- PART 22 -
...
Rupanya hari ini berjalan lebih lama dari biasanya bagi Gracia, disebabkan oleh perkara topi pegawai minimarket yang masih melekat di kepalanya. Setelah kembali ke rumah sakit dengan berbagai jenis makanan kaki lima, Gracia memutuskan untuk pulang ke rumah sekalian mampir untuk mengembalikan topi pada pemiliknya.
Tak lupa ia pamit pada Jessi, karena yang ia tahu hanya ada Dean di ruangan adiknya. Belum tahu kalau ada Yessica dan kekasihnya disana.
"Wow, ada seleb!" celetuk Zahra, alias Ara.
"Oh hai, kirain cuma ada Dean.."
Ara salah tingkah karena bisa melihat idolanya dari dekat, mengundang rasa gemas pada kekasihnya. Yessica tak berhenti tersenyum, namun rupanya memanggil otak jahil dari Jessi untuk beraksi.
"Idih idih, yang satunya salting, yang satunya malah ngebucin."
"Berisik elah Je, jarang nih pacar gue salting, biasanya dingin banget kaya kulkas portabel!"
"Ih Yessica, kamu bikin aku tambah malu-" ujar Ara sembari menepuk lengan kekasihnya.
"Kenapa malu? Gue tebak, kita pasti bakal sering ketemu setelah ini. Jadi kenalin, gue Grey, kakaknya si kembar!"
"A- ah, aku Ara kak, pacarnya Yessica."
"Berhubung ada kalian yang kayanya bisa dipercaya ketimbang cowok yang duduk di sofa, gue titip adek sebentar ya. Kalau kalian mau pergi, Chika chat kak Grey aja ya."
"Astaga, gue diem aja padahal!" sahut si cowok.
Yah, setelah meledek Dean sebentar, Gracia benar-benar pergi meninggalkan rumah sakit untuk pulang ke rumah. Menaiki mobilnya yang terparkir di basement rumah sakit, Gracia berkendara menuju minimarket lebih dulu, setelah sampai, ia mencari topi miliknya serta masker yang tak pernah absen ia bawa setelah menjadi public figure, untuk dipakai ke minimarket.
"Selamat datang, selamat berbelanja!" kalimat yang sering ia dengar saat ke minimarket menyambut telinga sang model.
Gracia menoleh ke kasir, arah suara seseorang yang menyambutnya. Sadar bukan dia orang yang sedang dicari, Gracia mengangguk sekali karena kebetulan sedang ditatap oleh kasir itu.
Menyusuri rak demi rak, Gracia sibuk mencari pegawai lain yang mungkin sedang mengerjakan sesuatu dan tidak terlihat dari pintu masuk. Maksudnya mencari seseorang yang meminjamkannya topi. Ada, tapi tetap bukan orang yang sama. Hingga model cantik itu menyerah dan memilih bertanya pada salah satu pegawai.
"Halo kak, permisi, mau tanya."
"Ya kak, silahkan."
"Tadi siang saya kesini dan ada satu pegawai yang meminjamkan topinya untuk saya, saya mau ketemu sama orangnya, ada atau nggak ya kak?" tanyanya sambil menunjukkan topi yang dia pegang sedari turun dari mobil.
"Saya sih kurang hafal ya kak, nanti saya coba tanyakan pegawai lain, tapi boleh turunin maskernya kak?"
Gracia menurut saja, daripada disangka mau berbuat jahat.
"Oh! Maaf kak, dipakai lagi aja maskernya, saya tanyakan pegawai lain dulu ya.."
Tidak butuh waktu lama, pegawai yang memintanya menurunkan masker datang kembali. "Maaf kak, kata temen saya silahkan tunggu di rest area."
"Oke, terima kasih ya.."
Sembari menunggu, Gracia memilih menghisap nikotinnya. Asap beraroma manis ia hembuskan perlahan. Sesekali matanya terpejam seolah membiarkan pikirannya ikut berhembus. Sampai pada saat matanya terjaga, ia baru sadar seseorang menghalangi senja yang dengan semangat memaparkan cahaya pada kulit putihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE J
FanfictionApa jadinya kalau kamu punya saudara kembar, tapi terpaut dua tahun pendidikan? Yaa gitu dah.. (Note : Buat para pembaca versi pertama cerita ini, mohon maaf Daee gak mau lanjutin alurnya. Semoga versi ini tetap bisa menghibur yaa..)