Xavier mengangkat kedua tangan nya, dua serangan yg saling berkombinasi dari Es dan angin membuat dia kewalahan.
Jauh di ujung sana, si pengendali elemen tanah mempersiapkan beberapa pisau belati untuk menyerang lawan secara diam-diam.
"Aku tidak kuat" Xavier menahan nafas.
"Woshhh...!"
"Tidak...!" Vania berteriak melihat sebilah pisau hendak tertuju ke wajah Xavier putra nya.
"Happp...!"
"Kurang panas"
"Ehhhh?" Xavier melongo melihat pisau itu tinggal beberapa centi lagi akan menusuk mata nya, namun berhenti di udara saat seseorang sudah menahan nya.
"Gei" ucap Xavier berbinar
"Aku bilang kurang panas, api mu masih dalam fase pertama, kenapa kau tak membuat nya lebih panas lagi?" tanya Gei dengan santai berdiri di sebelah Xavier yg tengah berjuang mati-matian.
"Ini demi ice cream ku, kalau tidak aku tidak akan mau melakukan ini, tarik elemen mu, lalu melompat ke sana, selanjutnya mari kita mulai dengan jurus pertama"
Keduanya saling menatap dekat, sambil mengangguk-anggukkan kepala dengan kompak.
Hitungan ketiga, Xavier menarik elemen nya, melompat ke kanan, sementara Gei ke kiri, hingga serangan es dan angin itu menghantam tanah.
"Sekarang"
"Lord of Fireair" teriak kedua nya serentak. Semburan api panas dengan posisi lurus menyerang, dengan air yg bergerak mengelilingi api tertuju ke arah lawan.
"Duarrrr. !" satu ledakan tercipta, kedua pengendali elemen es dan angin itu mundur dengan keadaan yg mengenaskan, basah kuyup namun gosong?
Formasi memberikan sinyal dengan warna merah terang, itu artinya peserta keluar dari formasi, sekaligus dua pulak.
Klan Wolf adalah peserta pertama yg keluar dari formasi.
Semuanya bersorak, satu kali serangan membuat satu pasang peserta keluar begitu saja?
"Hebat" ucap Xavier dan Gei bersamaan, keduanya tersenyum lalu tertawa pelan.
"Baiklah kita mulai?" Xavier mengulur kan tangan nya dengan telapak tangan terbuka,
Gei tersenyum, menepuk telapak tangan Xavier lalu keduanya langsung melesat menuju ke tengah-tengah lapangan.
"Itu dia, mereka baru memulai ternyata" ucap Mr. Carius sangat lega.
"Wowowooo...itu sangat kerenn" teriak Louis bersemangat.
"Hanya demi ice cream, dasar"
Louis terkekeh melihat ekspresi Revan menandakan kalau dia lebih khawatir tadi, namun dia menutupi nya dengan kejengkelan hingga sekarang dia lah orang yg paling lega melihat Gei sudah tidak diam lagi seperti patung.
"Setelah ini, bersiap lah ke neraka sepupu ku" suara Gei menggema, Gei tersenyum miring menatap Revan dari kejauhan.
"Uhuk..uhuk..!" Revan terbatuk kasar.
"Ice cream" umpat nya
"Mati lah aku" Revan mendesah lemas,
"Ini semua karna kalian, kenapa memakan ice cream nya" bentak Revan marah
"Itu ide mu, kami tidak mau tau, kami tidak salah disini"
"Heh yg makan siapa yg punya siapa?" ucapan Caven membuat mereka terdiam untuk berpikir sejenak.
"Ohh tidak, kita harus membeli nya lagi" panik mereka berempat segera bergegas kabur.
"Mau kemana kalian?" heran Victory
"Sebelum kanjeng ratu marah, lebih baik bergerak sekarang dari pada besok tidak bisa melihat matahari lagi" balas Revan mengajak ketiga pangeran itu untuk segera pergi.
"Menyebalkan" kesal Nasari mengumpat, dia tak suka melihat pangeran-pangeran itu sangat memperhatikan Gei
"Aku tidak menduga ini akan terjadi, ini benar-benar kombinasi elemen yg tak mungkin tapi sangat menakjubkan" puji Aksel
"Dan kami kalah duluan?" lemas Sauna.
"Dan kami selanjut nya?" ucap Victory dengan wajah kesal, baru saja peserta dari klan nya keluar oleh serangan dari keponakan nya itu.
"Aku bosan, ini tidak menyenangkan" ucap Gei mendudukkan dirinya di atas tanah, tepat di tengah-tengah lapangan.
"Hehh kau sedang apa? ayo cepat, kita masih harus mengalahkan dua pasangan lagi"
"Kau saja sana"
"Kau memang menjengkelkan, menyebalkan, tidak bisa di atur"
"Apa kau bilang"
"Iya kau tak bisa di atur, kenapa kau hanya duduk, kenapa tidak tiduran saja, dan tidak perlu lagi bangun" dunia Xavier
"Kau menantang ku, baiklah" Gei segera bangkit, aura nya meledak membuat Xavier saja tersentak mundur satu langkah.
"Kita buktikan dengan ini" Gei melesat dengan kecepatan kilat, menyerang secara bertubi-tubi dari arah yg berbeda membuat mereka kewalahan. Pengendali solar dan besi itu bingung harus menyerah Gei ke arah mana karena dia begitu cepat.
"Aku disini?" Gei berdiri tepat satu langkah di belakang keduanya.
"Boom...!" satu serangan membuat kedua nya terhempas keluar lapangan, yah, mereka di diskualifikasi.
"Hehhh" Xavier melongo.
"Dia benar-benar gila?" gumam Xavier memperhatikan gadis itu dengan santai nya berdiri di atas permukaan air yg dia ciptakan seperti ombak.
"Bagaimana menurut mu?" tanya Gei bersidekap dada,
Xavier harus mendongkak ke atas untuk melihat Gei, dia bertepuk tangan sendirian, "Ini akan lebih menakjubkan" tawar Xavier menyemburkan api nya membuat air yg di pijak oleh Gei menyala terang, api itu membakar air namun air nya tidak hangus.
Gei berdehem, terlihat sangat keren, tapi dia masih terlalu gengsi, "Aku tidak bisa berdiri di atas air" ucap Xavier melompat dan berdiri di sebelah Gei
Karna itu dia menyemburkan api nya agar dia bisa berdiri di atas.
"Tapi-" Xavier baru sadar dengan apa yg dia lakukan, dia bisa menjatuhkan Gei,
"Kau kenapa bisa berdiri di atas api itu?" pekik Xavier tersadar, Gei menatap acuh tak acuh, "Apa gunanya aku berlatih dengan mu kalau aku tidak bisa hanya untuk berdiri saja di atas api, dan saran ku, Api mu ini masih belum terlalu panas"
"Baiklah kita selesaikan mereka dengan fase ketiga bagaimana?" ucap Xavier tersenyum menantang
Gei mengangguk, "Siapa takut"
Keduanya mulai berbeda secara asal, guna untuk mengelabui lawan mereka yg hanya tinggal dua orang saja.
Dari Academy Fastron, Klan Vampire yakni perpaduan elemen Petir dan Cahaya.
Untuk menghindari serangan kedua elemen itu, Gei cukup mengaktifkan pertahanan mutlak dari elemen yg sama, dengan begitu dia tak akan terluka jika serangan cahaya atau pun petir, karena di tubuh nya sendiri memiliki elemen yg sama.
Sebenarnya Gei menerapkan pertahanan mutlak itu dari tadi, tapi setidaknya itu tidak berguna bagi elemen besi karena Gei tidak memiliki elemen yg sama seperti itu.
Dan alasan utama Gei bisa berdiri di atas api itu, bukan karena sudah lama berlatih dengan Xavier, tapi karena memang dia juga memiliki elemen api.
"Ini benar-benar gila" Reiman sangat terpukau dengan pertandingan hari ini, yg biasanya jika dia datang ke acara seperti ini, dia pasti sibuk mencari para gadis-gadis cantik, tapi sekarang dia duduk manis di kursi nya.
"Bruk...!" satu kotak ice cream yg baru kini sudah di letakkan di sebelah kursi Revan
Mereka tinggal membuang ice cream bekas dari Louis, Laskar dan Caven, setelah itu menyatukan semua ice cream di dalam satu kotak, dan kotak yg kosong di buang saja, tidak penting.
"Akhirnya-" ucapan Revan terjeda
Mereka berempat mematung saat melihat lapangan yg kini hanya tersisa dua orang, yah TERSISA DUA ORANG SAJA,
"Xavier Vederick dan Geinero Aurora" suara itu menggema di akhir pertandingan.
"Me..mereka menang? kita menang?" ucap Laskar tergagap
"Woohooo...mereka berhasil" teriak Louis, mereka berempat melakukan tos ria secara kompak.
"Bruk...!" keadaan hening, semua penonton diam saat tubuh seseorang jatuh di atas tanah.
"Gei..!" teriak Revan melesat, dia kalang kabut segera tiba di tengah-tengah lapangan dengan panik, semua nya berdiri dalam diam.
"Gei..kau kenapa?" cemas Xavier
Xavier hanya menyentuh sedikit lengan Gei namun dia segera tersentak dan mundur, tadinya dia jongkok sekarang dia duduk selesehan. Tubuh Gei sangat panas bahkan melebihi panas elemen api nya.
"Kenapa? ahk...astaga" Revan kaget dan ikut mundur karena merasakan hawa yg sangat panas.
Mr. Carius bergerak cepat, di susul oleh Mr. Jo untuk melihat keadaan di lapangan.
Semakin lama hawa nya semakin panas, mereka perlahan mundur karena tidak tahan dengan hawa panas yg keluar dari tubuh Gei, sementara Gei masih tidak sadarkan diri.
"Aku tidak akan terbakar untuk ini" ucap Laskar berusaha mendekat, mengaktifkan skill pertahanan dari es untuk melindungi orang-orang sekitar.
"Ayahanda aku butuh bantuan mu" teriak Laskar tidak tahan,
Sauna segera bergegas membantu Laskar untuk menciptakan formasi pelindung dari es, tapi tetap saja hawa panas itu begitu kuat.
"Ke..kenapa ini?" heran Caven, dia ikut mundur karena heran dengan semua yg ada di lapangan. Para penonton tidak ikut merasakan hawa panas karena formasi pelindung di lapangan tidak akan mengeluarkan kekuatan elemen apapun, sementara di dalam lapangan, Mr. Jo, Mr. Carius, Revan, Xavier, Caven dan Louis di lindungi oleh Laskar dan Ayah nya.
"Panas..!" teriak Revan tidak tahan
Caven terbelalak, "Panas apanya?" ucapan Caven membuat ke adaan hening,
"Kenapa kau begitu tenang? aku setidaknya membantu mengipasi ku" sungut Louis yg sudah mengeluarkan banyak air namun hangus begitu saja.
Caven semakin bingung, dia tak merasakan panas yg seperti mereka katakan, mereka menjauh sudah lima meter dari Gei, dia mengikuti mereka karena dia berpikir kalau Gei mengeluarkan hawa racun atau apa, tapi kenapa mereka mengatakan panas.
"Ahk..kalian aneh sekali" umpat acaven segera berlari
"Apa yg kau lakukan, kau akan terbakar bodoh" teriak Mr. Carius refleks, Caven tidak peduli dia kini sudah berjongkok di dekat Gei.
"Gei bangun" panggil Caven mengguncang tubuh Gei,
"Apa dia tidak merasa panas?" ucap Mr. Jo terkejut.
"Panas apanya, sebenarnya kau kenapa?" cemas Caven kembali mengguncang tubuh Gei.
"Hueeekkk...!" satu gerakan refleks, Gei terduduk lalu memuntahkan cairan berwarna putih bening dari mulut nya, dalam hitungan detik, aura panas itu tiba-tiba hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN IMMORTAL WORLD
FantasyImmortal Worl, dunia yg terletak di dimensi lain dari bagian bumi manusia, sesuai dengan namanya yaitu dunia abadi, dunia dimana banyak hal yg mungkin terjadi di luar nalar manusia, dan di luar kendali manusia biasa. kehidupan yg di penuhi dengan au...