Bab 62 : Siapa Aku

153 15 0
                                    

Makan malam terasa ramai, Gei begitu nyaman berada di tengah-tengah mereka,
     
Ardan sesekali bercanda di sela aktivitas makan malam, apalagi Meyza, wanita tua itu sangat cerewet tapi sangat baik hati dan peduli. Di tambah Ziulong yg kadang ada mirip nya dengan Mr. Carius.
    
"Sudah berapa lama kau berlatih jurus gabungan itu, Carius mengatakan kalau kau dan juga teman mu melakukan nya dengan sangat baik" tanya Ziulong
    
"Kurang lebih satu bulan" jawab Gei asal.
    
"Carius? maksud mu dia adalah murid langsung dari Carius?" pekik Meyza
    
"Yah, memang nya kenapa?"
    
"Bagaimana bisa begitu? aku pikir kau- ahk sudah lah, elemen apa yg kau kuasai?" tanya Meyza ingin tau
    
"Air-"
    
"Semua elemen" ucap Ziulong menghentikan ucapan Gei
     
Ardan terbatuk lemas, Meyza melongo, nampak nya mereka benar-benar belum tau, "Apa maksud mu semua elemen?" seru Meyza masih tak percaya.
    
"Tanyakan saja padanya"
    
"Benarkah itu?" Meyza hendak memastikan.
     
Gei mengangguk perlahan, "Tapi kata Mr. Carius sebagian lagi masih belum bisa aku kendalikan" jawab jujur Gei.
    
"Kau bercanda? kalau begitu buktikan" seru Ardan
     
Gei mengangkat tangan nya, memusatkan pikiran nya dan menciptakan sebuah bola transparan, jelas itu bola Air, setelah hitungan detik bola air itu berubah menjadi angin, api, cahaya biru, cahaya kuning, kumpulan daun-daun kecil yg terus berputar, lalu setelah nya bola tanah, pasir, petir dan
    
"Sudah cukup, hentikan" tahan Meyza tiba-tiba
    
"Apa itu tadi" lemas Ardan
    
"Lalu kau, elemen apa yg kau kuasai?" tanya Gei bertanya
     
Ardan mengangkat tangan nya, menciptakan sebuah bola angin, sudah biasa di klan Witch kalau elemen yg paling dominan adalah Angin, kalau tidak cahaya dan tumbuhan.
    
"Apa yg kau tunjukkan tadi, sudah semuanya?" tanya Meyza
     
Gei menggeleng, "Masih ada Es dan juga mungkin elemen kegelapan masih belum bisa aku kendalikan"
    
"Bagaimana bisa semua elemen itu ada padamu?" pelik Ardan
     
Gei menggeleng, "Aku juga tidak tau" jawab Gei santai.
    
"Jika kau memiliki elemen Cahaya, seharus nya kau sangat cepat? atau jika kau memiliki elemen tumbuhan, apa kau juga mahir membidik?"
     
Gei mengangguk sebagai jawaban
    
"Kau sudah berlatih tentang ilmu dasar semua elemen?"
     
Gei mengangguk lagi
    
"Elemen yg paling dominan sudah ke tahap berapa?"
    
"Semua elemen ku, sudah di tahap ketiga, kecuali Kegelapan dan Air, kalau kegelapan masih permulaan, kalau Air sudah tahap ke empat"
     
Ardan terbatuk terus-terusan, "Ta.. tahap ke tiga, semuanya?"
    
"Lalu apa gunanya kau di kirim ke mari, kalau pemahaman mu sudah setinggi itu?"
    
"Kata Mr. Carius, aku akan kembali lagi setelah semua elemen ku minimal nya berada di tahap ke lima, atau setidaknya harus ada setengah elemen ku ber transformasi"
    
"kau paling mendominasi di elemen yg mana?" tanya Ziulong santai
    
"Air dan Cahaya, tapi aku merasa kalau elemen Es dan Api ku lebih kuat dari semua elemen"
    
"Kenapa kau berpikir seperti itu?"
     
Gei terdiam sejenak, "Aku juga tidak pasti, tapi setiap saat aku marah elemen yg mendominasi adalah Es dan Api, sedangkan ketika aku sedang tenang dan santai, maka elemen Air dan Cahaya yg paling dominan"
    
"Ini akan membantu mu untuk menyamarkan diri" ucap Ziulong mengeluarkan sebuah kotak kuno dengan ukiran yg sudah terlihat kusam.
   
"Apa itu?" tanya Gei
    
"Terima saja" seru Ardan tersenyum, nampak nya dia juga pernah di berikan hadiah seperti itu, mungkin saja isinya yg akan berbeda.
     
Gei segera membuka kotak di hadapan mereka, walau isinya tidak terlalu mengejutkan, tapi apakah ini untuk nya?
    
"Apa aku harus menggunakan ini?" tanya Gei memastikan
     
Meyza mengangguk, "Kau akan aman jika menggunakan itu, seperti yg kau katakan, jika di klan Demon orang memanggil mu dengan panggilan Geinero atau Gei, sekarang kau akan menjadi Aurora, tidak akan ada yg tau bukan?"
     
Gei berpikir sejenak, sebuah topeng berwarna perak, topeng ini terlihat begitu tipis namun sangat kuat, heran nya, bentuk nya terlihat abstrak, jika Gei memakai nya, ada beberapa bagian wajah yg masih terlihat, seperti sedikit kening nya, dan juga mulut serta dagu nya, namun jujur saja Gei mengagumi bentuk topeng yg terlihat indah.
    
"Kau harus terbiasa menggunakan itu, bahkan kalau bisa, jangan melepaskan topeng itu kecuali saat tidur"
     
Gei mengangguk, kembali menyimpan topeng ke dalam kotak tadi.
    
"Tapi apakah tidak aneh jika ada yg melihat ku nanti?" tanya Gei sedikit bimbang.
    
"Lebih aneh jika mereka melihat wajah mu langsung, bukan kah kau seorang pemenang turnamen perwakilan setiap Academy? bagaimana dengan itu, mereka akan bertanya mengapa kau ada di hutan terpencil seperti ini" potong Ziulong
     
Gei mengangguk paham, "Kau mengikuti sebuah turnamen, itu pasti menyenangkan, apa lagi kau memenangkan nya, apa hadiah nya?" tanya Ardan begitu penasaran
    
"Kau tidak masuk Academy?"
    
"Dia sudah menjadi murid kami sejak umur nya masih 7 tahun, jadi dia sudah tinggal disini selama 11 tahun, kalau keluar pun, dia hanya sampai ke pusat kota dia tidak pernah masuk Academy" balas Meyza    
     
Gei manggut-manggut paham, sementara Ardan nampak tidak terlalu memusingkan itu, dia lebih menginginkan untuk mendapatkan kekuatan dengan berlatih langsung dari gurunya.
    
"Haruskah aku memanggil mu dengan sebutan senior, karena kau lebih tua dariku dua tahun" ucap Gei
      
Ardan tersenyum, "Terserah saja panggil apa" jawab nya santai
   
"Mulai besok kalian akan berlatih bersama, jadi Ardan jika ada yg belum Aurora ketahui, kau harus membantunya, dan kau Aurora, kau juga jangan sungkan bertanya, dan lakukan semuanya sesuai kemampuan mu"
    
"Baik guru" ucap keduanya mengangguk patuh. 
     
Hari ini berlalu dengan keadaan baik, walau akhirnya Gei tidak akan tau apa yg akan terjadi di kedepan hari, yg terpenting adalah, dia harus fokus, tidak memikirkan apapun selain meningkatkan kekuatan nya, seperti yg di katakan Mr. Carius, tidak semudah membalikkan telapak tangan.
    
"Apa Ardan itu orang baik-baik, dia sudah tau tentang semua elemen ku, apa dia akan membocorkan rahasia ini pada semua orang?" Gei mencoba berpikir keras
     
Sambil memperhatikan keadaan di luar jendela, langit terlihat cerah dengan bintang-bintang yg bertebaran di sana.
    
"Aku harap semua nya akan baik-baik saja" Gei menghela nafas panjang. Usai menutup jendela, Gei kembali duduk di tempat tidur, begitu banyak hal yg terus dia pikirkan, belum lagi tentang Jesselin, dia belum bisa menepati janji nya untuk membawa Jesselin bertemu dengan bunda nya, apalagi dengan kasus makam bunda nya yg hilang.
     
Di tambah lagi bagaimana caranya dia menunjukkan wajah kepada dunia kalau dia akan seorang putri dari kerajaan klan Demon dan juga klan Angel.
    
Kalau dia benar-benar kembali sebagai orang lain apakah immortal world akan menerima nya, atau sebaliknya, apa dia akan menerima untuk tinggal selamanya di immortal world?
     
Keputusan-keputusan kecil mulai terlihat dari awal, hingga nantinya bagaimana dia harus mengambil keputusan besar, dimana dia akan mendapatkan sesuatu dengan harus merelakan sesuatu juga.
     
Dia masih tidak percaya kalau dia yg sudah di takdir kan untuk mengalahkan raja klan Iblis yaitu Yama,
     
Dia juga masih tak yakin, kalau dia bisa melakukan nya atau tidak,
     
Gei memang bukan orang yg senang mendengar kan sebuah ramalan dari para peramal tua yg sudah berumur ratusan tahun, tapi tidak di pungkiri kalau Gei terus menanyakan hal yg sama kepada semua peramal yg di jumpai nya.
    
"Siapa aku?" hanya dua kata itu, namun jawaban semua nya adalah sama.

QUEEN IMMORTAL WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang