PART 14

135 13 3
                                    

- PART 14 -

Aku tahu, ada yang sedang mengganggu pikiran saudara kembarku, serta kekasihku. Tapi aku kesal, karena tidak tahu apa permasalahannya. Hingga rasanya ingin sekali kutarik dua orang yang kusayangi itu agar kami duduk bertiga dan bertukar pikiran, tapi mereka seakan bergantian untuk menghindar.

Minggu lalu, tepatnya di hari sabtu, keluargaku mulai fitting baju untuk acara pernikahan ayah dan mama Tania. Aku tidak datang bersama Jesslyn, bahkan kami tidak bertemu di butik yang menjadi tempat pilihan mama Tania untuk memesan gaun. Dia bilang sih ingin datang bersama Amiral, tapi sampai aku bosan dan menjatuhkan pilihan pada salah satu dress cantik disana, mereka tak datang jua. Aku tak begitu saja menerima dress yang sudah jadi itu, tetap meminta untuk diberi sedikit sentuhan perancangnya, agar terlihat berbeda tentu saja.

Kalau kata ayah sih, Jesslyn datang bersama Amiral kira-kira dua puluh menit setelah aku dan Dean meninggalkan butik karena kekasihku itu tiba-tiba dihubungi Chika yang minta dijemput karena ban mobilnya bocor. Jadilah aku serta Dean malah ikut hangout bersama Chika dan teman-temannya.

Sekarang ini, di hari kamis yang khidmat, maksudnya setelah berkutat dengan materi-materi baru yang kudapat di kampus tadi hingga siang hari, kini aku sedang bersantai menonton Time to Twice.

Tapi suara pintu kamarku yang diketuk lalu dibuka dari luar menginterupsi kesenanganku karena membuat leherku otomatis bergerak untuk melihat siapa yang datang. Mamanya kak Gracia yang segera menjadi mamaku, mama Tania.

"Ada apa, ma?"

"Kamu gak sibuk kan, sayang? Anterin mama pulang dong, kak Gre tiba-tiba ngabarin nggak bisa jemput."

"Oke, Jeci ganti baju dulu, mama tunggu di mobil aja."

Singkatnya, kini aku dan mama duduk bersebelahan di mobil milik ayah, dan tentu saja aku yang mengendarai mobilnya. Sebenarnya sih ayah sudah menawarkan untuk mengantar, tapi mama menolak karena wajah ayah terlihat sangat kusut. Mungkin karena karyanya mengalami bug atau semacamnya, entahlah, aku tidak paham.

Yah, sebagaimana berkendara di jalan umum, aku berpapasan alias melewati banyak mobil dengan beragam brand maupun warna. Tapi ada satu yang menarik perhatianku saat mobil yang kukendarai baru saja akan keluar dari perumahan tempat tinggalku, mobil dengan brand Nissan yang memasuki area perumahan. Bukan hanya mobilnya, melainkan juga seseorang yang duduk di kursi sebelah pengemudi. Itu kak Anggi kan?

...


- Kilas Balik -

"Amir, aku perlu bicara sama kamu. Kamu ada waktu?"

Aku sedang luang, tidak ada alasan bagiku untuk menolak pertemuan dengan tamuku. Apalagi dirinya itu sengaja datang untuk menemuiku.

"Rakyat jelata, mohon perhatiannya! Tamu gue ini ternyata public figure, tolong jangan kampungan ya gaes, nanti boleh foto bareng deh, tapi bayar." Kataku setelah mengajak si tamu untuk masuk ke ruang utama basecamp.

Tamuku tersenyum kikuk, sepertinya ia tidak menyangka kalau rumah yang dia datangi cukup ramai oleh remaja seusiaku. Atau mungkin dia lupa kalau tempat yang dia kunjungi memang tempat berkumpul.

"Halo, aku numpang ngobrol sama temen kalian disini ya.."

Kulihat Fadel hanya mengangguk. Florenzio balas tersenyum, bahkan senyumnya sangat merekah. Olla berkedip heran, tapi balas tersenyum. Hanya Lulu yang tetap waras untuk membalas ucapan si tamu.

"Aurora! Udah lama nggak ketemu malah makin cantik gini, pantesan bang Jinan nggak mempan dipelet." kata Lulu semangat. Yah soalnya tamuku memang punya aura positif buat siapa saja.

DOUBLE JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang