada bang Dean.

"Eji, jangan ganggu ih, aku masih ngantuk." Sedikit terganggu dengan jari bang Dean yang menusuk-nusuk pipi Jessi.

"Bukan gue yang gangguin lo!" jawabku sambil menahan tawa.

Kini kulihat bang Dean mendekatkan wajahnya pada wajah Jessi. Kata kasar sudah diujung lidah dan siap untuk kulontarkan pada orang itu yang ternyata hanya mengecup pipi Jessi.

Jessi mulai menepis apapun di dekatnya. "Ngapain sih ah cium-cium, makanya Eji cari pacar sana!" katanya namun masih sambil memejamkan mata.

"Udah dibilang bukan gue, makanya bangun, kita kesiangan nih."

Tanpa menyahut lagi, Jessi menggeliat sebelum akhirnya memilih bangun. Mengedarkan mata sebentar lalu berhenti pada bang Dean dengan tatapan sebal. "Dean Giovano Allan! Kamu ngapain sih!" ada jeda sejenak pada ucapannya karena menyadari kehadiranku. "Lo juga, kenapa lo ngajak dia masuk kamar gue!"

"Gara-gara dia gue jadi harus buka pintu buat tamu gak tau waktu, jadi kita impas!"

Sementara itu kulihat bang Dean malah cengengesan. "Jangan marah-marah ih, masih pagi."

"Terserah, aku mau lanjut tidur."

"Kebo banget sih.." Bang Dean bergumam, namun suaranya terdengar jelas sekali di telingaku, sepertinya dia sebal karena kekasihnya itu hobi sekali tidur. Aku masih memperhatikan bang Dean, "Aku itu kesini mau ngajak kamu olahraga, babe!"

"No, aku belum cukup umur buat kamu ajak –"

CTAK

"Hem, belum waras ternyata, udah sana tidur lagi aja, gue olahraga sama Jeji aja!"

DOUBLE JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang