Xavier tidak menduga kalau akan seperti ini jadinya, sebuah desa di pinggir hutan wilayah klan Demon sudah hancur karena amukan dari raja iblis itu, dia terlalu memaksa agar penduduk memberi tahu siapa raja mereka namun tak ada yg berani menjawab hingga Yama si iblis bertanduk satu itu menghancurkan pemukiman.
Tepat di sebuah lapangan luas di pusat kota, saat ketibaan nya membuat semua orang langsung pergi dan mengurung diri di rumah.
Meski begitu Yama terus membuat kerusakan hingga pemimpin yg dia cari tak bisa lagi berdiam saja di tempat nya.
Caven tiba lebih awal, sejenak dia terdiam, melihat sosok Yama yg sesungguhnya, Iblis dengan tubuh dua setengah meter, dengan otot yg kekar, memiliki tanduk satu di kening nya, dan juga sebuah mahkota di kepalanya.
Dia tidak datang sendiri, bersama seratus pasukan nya, benar-benar menakuti semua penduduk.
"Apa kau salah satu pemimpin nya?" seru Yama dengan nada menggema, jari runcing nya menunjuk ke arah Caven yg berdiri dengan tegap di hadapan seluruh pasukan iblis itu.
"Harus kah aku menjawab sementara kau sudah tau jawaban nya?" balas Caven bersikap tenang
"Kau begitu sombong anak muda, tapi yg ku cari bukan kau, kau adalah Vampire yg tidak berguna" sinis Yama tersenyum remeh
Caven mengepal tangan nya dengan kuat, "Kau mencoba menguji ku Iblis jelek" geram Caven
"Hentikan" tahan seseorang yg segera mencekal tangan Caven, hingga aura petir nya langsung menghilang Revan sudah ketakutan namun dia berusaha tenang agar Caven juga tidak terbawa emosi.
Kelima sekawan itu tiba di tempat yg sama, walau mereka belum semua menjadi raja, setidaknya di belakang mereka sudah tiba para raja sebelum nya.
"Dimana anak itu" gumam Mr. Carius melirik ke sana kemari.
"Anak siapa yg kau cari?" tanya Castor, Mr. Carius melirik sekilas, tentu saja putra mu yg satu itu, kau pikir apa alasan nya pergi ke klan Iblis, dan meminta batu segel, karena dia ingin melawan Yama, tapi karena iblis itu datang kemari, dia menjadi kesal dan tidak mau bertarung lagi"
"Ingin melawan nya?" pekik Castor melongo.
"Apa hanya aku saja yg merasa aneh disini?" ucapan Aksel membuat semuanya menoleh ke arah sosok mantan raja Vampire alias ayahanda dari Caven
"Ada apa?" tanya Sauna sudah bersiap dengan pedang es nya.
"Kenapa anak itu duduk santai disana, apa dia sedang menonton kita, atau apa dia buta tidak melihat kalau para Iblis itu ada disana?" seru Aksel menunjuk ke arah sebuah kursi yg ada di taman yg cukup dekat dengan lapangan.
"Raksa?" pekik Castor tersendak
"Astaga dia selalu membuat masalah" umpat Mr. Carius geleng-geleng, namun di akhir gelengan nya dia tersenyum kecil.
"Siapa dia?" heran Victory
"Kau tidak kenal?" pekik Castor menatap Victory dengan tatapan intens
Victory menggelengkan kepalanya pertanda tidak tau, "Nanti saja kalian berbicara" potong Mr. Carius membuat semuanya diam dan fokus pada satu arah.
"Fara?" Gei terkejut dengan mata melongo, saat seorang gadis kini tiba di sebelah nya, hanya berjarak lima meter dari bangku yg dia duduki.
"Astaga ternyata pasukan dari Academy Demon" batin Gei baru sadar kalau di belakang nya sudah muncul banyak murid dari Academy Demon, bukan hanya itu, beberapa murid dari Academy lain juga datang, salah satunya Mr. Elinor bersama dengan murid Academy Queensland, juga Academy Fastron
"Apa yg kau lakukan disini?" heran
Mr. Jo membuat semua murid menatap ke arah satu orang, yaitu pria bertopeng yg duduk di kursi.
"Ingin menonton pertandingan, aku rasa ini cukup seru" balas Gei santai, merogoh sakunya dan mengambil cemilan lalu memakan nya dengan santai.
"Aku harus membawamu ke tempat yg lebih aman" ucap Alve hendak menarik tangan Gei namun berhenti saat seseorang tiba membuat mereka harus menunduk memberikan rasa hormat pada mantan raja klan Demon
"Kenapa kau disini?" tanya Castor dengan nada ragu.
Gei tak menyahut, "Apa dia tuli? kenapa di bersikap seperti itu" lemas beberapa murid
"Kau tidak mendengar ku?" ucap Castor meninggikan suaranya
"Jangan berteriak di hadapan ku, urus saja urusan kalian, terserah ku mau duduk di mana saja, pergi sana, lindungi putra kesayangan mu itu, jangan biarkan permaisuri mu terluka, kalau kau tidak bisa menjaganya maka akan ku hancurkan semuanya"
"Oh ya, yg aku katakan permaisuri, bukan istri kedua" sinis Gei tanpa menoleh sedikit pun ke arah Castor
Castor terdiam membatu, dia segera pergi dengan perasaan hancur.
"Siapa dia?" gumam Mr. Jo heran
"Shhh...kau begitu tangguh anak muda, kalau aku bertanya, menurut mu siapa yg akan menang nanti?" tanya Mr. Veru yg tiba-tiba sudah duduk di sebelah Gei.
Gei tersenyum miring, "Jika bertanya satu lawan satu antara Yama dan raja klan Demon itu, aku yakin Yama yg akan menang" jawab Gei datar
"Tapi, kau rasa tidak akan ada satu lawan satu, karena keduanya sama-sama membawa pasukan, antara kelima raja klan, melawan Yama, ahk itu tidak adil" gumam Gei menggelengkan kepalanya.
"Astaga...!" seseorang memekik membuat tubuh nya terhuyung jatuh ke tanah saat sadar kalau melihat pemandangan yg sungguh menakutkan.
"Kau baik-baik saja?" Mr. Perkins membantu nya berdiri
"Terimakasih!" ucapnya sopan
"Kau disini? ehhh --" Ardan terbelalak, yah dia adalah Ardan, "Astaga apa ini penyamaran mu, kau sangat menawan dengan pakaian seperti itu sobat, tapi kau tidak bisa membohongi ku, cih sedang apa kau disini, kau terlihat seperti seorang pengecut, hanya diam saja, menunggu lawan lemah lalu kau akan beraksi?" celoteh Ardan mengejek
"Brughh..!" satu cemilan kini mendarat di kening Ardan
"Shhhh...kau tidak melihat aku sedang menonton pertunjukan, aku bukan pengecut" sinis Gei
"Yah yah, aku tidak menyangka mereka sampai secepat ini, oh ya aku melihat mereka menyandera seorang pemuda tadi, kau melihat nya, dimana dia, apa dia sudah di bunuh?" Ardan melirik ke sana kemari di antara kerumunan para iblis.
"Apa maksud mu menyandera?" heran Gei masih di posisi santai
"Ahk ya itu dia, aku salah bukan pemuda, tapi seorang wanita"
"Mira?" pekik Fara terkejut
Gei menjatuhkan cemilan nya dan menatap tepat di tengah-tengah kerumunan.
"Kenapa dia ada disana?" pekik Mr. Veru dengan tatapan tak percaya.
"Lama tidak berjumpa Castor?" sapa Yama tersenyum remeh
"Kau masih berani datang setelah kau kalah, apa kau tidak malu" sindir Castor dengan senyuman miring.
Yama mengepal tangan nya dengan kuat, "Akan aku buktikan kalau aku sudah lebih kuat dari kalian semua"
"Bukan kah dia-?"
"Mira?" pekik Revan terkejut
"Fara bagaimana ini, kenapa Mira bisa ada disana" cemas Hely dengan wajah pucat.
"Aku juga tidak tau, dia tadi menghilang tiba-tiba dan sekarang sudah menjadi tawanan para Iblis itu?" balas Fara
"Aku takut sekali, apa sebaiknya kita bersembunyi saja di belakang keluarga kerajaan" bisik Renata
"Tenang lah, pasti mereka bisa mengatasi nya" balas Meina masih menatap ke arah sosok pria bertopeng disana, dia begitu takut untuk menunjukkan diri di depan nya.
"Woshhh...!"
Satu lesatan cepat, menciptakan ledakan luar biasa, "Apa begini caramu menyerang dengan diam-diam cih" sinis Xavier dengan tatapan kesal
"Apa tidak ada lawan yg sebanding di sini, kalian begitu lemah" sindir Yama
"Dia begitu sombong" heran Ardan menggeleng tak suka.
"Hehh..kau masih diam, kau tak ingin menyelamatkan wanita itu?" tanya Ardan menatap Gei lekat
Gei masih diam sambil mengepal tangan dengan kuat, menunjukkan urat-urat hijau di punggung tangan nya, dan kedua bola matanya berubah menjadi warna merah cerah.
"Dia lumayan cantik jadi aku rasa mereka tidak akan menyakitinya" balas Gei tersenyum miring
"Hehh jangan bicara asal, sebenarnya tujuan mu ada di sini untuk apa? kau lupa apa misi mu, dan sekarang kau hanya butuh bergerak sedikit, tak perlu kau pergi ke tempat persembunyian nya sementara dia sudah hadir di sini"
"Kau sangat cerewet, aku akan mengurus nya, sementara itu kau juga harus melindungi guru, kau mengerti"
"Jangan memerintah ku, aku lebih tua dari mu"
"Shhh kau-"
"Sudah lah, aku pergi saja, berbicara dengan mu membuat ku pusing"
Ardan melesat dengan kecepatan tinggi, Gei berdiri menatap punggung Ardan yg sudah menghilang, "Kenapa dia selalu memerintah" umpat Gei menatap dengan tatapan geram.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN IMMORTAL WORLD
FantasyImmortal Worl, dunia yg terletak di dimensi lain dari bagian bumi manusia, sesuai dengan namanya yaitu dunia abadi, dunia dimana banyak hal yg mungkin terjadi di luar nalar manusia, dan di luar kendali manusia biasa. kehidupan yg di penuhi dengan au...