Bab 37 : Menangis

141 16 0
                                    

Gei menunduk dengan wajah malu bercampur takut, "Hemm... aku minta maaf, aku menguping doa mu tadi, sebenarnya aku sudah duduk di sana sebelum kau datang" tunjuk Gei pada balik dinding.
     
Caven terdiam melongo, dia benar-benar terciduk?
    
"Kau mendengar semuanya!!" tanya Caven berharap penuh agar Gei mengatakan tidak, tapi mustahil, karena Gei sudah mengangguk.
    
"Termasuk tentang-"
    
"Iya semuanya tanpa terkecuali" jawab Gei cepat
     
Caven benar-benar malu, dia sangat-sangat malu saat ini.
     
Sambil menunggu, Gei mengutip semua bunga-bunga itu ke dalam piring besar lalu mengembalikan nya ke bawah patung dewa.
    
"Apa kau memaafkan ku?" tanya Gei ragu-ragu.
     
Caven tidak menyahut, dia sudah mati rasa kali ini, bagaimana bisa dia bersikap tenang saat dia menyatakan perasaan nya lewat dewa, namun langsung di dengar oleh seseorang itu!!
    
"Ya..yah..!" jawab Caven pasrah
     
Gei tersenyum melirik ke arah patung dewa, sebuah kelopak bunga jatuh, Gei menangkap nya sebelum benda itu menyentuh lantai.
    
"Terimakasih, anggap saja aku tidak pernah mendengar nya, aku akan melupakan nya" ujar Gei menunduk.
   
"Akan lebih sakit jika kau akhirnya melupakan itu" ucap Caven segera pergi dengan ekspresi rumit.
    
"Apa yg kau dengar, apa kau mengetahui sebuah rahasia? sepertinya Caven sangat serius tadi" tanya Laskar
     
Gei terdiam, "Apa yg harus aku lakukan? apa aku harus mengejarnya begitu, lalu meminta maaf lagi?" tanya Gei menatap patung dewa dengan tatapan sendu,
     
Tidak ada kelopak bunga yg jatuh, Gei terduduk lemas, "Baiklah aku tidak harus nya menguping, aku akan menerima hukuman" sahut Gei menegang kedua telinga nya.
    
"Hukuman apa yg cocok? apa aku harus membersihkan kuil ini selama satu minggu lagi?"
    
"Mengganti kelopak-kelopak bunga yg di atas itu?"
    
"Menyiram tanaman di seluruh Academy ini?"
    
"Membersihkan ruang makan?"
    
"Ruang pelatihan?"
    
"Apa aku harus duduk di sini seharian, tidak boleh tidur sampai pagi?"
    
"Bruk...!"
    
"Aku akan melakukan nya" lemas Gei saat mendapati banyak bunga di pangkuan nya.
     
Gei terlihat lesu, dia memilih untuk segera membaca kitab.
    
"Ini terlalu berlebihan Gei, aku rasa ada kejanggalan di sini, memang nya kenapa jika kau menolak dan tidak meminta maaf?" tanya Xavier curiga
    
"Dia sudah bersiap-siap menodongkan tombak nya ke arah ku, aku bisa mati di tempat"
    
"Kau bercanda, jangan mencoba membohongi kami" sela Revan tidak yakin.
     
Gei mendesah lemas, "Kalau tidak percaya ya sudah" Gei beranjak dari tempat duduk nya
    
"Kau mau kemana?" tanya Revan
    
"Tidak kemana-mana" jawab Gei sambil memperhatikan isi rak, tanpa banyak bicara Gei mengangkut semua kitab di dalam satu jajaran, sekitar 14 kitab dengan ketebalan 3-5 cm.
  
Semuanya melongo untuk sejenak, ekspresi Gei bukan dingin atau datar, melainkan lesu tak bersemangat.
    
"Kau tidak menyuruh kami pergi, agar kau bisa membaca dengan tenang?" Laskar berinisiatif
    
"Kau mendengar ku?" ulang Laskar
    
"Aku tidak bisa melakukan apapun, jika aku mengusir kalian maka nasib ku akan sama lagi, jika kalian ingin di sini atau ingin pergi, terserah kalian saja" jawab Gei merubah posisi nya kini duduk bersila menghadap patung dewa.
    
"Ada apa disini?" tanya seseorang yg baru masuk dengan ekspresi heran
    
"Mr." sapa mereka sopan
     
Mr. Carius mengangguk singkat lalu melirik Gei yg tak bergeming.
    
"Kami hanya ingin berkunjung tadi, kami akan permisi" pamit Laskar segera pergi di ikuti ke lima pangeran lainnya.
     
Sementara itu Gei masih fokus ke kitab yg dia baca.
    
"Kau tidak ingin ikut pelatihan khusus hari ini?" tanya Mr. Carius
    
"Tidak"
    
"Kenapa?"
    
"Entah lah, aku sedang menjalankan hukuman sekarang"
    
"Kalau begitu aku membuat pengecualian hari ini, jadi kau bisa ikut pelatihan hari ini" terang Mr. Carius yg merasa kalau hukuman yg Gei maksud adalah hukuman darinya.
     
Gei menoleh ke belakang, "Tidak Mr.  aku sekarang sedang di hukum oleh nya, jadi aku harus menjalankan hukuman ini" jawab Gei lalu kembali lagi ke posisi semula
    
"Di hukum? maksud mu bagaimana?"
     
Gei menggelengkan kepalanya perlahan, "Aku ingin membaca semua kitab ini" jawab Gei
     
Mr. Carius terheran, tapi dia segera pergi meninggalkan Gei.

QUEEN IMMORTAL WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang