Bab 50 : Half

148 16 0
                                    

Mereka bertiga sampai di Academy tepat saat semua murid tengah melangsungkan istirahat pertama. Sekitar jam 10 lewat.   
    
"Dewa, aku sudah menunggu sangat lama, apa semua ini hanya kebohongan, apa aku di permainkan, dewa tolong berikan petunjuk, semakin lama, tubuh ku terasa ingin meledak, aku sangat takut dewa" gadis dengan seragam yg rapih berwarna biru dongker itu mengatupkan kedua tangan nya.
     
Menundukkan kepala dengan mata terpejam.    
     
Pintu terbuka secara perlahan, netra biru milik Gei kini menangkap seseorang tengah bersujud di hadapan dewa.
    
Revan dan Caven saling menatap satu sama lain, mereka ikut masuk dan mengikuti langkah Gei dari belakang.
    
"Dewa aku percaya padamu, aku akan bertemu dengan nya, aku tau aku pasti akan bertemu dengan nya"
     
Usai mengatakan itu, sosok yg kini bersujud dengan kedua lutut di tekuk, menengadah ke atas, ruangan ini tertutup, namun kain selendang berwarna merah milik dewa mulai melambai-lambai, bukan hanya itu, semua goreden di ruangan mulai bergerak di tiup angin. Ekspresi nya berubah menjadi takut.
     
Jendela saja tertutup, lalu dari mana datang nya angin.
   
"Apa yg terjadi?" pekik Revan mencoba melindungi wajah nya dengan tangan, karena terpaan angin begitu kuat.
     
Mendengar suara itu, dia segera berbalik terkejut.
     
Hari ini gadis itu tidak menggunakan jaket tipis, banyak orang yg mengira kalau itu adalah gaya atau style nya, tapi sekarang, kedua mata Gei menangkap lingkaran kecil di pergelangan tangan nya, berwarna hitam, yah dia adalah Silva.
     
Satu persatu kelopak bunga mulai berjatuhan menimpa sosok gadis dengan ekspresi pucat.
    
Gei mulai mendekat, langkah nya begitu ragu namun tatapan nya terus menangkap wajah seseorang di hadapan nya.
    
"Kau pengendali elemen angin, coba hentikan angin ini, kalau tidak, kuil akan berantakan" tegur Caven
    
"Aku tidak bodoh, aku sudah mencoba dari tadi, tapi tak bisa" kilah Revan
    
"Silva" kata yg keluar dari mulut Gei mampu menghentikan kekacauan, angin itu berhenti, membuat barang-barang yg berjatuhan tadi terlihat sangat berantakan.
    
"Ka..kau tau dari mana nama ku!" ucap nya gemetar
     
Gei menatap nanar, kedua matanya berkaca-kaca, Tak terasa air mata mulai menetes, "Putri Elga, apa yg terjadi?" tanya Revan segera menghampiri keduanya, di susul oleh Caven
    
"Silva" Gei segera mendekat dan memeluk gadis di hadapan nya dengan erat, matanya sudah basah karena air mata.
     
Elga terdiam termangu, dia masih syok kenapa Gei tiba-tiba memeluk nya, apalagi Gei tau nama nya.
    
"Sebenarnya kau siapa?" tolak Elga segera melepaskan pelukan Gei.
    
"Ayah mu Ardino? keturunan half Witch dan Demon?"
    
"Ka..kau?"
    
"Aku tau, aku tau siapa kau, kau tidak bisa bertahan lama-lama disini, kau tidak bisa hidup di immortal world"
    
"Kau..kau orang yg di ramalkan oleh peramal itu? kau yang akan-"
    
"Ikut aku" Gei menarik Elga dengan cepat, tanpa mengatakan apapun pada Caven dan Revan yg sudah kebingungan. Sementara Caven sedikit sudah lebih tau, kalau mungkin saja, mereka berdua benar-benar bersaudara.
     
Elga kewalahan saat Gei membawanya melesat dengan kecepatan tinggi, dia sedikit sesak karena tiba-tiba mereka sudah sampai di depan kamar Gei, Gei tanpa banyak bicara langsung mengunci pintu dan memasang formasi agar tidak ada yg mendengarkan percakapan mereka nanti.
    
"Kau half, kau adalah setengah manusia biasa" ucap Gei
     
Elga kali ini mematung, tubuh nya terasa keras, "Kau..harusnya kau tau, apa yg harus aku lakukan agar aku selamat dari kutukan ini!" Elga memelas.
    
"Kau harus kembali ke dunia manusia, karena itu adalah tempat yg tepat untuk mu"
    
"Tapi, tidak aku tidak mau"
     
Gei mengeluarkan sebuah amplop dari laci, menyodorkan sebuah buku harian milik bunda nya Revenita. Disana dia menuliskan semua detail tentang kehidupan nya, tentang pertama kali bertemu dengan suami nya, tentang bagaimana suaminya mulai mengakui siapa dirinya.
     
Elga membaca satu halaman yg di tunjukkan oleh Gei, "Bunda mu, sudah meninggal" ucapan Gei sukses membuat Elga terpaku,
    
"Cerita nya sangat panjang, semenjak kehilangan dirimu, bunda bertemu dengan ibuku, ibuku saat itu dalam situasi mendesak terpaksa harus mengasingkan aku ke dunia manusia, kebetulan ibuku melihat bunda, dan akhirnya sejak kecil aku hidup bersama bunda mu, di saat terakhir nya, dia memberikan ini padaku" Gei mengambil sebuah surat lain.
    
"Aku sudah berjanji untuk membawamu menemui bunda Silva, setidaknya aku harus membawa mu untuk melihat dimana makam bunda"
    
"Tidak mungkin, tidak mungkin"
    
"Maafkan aku, aku tidak bisa menjaga bunda, saat di umurku yg ke 16 tahun, bunda mengatakan dengan jujur kalau aku bukan anak kandung nya, aku akhirnya pergi ke immortal world lewat pintu Teleportasi sesuai petunjuk yg di berikan ibuku dulu pada bunda, setelah aku bertemu dengan ibuku, aku masih tinggal hitungan minggu di immortal world, karna aku merindukan bunda jadi aku berniat untuk kembali ke dunia manusia, dan saat aku sampai ibu sudah sekarat, aku menunggui nya agar cepat bangun, dia masih hidup saat itu, tapi tidak lama lagi, dia meninggal"
     
Penjelasan Gei membuat air mata Elga mengalir deras.
    
"Aku harus menemui ayah mu, untuk membicarakan ini, tapi kenapa kau bisa menjadi seorang putri kerajaan?"
    
"Aku pikir, kau adalah seseorang yg ku tunggu, tapi ternyata ini hanya sebuah kebetulan hingga kau bisa menemukan ku, ternyata kau pernah tinggal bersama ibu ku"
    
"Apa maksud mu, orang yg kau tunggu?"
    
"Yah, saat tau kalau tubuh ku sangat lemah seperti ini, ayah ku membawa ku menemui seorang pria sepuh, katanya dia tau segala hal dan tau apapun termasuk yg di ramal dan ramalan kuno, dia mengatakan bahwa aku bisa di selamat kan oleh seseorang, dan seseorang itu yg akan mengubah dunia ini, dia memiliki seluruh elemen di dalam tubuh nya, dia-"
   
"Itu aku" jawab Gei cepat
     
Elga terbelalak, "Maksud mu?"
     
Gei mengangkat tangan nya, perlahan mengendalikan elemen nya hingga dalam hitungan menit, dia bisa menciptakan sebuah bola angin, api, air, cahaya, pasir, tanah, dauh, dan sebagai nya.
     
Elga tentu syok, melihat itu saja sudah bisa di pastikan, dia lah orang yg selama ini dia nanti.
    
"Tapi..tapi apa yg bisa ku lakukan untuk mu, yg aku tau hanya satu, kau harus kembali ke tempat yg bisa menerima mu, kau tidak aman disini, bagaimana kalau para raja klan tau, kau itu half dari manusia, dalam sejarah ini hanya terjadi sekali, dan ini untuk yg kedua kalinya, kau tau yg pertama, dia di musnahkan oleh ke lima raja klan karena kau menyimpan sebuah kutukan"
    
"Aku..aku..takut"
    
"Kau sudah bersama ku, tapi apa raja Sauna tau tentang ini?"
    
Elga menggeleng, "Ayah ku adalah seorang panglima kerajaan, bagaimana aku menjadi putri kerajaan hanya karena itu, yg mulia melihat ku hidup hanya berdua dengan ayah ku yg kadang pergi untuk bertugas, jadi yg mulia memutuskan untuk mengangkat ku sebagai putri nya"
    
"Sekarang aku tau mengapa kau begitu lemah, kau tidak bisa menerima gen elemen dari ayah mu yg kuat, dengan tubuh mu yg mengikuti gen dari bunda yg hanya manusia biasa"
    
"Beberapa hari ke depan, jangan kemana-mana, berhenti mengikuti para putri itu, aku masih ada urusan, dan setelah itu aku akan membawamu ke dunia manusia"
    
"Tapi aku tidak mau, aku takut, aku akan bersama siapa disana, kau bilang ibuku sudah tiada"
    
"Aku akan mengurus nya, aku sudah hidup selama 16 tahun di dunia manusia, jadi kau harus menuruti perintah ku, jika sudah hitungan beberapa tahun kau disana, aku akan menjemput mu, bukan tanpa alasan aku menyuruh mu ke sana, kau akan mengikuti perawatan untuk menyembuhkan sakit saat kau sesak nafas, setelah tubuh mu pulih kau juga harus tetap berlatih agar di kemudian hari, immortal world bisa menerima mu"
    
"Aku...aku benar-benar takut" lirih Elga parau
     
Gei menatap Elga dalam-dalam
    
"Kenapa sikap mu begitu aneh, sekarang kau akan terlihat menyedihkan, tapi jika bersama teman-teman mu itu, kau akan terlihat lebih angkuh"
     
Mendapati pertanyaan Gei membuat nya menunduk, "Aku malu, sebenarnya mereka menerima ku saja antara mau dan tidak karena aku bukan keturunan kerajaan, jadi aku mencoba untuk bersikap angkuh agar sama seperti mereka"
    
Gei berdecih pelan, "Kau bisa memilih teman lain, tidak harus mereka"
   
"Jika aku berteman dengan orang lain, dari klan biasa pangeran Laskar akan semakin merendahkan ku, dari awal dia tak pernah menerima kalau aku di angkat sebagai adik nya"
    
"Hanya itu alasan mu? kalau begitu jangan mau menjadi seorang putri, kau bisa hidup bersama ayah mu saja"
    
"La..lalu..bagaimana dengan mu, kata peramal itu, orang yg ku tunggu adalah half juga, keturunan dari klan Demon dan klan Angel, apa itu benar?"
     
Gei mendesah lemas, "Aku malas mengakui nya, aku tak punya ayah, sudah lah, kau istirahat di sini sekarang, aku akan membawa makan siang ke sini"
    
"Tapi-"
    
"Jangan membantah ku, aku akan mengurus ijin beberapa hari, agar kita bisa pergi menemui ayah mu"
     
Elga mengangguk perlahan, dia segera merebahkan tubuh nya di atas kasur. Sementara Gei menyimpan beberapa kertas dan buku yg di keluarkan tadi, menguncinya di dalam laci lalu pergi meninggalkan Elga sendirian di kamar nya.
    
"Bodoh sekali" gumam Gei baru sadar dan mengingat saat kejadian kemarin.
     
Dia ingat kalau dia memberiksa tangan Elga berharap ada tanda lahir disana, tapi dia lupa, harus nya tanda lahir itu di tangan kiri, bukan di tangan kanan!!

QUEEN IMMORTAL WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang