Bab 79 : Berkat - End

226 18 2
                                    

Tubuh Gei seakan hampir meledak, suara jeritan tadi tak sempat menghentikannya, malah sekarang, aura gelap mulai menyelimuti nya,

"Arghhh..sakit sekali, apa ini!!" teriak Gei

"Dia memang selalu ceroboh, bagaimana sekarang ini" lemas Ziulong namun dia hanya diam dan terus memperhatikan gerak-gerik Gei yg kesakitan

"Ke..kenapa dengan nya?" tanya Xavier cemas

"Kau pikir apa yg mulia, setiap mahkota raja klan itu memiliki sebuah kesadaran, dan sekarang ini-"

"Gei berusaha menaklukkan kesadaran mahkota itu?" pekik Xavier, Revan, Laskar dan Louis kompak

"Lalu kenapa kau tidak membantu nya?" seru Castor menatap Ziulong tajam

"Bagaimana caranya?" tanya Ziulong dengan ekspresi bodoh, jelas dia tak tahu menahu soal mahkota iblis, kecuali jika itu mahkota demon, angel, witch, wolf atau vampire.

Gei menahan sesak nafas di bagian dada, aura keunguan mulai menyelimuti dirinya.

"Putri ku, putri ku dalam bahaya" teriakan itu membuat semuanya mengalihkan perhatian nya ke sumber suara

"Tidak Blarina, dia baik-baik saja" seru Victory berusaha berjalan sejajar dengan Blarina yg terus berjalan sambil mengaktifkan zona persepsi.

"Tidak...tidak, dia sangat dekat dengan aura iblis, dia akan terluka, aku harus segera menyelamatkan nya kalau tidak-"

"Bugh...!" tubuh Blarina tak sengaja menabrak seseorang di hadapan nya, "Si..si.. siapa ini, kenapa aku tidak bisa merasakan aura nya" Blarina terus meraba, namun dia segera acuh dan berusaha mendekati putri nya.

"Blarina" panggil Castor

Tubuh Rina terdiam sejenak, suara itu sangat familiar di telinga nya, Blarina berbalik, belum saja tangan nya terlepas dari Castor, dia kembali mendekat, dan meraba wajah Castor.

Wajah nya penuh dengan kegembiraan di campur kesenduan, dan kekhawatiran.

"Ka..kau kah itu?... ahk..putri kita, tolong selamat kan putri kita" pekik Blarina memohon.

"Tidak..apa-apa, dia baik-baik saja, iyah putri kita baik-baik saja" Castor segera memeluk Blarina dengan erat, dia tak menyangka kalau istri pertama nya yg sebenarnya bisa sampai buta seperti ini?

Xavier terdiam termangu, rasanya benar-benar sakit, jika saat seperti ini saja membuat nya sakit, lalu bagaimana dengan Gei yg sudah melihat jauh lebih menyedihkan, terlebih dia seorang perempuan?

Setitik cahaya tiba-tiba muncul dari tubuh Gei, di sambung dengan beberapa mahkota yg mulai bersinar membuat atensi semua nya teralihkan.

Perlahan cahaya yg berbeda warna itu menyatu, dan berhenti di hadapan Gei, cahaya nya semakin membesar dan membentuk sebuah tubuh transparan.

"De..dewa Guana!" pekik Ziulong segera menjatuhkan tubuh nya dan berlutut, beberapa masih tercengang, Mr. Carius ikut berlutut di ikuti oleh semua nya.

Berbeda dengan Blarina yg tak tau apa-apa, hanya saja dia bisa merasakan aura yg sama denga putri nya, tapi lebih kuat.

"Tugas mu sudah selesai sobat!"

"Jangan panggil aku sobat, dasar sialan" umpat Gei membuat semuanya syok

"Jaga bicara mu Gei" seru Ziulong panik

"Maafkan murid ku dewa" Ziulong menunduk beberapa kali

Guana malah tertawa kecil, "Dia sudah tiap hari mengatakan ku sialan, entah itu gelar ku di dunia ini, tapi tidak apa namanya juga teman, kalau berbicara asal tidak perlu di bwa masuk hati" terang Guana santai

"Oh ya bagaimana dengan mahkota itu, apa aku perlu membantu mu?"

"Shhh...jangan mengejekku" Gei segera bangkit dan berdiri dengan angkuh, "Jangan lupa, aku dan kau tidak sama, karena aku memiliki benih iblis, jadi-"

"Ahkkk...tidak" Gei menjerit tubuh nya terjatuh.

"Ti..tidak, Geinero...ada apa? kau dimana?" Blarina terus mencari namun entah mengapa dia tak pernah sampai

"Kau sangat keras kepala, aku akan membantu ibu mu saja" Guana menutup matanya sejenak, mengangkat tangan nya hingga sebuah bola transparan keluar dari sana, bola itu melesat dan masuk tepat ke kening Blarina, "Apa yg sudah menjadi hak milik mu, akan kembali lagi padamu"

Saat itu juga, ketika membuka matanya, Blarina tercengang, hal pertama yg dia lihat adalah Guana sendiri

"De...dewa Guana"

"Brugh..!" tubuh Blarina jatuh dan bersujud.

"Aku...aku bisa melihat, mataku sudah kembali" seru Blarina meneteskan air matanya sembari bersujud.

Guana menjentikkan jemari nya, saat itu juga semuanya berdiri, kecuali Gei.

"Oh, aku sepertinya pernah bertemu dengan mu" ucap Guana menatap seseorang di belakang, semuanya tentu menatap ke arah yg sama.

Caven terdiam pucat, kepalanya menggeleng pelan, "Yah aku memberikan mu berkat lebih banyak dari pada berkat yg aku berikan kepada Gei, bukan begitu, dengan begitu umurmu akan panjang, kau akan selalu bahagia, meskipun ayah mu yg di sana itu-" Guana menunjuk Aksel

"Dia tidak menyukai mu, dan ibumu sudah tiada, tapi kau akan selalu bahagia, tidak salah aku memilih mu"

"Oh ya, aku tidak lupa, aku juga memberikan mu berkat" Guana menunjuk ke arah Revan dan Louis, "Kau akan mendapat umur yg panjang, saudara mu akan selalu melindungi mu" Revan tersenyum bahagia mendengar nya, "Dan kau akan mendapatkan apa yg kau ingin kan di kemudian hari" giliran Louis tersenyum.

"Dan kau, hehh kau hidup saja tapi kau masih tidak bersyukur, aku sudah memberikan salah satu berkat mu kepada ibu mu" ketus Guana

"Diam..kau sangat berisik"

"Aku juga sudah memberikan berkat mu kepada saudaramu Silva, dia sudah bisa hidup damai di immortal world, dan aku juga sudah memberikan berkat mu kepada keluarga half manusia itu, juga kepada Mira sahabat mu, walau dia sudah tiada, setidaknya dia bisa bahagia di alam nya"

"Woshhh..!"

Gei tersentak, sebuah tombak kini mendarat di tangan nya, terlebih tubuh nya seakan ringan dan tidak sakit lagi.

"Meski kau sangat keras kepala, tapi aku akan memberikan mu berkat, kau akan panjang umur, selalu bahagia, selalu mendapatkan apa yg kau ingin kan, kebenaran akan selalu di pihak mu, kejujuran dan keadilan ada di tangan mu, kau akan menjadi seorang ratu sesuai yg kau ingin kan, bukan ratu dari satu klan, tapi kau akan menjadi ratu di immortal world, jika ada ratu, maka harus ada raja, aku akan memberikan mu seorang raja yg bijaksana, raja yg akan mencintai mu dengan tulus, dan raja yg akan memberikan mu kebahagiaan di kemudian hari"

"Kau dan seluruh orang-orang terdekat mu, tidak akan mendapat masalah besar apapun, ke enam klan ini akan bersatu di bawah kepemimpinan mu, dan kau akan mengangkat seseorang yg kau percayai untuk menjadi raja di klan iblis"

"Wanita yg sudah membesarkan mu, akan bahagia di alam nya, kau akan mendapatkan hak untuk mengubah hukum alam immortal world, dan kehidupan immortal world, ada di tangan mu"

Usai mengatakan kalimat itu, cahaya terang menutupi tubuh Gei, jubah nya berganti dengan sebuah jubah berwarna putih perak, di setiap sisi jubah nya terdapat warna emas, dan di tangan nya sebuah tombak pajang berwarna silver, dengan sebuah mahkota emas di kepala nya.

"Aku rasa berkat ku sudah sangat banyak" Guana tersenyum tipis

"Geinero" panggil Blarina

Gei berbalik, segera tersenyum dan memeluk ibunya dengan pelukan hangat, Castor yg di dekat nya ingin meraih nya tapi segan, namun Blarina segera menarik nya dan ketiganya saling berpelukan

Guana tersenyum ke arah Xavier, "Hati mu akan tetap hangat seperti dulu, kau tidak akan membenci siapapun, kau akan menjadi seorang saudara yg sangat dia butuh kan nanti"

Xavier yg mendengarkan nya entah mengapa rasanya berbeda, tadinya dia sakit hati namun sekarang merasa damai saat melihat ketiga orang itu berpelukan.

Guana beralih menatap Sauna, membuat Sauna menunduk sekali, "Kau terlalu memaksa putra mu menerima seseorang di dekat nya, dia tidak akan menjadi saudara dari putra mu, karena dia sangat mencintai calon adik nya itu, aku memberkati mu, dari berkat yg ku berikan kepada Elga, kau Laskar Androbe akan menjadi pasangan dari Silva dan membuat nya bahagia hidup di sisi mu"

"Tu..tunggu, siapa Silva" pekik Laskar tersentak

"Dia half manusia yg akan menjadi seorang permaisuri di klan wolf, dia adalah putri kerajaan dari klan Wolf, Elga Androbe"

Laskar terbelalak, wajah nya entah mengapa berseri-seri karena begitu bahagia.

Revan membungkuk perlahan, "Maaf dewa, lalu siapa yg dewa janji kan untuk menjadi pasangan saudara ku Gei"

"Apaaa?" Gei memekik keras

Guana tersenyum cerah, "Bukan kah aku sudah bilang beberapa tahun lalu, kalau kau sudah bertemu dengan pasangan mu?"

"Hehh.. Tidak ada, kau hanya mengada-ada saat itu"

"Siapapun yg dewa pilih kan untuk putri ku, kami akan menerima nya" jawab Blarina menunduk, "Ehh..ibu, tidak, apa yg ibu lakukan"

Wajah Caven terlihat sendu, rasanya tidak ada harapan baginya, dia hanya bisa menunduk.

"Lalu siapa dia dewa?" tanya Castor

"Entah lah, dia sudah melamar Gei tapi Gei belum menjawab nya"

"Apa maksud mu, jangan membuat ku jengkel" kesal Gei, Guana tertawa geli, "Yah baiklah, hari ini dia akan jujur, atau mungkin ayah nya sendiri yg akan mengutarakan untuk menjadikan mu sebagai menatunya"

Gei ingin sekali mencakar wajah Guana dengan tombak nya.

"Aku akan-"

"Mungkin, tapi aku ingin menjadikan mu sebagai menantu ku" suara itu membuat semuanya terbelalak,

"Ayahanda" lirih Caven

"Aku tidak berniat apapun, sebenarnya aku ingin melakukan ini dari awal, karena Caven sudah membicarakan nya dengan ku beberapa tahun lalu" ucap Aksel

Gei tersendak, jantung nya berdegub kencang,

"Yah, sebenarnya Caven juga sudah melamar nya, kenapa kau belum menjawab?" sambung Guana tersenyum

Wajah Gei memerah, "Omong kosong, kapan dia-"

"Memang benar, apa kau ingin mengelak, atau aku harus memberitahu semua orang kalau kalian saat itu-"

"Woshhh..!" satu serangan membuat satu batu besar hancur, beruntung Guana segera mengelak.

Guana tiba-tiba muncul di sebelah Caven, membuat Caven terkejut "Sekedar memberitahu saja, sebenarnya dia pernah jujur kalau dia juga menyukai mu, kau tidak lihat saat raga nya di bagi tujuh, salah satu dari mereka menyukai mu, itu artinya di dalam diri Gei, dia memilih mu"

"Diammm..!" geram Gei nenanas, wajah nya merah seperti tomat masak.

"Bugh..!"

"Astaga" Gei tersendak saat tiba-tiba seseorang melesat dan memeluk nya dengan erat.

"Aishh..saudara ipar ku sekarang vampire, aku tidak percaya ini" lemas Revan membuat semuanya tertawa.

Gei tersenyum tipis, tangan nya tidak lagi diam, dia membalas pelukan Caven dengan erat.

"Ehkmmm...maaf yg mulia, seorang raja tidak bisa sedekat itu dengan putri kerajaan sebelum ada upacara adat pernikahan" ucapan Revan yg di ubah seperti wanita menbuat mereka berdua segera menjauh jarak dengan wajah tegang.

Lagi-lagi mereka tertawa geli melihat ekspresi keduanya.

SELESAI

QUEEN IMMORTAL WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang