Semuanya hening menunggu, bahkan ada yg sudah bersiap-siap untuk tertawa jika Gei gagal
Tapi berbeda yg mereka harapkan, pisau melesat dan menancap tepat di bagian mata tupai.
Semuanya terdiam melongo, sesuai aturan, Gei harus menghabiskan empat pisau sekaligus, jadi pisau kedua kini menancap di bagian kaki, selanjutnya bagian leher, dan terakhir bagian badan nya.
"Prok....prok..prok...!" semua kelas Khusus bagian A bertepuk tangan, berbeda dengan kelas biasa bagian B, mereka hening tak tau harus bagaimana.
"Teknik yg bagus nona Aurora, apa kau menggunakan bantuan elemen?"
Semuanya tenang, memang semua pelajaran harus selalu di iringi dengan elemen, kecuali kesehatan fisik.
"Tidak" jawab Gei sukses membuat semuanya kembali melongo
"Harus nya kau jawab iya, kenapa tidak menggunakan elemen, ini pelajaran mendalam Gei" heran Revan
"Mana aku tau, aku sudah terbiasa"
"Baiklah nona silahkan duduk, jika tanpa elemen kau bisa melakukan itu, bagaimana jika menggunakan kekuatan elemen, sudah lah mungkin aku sudah menganggap kau lolos jika di ujian ketangkasan" pasrah Mr. Berly
Gei segera duduk masih dengan ekspresi yg sama.
Di lanjut dengan yg lain nya, mereka mulai sibuk menunggu giliran, sementara Gej dia nampak acuh sambil membaca kitab di tangan nya, kini bukan seperti kitab lain, judul nya saja bukan seperti kitab suci, malahan ini menceritakan perkembangan elemen.
Jam 12.30 mereka sudah selesai kelas kedua, ini saat menya mereka menuju ke ruang makan.
"Karna tidak ada kau, pelatihan khusus tidak menyenangkan lagi" ucap Louis santai, hanya tersisa mereka ber lima di ruang pelatihan ini.
Gei masih acuh, "Setidaknya aku masih bisa berlatih sendirian di kuil" jawab Gei jujur
"Berlatih di kuil? apa kau tidak akan di marahi?" tanya Laskar
"Kalau dia marah harus nya sudah dari kemarin-kemarin" jawab Gei dengan ekspresi dingin.
"Aku penasaran bagaimana kau berkomunikasi dengan dewa, apa ini semua hanya akal-akalan mu saja, aku tau kau sangat jahil, atau kau sengaja mengatur kelopak bunga di atas agar jatuh di saat waktu yg tepat" selidik Revan
Gei mendengus kesal, "Aku tidak menyuruh mu untuk percaya padaku" sinis Gei langsung pergi.
"Tunggu dulu, aku dengar kau meminta ijin pada Mr. Jo, kau mau kemana besok?" tanya Revan
"Bukan urusan mu"
"Aku akan ikut"
"Aku bilang bukan urusan mu, aku hanya ingin pergi sendiri" geram Gei lalu pergi dengan wajah kesal.
"Memang nya ijin kemana?" tanya Xavier
"Aku tidak tau, Mr. Jo tidak mau memberi tahu, katanya itu urusan Gei jadi, jika aku mau tau, langsung saja tanyakan pada Gei" jawab Revan.***
Gei harus mengikuti kelas terakhir dengan rasa bosan, sambil melirik jam yg sudah menunjukkan pukul 3 sore.
Dia harus berkemas hari ini, karena dia akan berangkat besok, dia akan pergi ke klan Wolf, dia tak mau menunggu waktu, dia harus menemukan Silva secepatnya, bukan karena ingin menepati janji agar tidak terlepas dari janji itu, malahan dia ingin menyelamatkan Silva dari ancaman, dia adalah half atau campuran manusia dan kultivator/penghuni immortal world biasanya di sebut kultivator.
Jika dunia mengetahui nya, maka akan terjadi perang kepada siapapun yg sudah menyembunyikan Silva, termasuk akan membunuh Silva karena dia tidak pantas hidup di immortal world, walau dia akan memiliki elemen, tapi jelas elemen nya akan cacat di saat umur nya menginjak 17 tahun, dan saat ini Silva pasti sudah menerima efek cacat nya.
"Nona Aurora bisa kau jelaskan apa yg aku katakan barusan?" tegur Mis. Xeri dengan pandangan rumit
Gei terbungkam, ini pertama kalinya dia tidak mendengarkan penjelasan, dari guru.
"Dari tadi kau hanya melihat jam dinding, kau sangat bosan hingga kau tak sabar ingin keluar dari kelas ini?" tanya Mis. Xeri dengan nada tak enak di dengar
"Maaf Mis." ucap Gei pelan
"Mungkin di kelas sebelum nya dia memang seperti itu Mis. dan aku rasa dia memang belum pantas ada disini" Gei melirik ke sumber suara.
Belakangan dia tau, kalau nama nya adalah Meera Porf, dia adalah putri dari pejabat tinggi di kota, sementara kedua teman nya yaitu Cirew Jigan dan Runik Khaila, Yeza tau nama mereka dari gadis cerewet di sebelah nya, Disyi Ajuma namanya, dia selalu bersama seorang pemuda di samping nya, yg barusan Yeza tau kalau pemuda dingin itu adalah saudara kembarnya, sangat ironis bukan?
Mereka kembar tak se identik, di tambah elemen mereka tak sedikit pun berhubungan antara tumbuhan dan besi.
Nama saudara kembarnya adalah Disyiu Ajuma dia sering di panggil Yiu. Watak mereka saling bertolak belakang, sudah jelas Disyi cerewet dan Yiu sangat dingin dan pendiam.
"Sudah perhatikan kembali, jika kau masih tidak fokus, kau akan saya keluar kan nona Aurora" peringat
Mis. Xeri yg segera di angguki oleh Gei
Sekitar satu jam akhir nya berlalu, sudah jam 4 sore lewat 30 menit, akhirnya mereka selesai kelas.
"Kau mau kemana? buru-buru sekali?" tanya Disyi penasaran
"Ke kuil, aku harus menyelesaikan hukuman ku dulu" pamit Gei tersenyum tipis.
Disyi manggut-manggut Gei sudah menceritakan karena kejadian di kuil hari itu, Gei mendapatkan hukuman.
***
Gei sudah berganti pakaian, membawa satu kotak besar yg berisikan setumpuk kelopak bunga.
"Hemmm maaf aku tidak akan mengganggu" ucap Gei segera berjalan cepat.
"Aku menunggu mu" balas nya tersenyum kecil.
Gei mendelik aneh, yah dialah Elga, entah mengapa jika di kuil dia sangat lembut dan baik hati, apa mungkin dia berpura-pura baik saja di depan dewa. Bahkan Gei tak menyangka kalau dia mendapatkan berkat dari dewa, satu kelopak bunga jatuh di atas kepalanya, Elga nampak tidak terlalu berbahagia, dia hanya tersenyum tipis, lalu menyimpan kelopak bunga di saku.
"Untuk apa mencari ku?" tanya Gei meletakkan kotak di atas anak tangga.
"Aku minta maaf soal tadi pagi"
"Minta maaf? aku tidak merasa kau ada berbuat salah padaku?" selidik Gei
Elga tersenyum menunduk sekilas
"Aku akan pergi dulu" pamit nya segera pergi.
Gei kembali merasa aneh dengan sikap anak itu "Kenapa dia aneh sekali, saat di kuil sangat lembut seperti dewi matahari, di luar dia seperti kacang lupa akan kulit nya, ahk sudah lah aku tak peduli, aku harus cepat"
Gei melepas sepatunya, segera menambah kelopak bunga di bagian atas, terdapat sebuah tempat khusus, yah alasan mengapa kelopak itu tak jatuh dengan sembarangan karena cela tempat itu sangat kecil, kemungkinan kelopak bunga jatuh hanya saat kelopak bunga itu di lurus nya menjadi bentuk pipih, barulah bisa keluar dari cela yg tipis.
Itu sebab nya banyak yg mengira kalau jika bunga jatuh, dewa sendiri yg melakukan nya.
Setelah menambah stok kelopak bunga, Gei merapikan tata letak beberapa barang-barang di sekitar patung dewa.
Membersihkan benda-benda itu dengan kain lap yg setengah basah dan tidak terlalu kering.
"Kalian sudah bertemu!!"
"Ehhh?" Gei segera berbalik ke belakang, "Siapa?" seru Gei yg tidak menemukan ada orang selain dia di sini.
Gei mulai mengaktifkan zona persepsi nya, siapa tau bisa merasakan ada seseorang di sekitar nya, tapi nihil tak ada satu orang pun di sana.
"Kenapa akhir-akhir ini aku mendengar suara aneh, tapi tidak ada siapa-siapa selain aku disini" batin Gei mendelik bingung.
"Apa kau juga mendengar suara tadi?" tanya Gei menatap patung dewa dengan tatapan lekat
Patung tetap lah patung, dia tak akan bergerak hanya karna pertanyaan kecil seperti itu, "Mungkin aku hanya berhalusinasi tadi" gumam Gei melanjutkan membersihkan apa yg perlu di bersihkan.
Gei juga tak perlu menyapu atau mengepel, lagi pula lantai nya masih bersih dan kinclong.
Hanya merapikan beberapa benda saja, setelah itu akan nampak lebih baik dan enak untuk di lihat.
"Baiklah aku sudah selesai, mungkin besok kita tidak akan bertemu disini, jika kau dewa yg tau segala hal, kau pasti tau aku akan pergi besok, jadi aku harap kau juga membantu ku" ucap Gei dengan ekspresi santai
Gei mengambil buah yg dia bawa dan sengaja di letakkan di dalam rak.
"Aku membawa buah kesukaan mu, semoga kau suka, aku bingung kau benar-benar memakan nya atau tidak, tapi bagaimana caranya kau makan buah ini" heran Gei sambil meletakkan satu buah di atas piring persembahan.
Gei melangkah menaiki altar dewa, kembali melakukan hal konyol nya lagi,
"Tos dulu" ucap Gei menepuk telapak tangan patung itu dengan senyuman kecil, "Aku akan pergi" Gei melangkah turun, mungkin sebagai tanda terimakasih karena kuil sudah bersih jadi dewa Guana memberinya satu kelopak bunga.
"Aku anggap ini sebagai berkat perjalanan ku" ucap Gei segera pergi setelah melambai singkat.
"Dia benar-benar gadis aneh, tapi dia mau pergi kemana besok?" Alve bergumam kecil, Gei sudah pergi beruntung nya Gei tak menyadari kalau dia sudah bersembunyi di sana dari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN IMMORTAL WORLD
FantasyImmortal Worl, dunia yg terletak di dimensi lain dari bagian bumi manusia, sesuai dengan namanya yaitu dunia abadi, dunia dimana banyak hal yg mungkin terjadi di luar nalar manusia, dan di luar kendali manusia biasa. kehidupan yg di penuhi dengan au...