semuanya menatap Revan dengan tatapan yg berbeda-beda.
"Tidak, itu tidak akan pernah terjadi"
"Kenapa? aku rasa setidaknya aku lebih baik dari segi sikap dari pada raja Iblis itu" lemas Revan lagi
Gei menatap Revan sejenak, "Apa kau masih ingat peramal yg tinggal di depan istana klan Angel?" tanya Gei dengan pandangan serius
"Yah..dia sudah meninggal beberapa bulan lalu" jawab Revan
"Yah, kau tau sendiri, sebelum nya dia juga idolaku"
"Ohhh, tapi apa hubungan nya dengan Yama?" heran Revan bersikap polos, Gei tersenyum miring, "Kau benar-benar tidak peka" sinis nya kembali duduk ke posisi semula dan menatap ke arah Vania.
"Setiap orang yg ku idolakan akan mati, apa kau juga mau ku idolakan?" ucap Yeza menoleh ke arah Revan
"Ehhh?" Revan tersendak
"Apa maksud mu? kenapa bisa mati?" seru Caven yg tiba-tiba mengeluarkan suara.
"Karna aku menginginkan idola ku mati, agar aku bisa di nyatakan lebih baik dan lebih kuat dari idola ku itu" jawab Gei seadanya.
"Uhuk..uhuk..uhuk..!" kali ini Victory yg terbatuk kasar.
"Shhhh...kau ini, lalu apa kau juga yg menginginkan peramal itu mati, apa alasan mu mengatakan itu, lagi pula apa dia punya salah kepadamu" tanya Revan menatap kesal bin emosi
"Karna aku tidak suka dengan nya, dia tau semua ya, bahkan dia tau kapan aku lahir dan kapan aku mati, jadi aku ingin dia yg lebih dulu mati sebelum aku"
"Astaga, jangan bilang jika kau menemui semua peramal kau akan menginginkan kalau mereka segera mati, kau lebih kejam dari Iblis" protes Revan.
"Itu artinya, jika kau mengidolakan Yama, kau juga ingin dia mati?" seru Louis dengan ekspresi lugu
"Yah tepat sekali" Gei tersenyum kecil
"Aku jadi curiga, kau menginginkan idola mu mati, atau kau sendiri yg akan membunuh nya, ahhh apa jangan-jangan kau meracuni peramal itu agar cepat mati!" semprot Revan membuat semuanya melongo.
"Hehhh...itu cara yg begitu kuno, kalau aku bisa, aku habisi saja dengan tangan ku, kenapa harus menggunakan cara menjijikkan seperti itu, dia mati karena memang sudah terlalu tua"
"Lalu bagaimana dengan Yama?" tanya Mr. Carius tersenyum cerah
Gei terdiam lama, "Aku tau jawaban nya, dia akan menghabisi nya dengan tangan nya sendiri" ketus Revan sangking kesal nya mendengar ucapan Gei.
"Tidak, aku tidak ingin mengotori tangan ku hanya untuk menghabisi nya" jawab Gei santai
"Lalu, apa lagi!" geram Revan
"Aku bisa menggunakan senjata seperti tombak begitu"
Revan menatap datar, "Sudah lah berbicara dengan mu membuat otak ku geser lima meter dari tempat nya, ada baiknya kau diam saja, kau orang yg paling menyebalkan yg pernah ada di dunia ini" umpat Revan
"Terimakasih"
"Kenapa kau berterima kasih" Revan benar-benar geram.
"Setidaknya aku tidak ingin di katakan baik, itu membuat orang-orang iri, hingga membenci, setidaknya menyebalkan tidak terlalu buruk"
Revan tersenyum lega, dilihat dari pupil Gei yg kembali menjadi hitam menandakan dia sudah kembali tenang.
"Aku tidak yakin, bagaimana kalau aku mengatakan kalau aku yg akan mengalahkan Iblis yg satu itu"
"Sngggg...!" suara bising terdnegar, rambut Gei beterbangan, seperti tiba-tiba ada kipas angin di depan wajah nya, sorot matanya tiba-tiba menahan, segumpal rambut nya tiba-tiba berubah menjadi warna biru seperti bola matanya.
Mr. Carius saja tidak percaya apa yg terjadi dengan Gei.
Revan menahan nafas melihat Gei yg sudah berubah drastis.
"Jangan berani mengambil mangsa orang lain" ucap Gei kesal
"Ya..ya..baiklah, itu untuk mu, aku akan mencari Iblis yg lain untuk menjadi mangsa ku" lemas Revan
Gei berdesis, kembali menurunkan aura nya, dan juga rambut nya kembali ke warna awal. "Kau begitu terobsesi untuk mengalahkan nya" ucap Revan memelas.
"Aku bertaruh, jika kau berhasil mengalahkan Yama, akan aku berikan kekuasaan klan Angel di masa depan jika aku menjadi penerus" ucapan Revan sukses membuat semuanya terbungkam
Victory saja melongo di buat nya,
Gei berdecak kesal, "Ambil untuk mu, aku tidak butuh"
"Katanya kau ingin menjadi Ratu di masa depan, kau tinggal mengalahkan Yama, kau akan menjadi pemimpin klan Angel" santai Revan mencoba memancing Gei
"Kalau aku mengalah kan Iblis itu, aku sudah mendapatkan Klan Iblis, lalu untuk apa lagi klan Angel mu itu" sinis Gei
"Ohhh kalau begitu di masa depan kau ingin bermusuhan lagi dengan ku, baiklah, kita akan menjadi musuh bebuyutan sampai tujuh turunan"
"Aku tidak menginginkan semua yg kau katakan"
"Lalu tujuan mu ingin menjadi pemimpin itu apa?"
"Aku hanya ingin mengubah hukum alam di sini" jawab Gei dengan santai nya, membuat ketiga raja klan seakan terpanggil, membuat ketiganya menjadi was-was.
"Jangan bercanda di saat seperti ini" peringat Victory dengan tatapan tajam
"Kalau aku boleh tau, kau ingin mengubah hukum alam yg mana?" tanya Aksel dengan tatapan intens
"Ahk..itu, aku hanya ingin agar orang seperti dia tidak ada di dunia ini, dia sudah kelewat mengesalkan, kerjanya hanya bisa memancing emosi orang saja" sinis Gei menatap Revan
Victory bernafas lega, ternyata Gei hanya bercanda.
"Aku yg akan lebih dulu melakukan itu, hingga orang seperti mu tidak di terima di immortal world" balas Revan tak mau kalah.
"Shhhhh...sampai kapan kalian akan terus bermusuhan seperti ini" ketus Laskar
"Sampai dunia ini terbelah dua" balas Revan
"Sampai terbelah seribu juga aku tidak akan akur dengan makhluk menjengkelkan ini" sambar Gei
"Sudah lah, kalian bisa membuat ku ikut pusing" Laskar segera bangkit, menarik Revan dan mendorong nya untuk duduk di kursi nya, hingga kini Laskar duduk di antara Revan dan Gei.
"Seharusnya lebih jauh lagi" ucap Louis menarik Revan, kini Revan duduk di sebelah Caven, lalu Louis, Laskar, barulah Gei di lanjut Xavier.
"Kau ingin pindah" ucap Xavier dengan tatapan datar.
"Itu lebih baik" balas Gei segera bangkit, keduanya sudah duduk saling menjauh.
"Dunia akan kembali damai setelah mereka berdua berpisah" ucap Laskar tersenyum cerah.
"Mungkin akan ku atur ulang tempat duduk kalian di ruang pelatihan khusus" ucap Mr. Carius membuat ke empat pangeran itu tertawa terpingkal-pingkal.
"Kenapa tidak dari dulu saja" seru Louis.
"Ahk aku tau, itu sebab nya aura di ruang pelatihan khusus selalu menyengat, ternyata mereka duduk bersebelahan" sindir Laskar
Revan mendengus "Jangan melirik kemari, atau bola matamu akan berubah menjadi merah" sinis Gei
"Hehh..siapa yg melirik mu"
"Dasar beruang Kutub"
"Rubah-"
"King Cobra"
"Ember"
Keduanya saling menatap tajam.
"Aku pikir Kulkas Berjalan lebih menyebalkan, tapi ternyata si king cobra adalah raja nya" sinis Revan
"Kenapa membawa-bawa ku" sinis Xavier.
"Yah bukan kah kau memang begitu, selalu bersikap dingin, berbeda dengan si Es Batu ya kadang-"
"Hehhh aku lagi, kenapa harus aku" teriak Laskar
"Ya maap" Revan terkikik
"Sudah lah kalian sama saja, pengganggu, dasar menyebalkan"
"Siapa?" tanya Xavier, Revan dan Laskar bersamaan, sementara Louis nampak begitu santai
"Ya..kalian, terutama Mayat Hidup itu"
"Arghhh...sudah lah, setiap kali kalian bertengkar kenapa harus aku yg jadi sasaran nya" ucap Caven frustasi
"Entah lah, kami juga heran, mungkin dia memiliki dendam pribadi dengan mu" ucap Laskar terkekeh geli, di tambah tawa ejekan dari Xavier dan Revan
"Huhhhh...aku ingin menjadi Louis saja" lemas ke empat nya menatap Louis.
Louis tersenyum kecil, "Sampai dimana pembicaraan kita" ucap Louis santai.
"Aku ingin protes kenapa dia tidak memiliki nama aneh"
"Aku tidak terima"
"Aku juga"
"Bisakah nama ku di ganti" lemas Caven di akhir.
"Ehhh, bukan nya sudah kita sepakati tentang nama ganti, kenapa menjadi lain?" heran Mr. Carius
Ke lima pangeran menatap ke arah satu orang, "Ahk..ini seperti di buat secara sepihak" ucap Louis
"Tapi kau beruntung, kau tidak ikut" sela Revan
"Sudah lah, nanti kita bicarakan itu" sela Mr. Carius tidak ingin membuat suasana di penuhi oleh perdebatan kelima pangeran dengan seorang tuan putri seperti Gei.***
"Kau serius, atau kau tidak ingin memikirkan nya lebih dulu?" tanya Xavier sambil bersidekap dada seraya bersender di pohon tepat di dekat Gei duduk bersama Revan.
"Yah, itu membebani ku, aku masih harus melakukan banyak hal" jawab Gei seadanya.
"Sshhh..tapi bukan kah menakjubkan menjadi seorang jendral di kerajaan klan Demon?" goda Revan tersenyum tipis
Gei menatap Revan lama, ingin saja mencakar wajah pria yg satu ini.
"Kau pergi lebih dulu, kau belum menjawab pertanyaan ku, apa kau bertemu dengan Calvin, lalu siapa pria yg dekat dengan mu kemarin?" tanya Caven yg tiba-tiba muncul dengan ekspresi tidak suka
"Dia memberi mu gelang, chhh sangat norak, berani nya dia-"
"Apa yg kau bicarakan?" ketus Revan emosi
"Ehkmm..tidak ada" Caven memilih untuk segera diam, sebelum masalah nya akan menyebar kemana-mana.
"Apa maksud nya seorang pria yg dekat dengan mu? memberikan mu gelang? siapa?" tanya Revan penasaran, dia tak perlu bertanya lagi karena dia sudah tau Gei ke dunia manusia kemarin.
"Jangan bertanya lagi" ketus Gei dengan ekspresi dingin.
"Bisa tidak kalian berdua tak perlu mengurusi urusan ku, lebih baik kalian melakukan urusan kalian sendiri, kau juga, apa gunanya diam disini, kau tidak ingin menepati janji mu? dan kau sebaiknya kau cepat tidur sana, jika begadang kau sangat sulit untuk di bangunkan" protes Gei
"Baiklah, aku akan pergi" pamit Caven segera melesat dengan kecepatan kilat.
"Aku akan tidur" lemas Revan
"Kau juga!" suruh Xavier masih di posisi yg sama.
"Apa?" pekik Gei heran
"Ya..ituuu, kau juga harus tidur, besok pagi kita langsung kembali ke Academy dan tidak ada kata membolos, jadi harus bangun pagi dan berangkat secepatnya besok" tegur Xavier lalu melangkah pergi meninggalkan Gei sendirian di taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN IMMORTAL WORLD
FantasyImmortal Worl, dunia yg terletak di dimensi lain dari bagian bumi manusia, sesuai dengan namanya yaitu dunia abadi, dunia dimana banyak hal yg mungkin terjadi di luar nalar manusia, dan di luar kendali manusia biasa. kehidupan yg di penuhi dengan au...