Academy Demon, atau di singkat dengan AD, itu adalah tulisan yg tertulis di atas gerbang yg saat ini ada di hadapan Gei yg tengah berdiri bersama sang ibu.
"Gei, dengar pesan ibu yah, kamu adalah Geinero Aurora, dari klan Witch dan elemen mu adalah air, yah tapi lebih berhati-hati, tunjukkan biru pekat tidak biru muda" peringat Rina
Gei mengangguk, memegang tas hitam yg di berikan oleh ibunya untuk tempat semua baju nya, karena disini tidak ada yg namanya koper, bisa-bisa semuanya terkejut saat melihat koper itu. Memiliki roda pulak.
"Di dalam akan ada yg menjemput mu, ibu sudah mendaftar mu, jadi kau tidak perlu khawatir"
Gei mengangguk, "Ibu akan baik-baik saja tinggal sendirian lagi?"
Rina tersenyum lembut, "Ibu akan baik-baik saja, ya sudah sana masuk, jangan berbuat ulah yah, jadi anak yg baik" pesan Rina
Gei tersenyum manis, "Aku hanya berharap kalau si Revan itu tidak mengacau hari ku" ucap Gei mampu membuat Rina tertawa geli
Kemarin Revan mengadu kalau Gei tak mau bermain bersama nya, tak mau berlatih bersama nya,.bahkan Gei meminta agar saat di sekolah Academy, Revan pura-pura tidak mengenal nya saja.
Anak itu sampai merengek karena Gei ternyata sangat jahil sudah mengingat kedua tali sepatunya dia hingga dia jatuh tersungkur di rumput.
Meski begitu Revan terus ingin berteman dengan Gei karena dia sangat cinta suasana kekeluargaan yg baik dan harmonis.
Rina juga meminta kenapa Revan untuk memenuhi permintaan Gei, agar mereka bisa menjadi teman baik, alhasil Revan yg sudah berencana ingin menyambut Gei di Academy tidak jadi, dia mengurungkan niat nya, hingga dia hanya akan mengawasi Gei dari kejauhan saja.
"Brugh...!" ini benar-benar tidak sengaja, Gei segera mengambil kembali tas nya yg terjatuh akibat tak sengaja menabrak seseorang.
"Kalau jalan hati-hati" ucap nya dingin lalu pergi begitu saja
Gei terdiam cengo, bukan kah dia yg menabrak nya, "Menyebalkan" sinis Gei segera kembali melangkah sendirian untuk mencari siapa yg di maksud oleh ibu nya tadi.
"Nona Aurora" sapa seorang pria yg selayak nya berusia 30 tahunan itu menyapa Gei
Gei menatap lama, "Kau benar Geinero Aurora bukan? saya guru mengajar disini, panggil aku Mr. Jo aku akan mengantar mu menemui kepala sekolah Academy Demon" ucap nya ramah.
"Terimakasih Mr. Jo" ucap Gei segera mengikuti langkah Mr. Jo untuk segera pergi menemui kepala sekolah.
Gei segera di suruh masuk oleh Mr. Jo sementara dia sendiri menunggu di luar. Setelah mengetuk pintu dan di persilakan masuk, Gei segera masuk sedangkan tas hitam nya di tinggal di luar bersama Mr. Jo
"Duduk" titah pria sepuh itu dengan tatapan dingin dan tajam
Ini seperti keadaan dimana Gei harus di sidang karena terdakwa sudah mencuri ayam milik tetangga seperti beberapa minggu lalu, bedanya pria ini sangat menakutkan, bahkan Gei lebih takut dengan tatapan orang tua sepuh ini, daripada saat dia sendirian di hutan saat gelap.
"Kau murid baru disini? bisa perkenalkan dirimu" tanya nya dengan nada tegas, jangan lupakan wajah dingin nya yg begitu menyeramkan.
"Hmm..aku, namaku Geinero Aurora aku dari klan Witch"
Gei menunggu, hingga beberapa detik kemudian, pria tua itu mulai mengoceh sana sini, tentang peraturan Academy dan semua hal-hal yg tak boleh di langgar.
"Kau sudah paham nona Aurora!" ucap nya di akhiri dengan tatapan intens.
"Iy..iya" balas Gei gugup
"Ini kunci kamar mu, kamar nomor 26, setiap satu kamar memiliki anggota empat orang, saya harap kau bisa berkomunikasi baik dengan sesama teman kamar mu" peringat nya sambil meletakkan kunci di atas meja.
"Besok kau bisa datang untuk mengambil name tag mu, juga nama penanda di pintu kamar mu" ucap nya
"Baik, terimakasih saya permisi" pamit Gei yg hanya di angguki oleh nya
Sumpah usai keluar dari sana Gei sudah menyumpah serapahi kepala sekolah Academy itu, dia benar-benar menyeramkan bahkan lebih menyeramkan dari beruang kutub yg sudah kelaparan satu tahun.
"Bagaimana nona Aurora"
"Blamm...!" Gei terbungkam, "Apa Mr. Jo mendengar semua ucapan ku tadi?" batin Gei mematung, bagaimana kalau dia mendengar nya, apa dia akan melaporkan pada kepala sekolah, setelah nya dia akan di usir dari Academy, lalu ibunya akan kecewa.
"Ayo akan saya antar ke kamar mu"
"Fiuhhh... ternyata tidak" lega Gei sadar kalau ternyata Mr. Jo tidak mendengarkan protes nya tadi.
"Ini kamar mu nona Aurora" seru Mr. Jo menunjukkan sebuah pintu dengan nomor 26
"Terimakasih Mr. Jo" ucap Gei sopan
"Sama-sama, semoga betah" ujar nya santai lalu pergi meninggalkan Gei sendirian di depan pintu.
"Ceklek..!" pintu terbuka, Gei cukup terkejut, ini seperti bukan kamar, tapi sebuah ruangan persegi panjang, ukuran 4×2 meter, di dan ada satu sofa yg mungkin muat untuk empat orang, dan satu pot bunga di sudut.
Yah ini bukan kamar, tapi ini ruangan yg menghubungkan empat kamar, dimana di sisi kanan ada dua pintu dengan nama yg tertera di sana, sementara di sebelah kiri juga ada dua pintu namun hanya satu yg di tandai dengan nama.
"Pasti itu kamar ku" ucap Gei menunjuk ke arah kamar yg tidak memiliki nama.
Setelah mencocokkan kunci, dan ternyata benar, dia segera masuk, kamar nya tidak terlalu luas, ada kasur yg memang hanya untuk satu orang, lemari, rak buku, meja belajar, cermin, lengkap dengan kamar mandi, Gei tersenyum tipis karena dia menyukai kamar ini.
Di meja sudah terdapat beberapa buku yg terlihat kuno, itu adalah buku mempelajari elemen, beberapa buku sejarah elementary dan juga buku kosong.
Beberapa helai kertas yg tidak lain adalah beberapa peraturan sekolah, di dalam lemari sudah ada tiga seragam yg lengkap, dan semuanya menggunakan celana panjang, meskipun di lengkapi dengan jubah dan juga dua pasang sepatu.
Gei segera meletakkan kertas di atas meja, itu adalah jadwal, dia akan masuk kelas biasa bagian D.
Usai bersih-bersih, Gei segera merebahkan tubuhnya di kasur, kasur nya sangat nyaman, berbeda saat dia harus tidur di atas kayu yg beralaskan tikar.
Dia jadi rindu dengan bunda nya, apa dia baik-baik saja.
"Tapi aku ingin melihat teman ku" pinta Revan dengan wajah masam
"Maaf pangeran Valicarua, ini asrama putri, jadi anda tidak di persilakan masuk kemari" tolak seorang penjaga wanita di depan pintu utama menuju asrama putri.
Revan mendengus kesal, "Baiklah aku pergi, menyebalkan" sungut nya berlalu pergi karena gagal ingin bertemu Gei
Gei masih terlelap di kasur, sangking lelah nya, jadi dia sangat tidur dengan nyenyak di atas kasur.
Suara ribut membuat nya sedikit malas karena tidur nya harus terganggu, Gei melirik jam dinding di kamar, sudah menunjukkan jam enam sore.
"Kau yg duluan, dasar ikan gabus" suara nya terdengar sinis
"Astaga siapa yg sangat ribut di luar" Gei dengan malas beranjak dari kasur merapikan sedikit rambut nya untuk segera keluar.
Pintu terbuka, keadaan hening sejenak, "Kau? siapa kau?" tanya salah satu nya dengan tatapan aneh.
"Aku murid baru disini" jawab Gei
"Wahhh benarkah?" gadis itu memekik bersemangat, senyuman nya begitu cerah. "Akhirnya aku memiliki teman baru, aku tidak akan bosan lagi berteman dengan mereka" ucap nya bersemangat
"Kau gila"
"Dasar Kecungut" dua umpatan itu terdengar dari mulut kedua gadis lainnya.
"Menyebalkan, kau saja yg gila, bilang saja kau iri, bleee..!"
"Kau ini-"
"Kalian tidak malu bertengkar dengan teman baru?" suara gadis yg tadi hanya bersikap dingin itu membuat keduanya diam dan menghentikan pertengkaran.
"Ahkk..ya, namaku Helyra Triasya, kau bisa panggil namaku Hely, aku pengendali elemen pasir, aku dari klan Wolf"
"Aku..aku Mirani Kalisya, dari klan Witch, panggil aku Mira, aku punya elemen tumbuhan"
"Fara Erisa, dari klan Angel, aku pengendali elemen petir"
Gei tersenyum tipis, "Geinero Aurora biasa di panggil Gei, aku pengendali elemen air, dan aku dari klan Witch" usai mengatakan itu, jelas sekali gadis di samping Gei ini sangat bahagia.
"Kita dari klan yg sama" ucap nya tersenyum, yah dia adalah Mira.
"Kau sangat cantik" puji Hely
"Kau lebih cantik" balas Gei santai namun ekspresi nya masih terkesan dingin dan datar.
"Hey, sepertinya kita kedatangan teman yg mirip dengan Fara"
Fara mendelik aneh, "Kalian berdua sama-sama pendiam" ucap Mira terkekeh geli.
"Kalian mungkin tidak nyaman dengan ku di kedepan hari" balas Gei santai.
Ketiganya terdiam, "Sudah lah kita harus makan malam, ayo" ajak Fara tidak terlalu memusingkan ucapan kedua teman nya yg menyebalkan itu.
Keduanya sama-sama menggandeng Gei, sambil di selingi dengan pertengkaran kecil, namun nampak nya jika Fara berbicara, mereka segera diam dan patuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN IMMORTAL WORLD
FantasyImmortal Worl, dunia yg terletak di dimensi lain dari bagian bumi manusia, sesuai dengan namanya yaitu dunia abadi, dunia dimana banyak hal yg mungkin terjadi di luar nalar manusia, dan di luar kendali manusia biasa. kehidupan yg di penuhi dengan au...