Pertarungan berlangsung sudah setengah jam dari tadi, beberapa murid Academy yg terkuat ikut melawan pasukan para iblis itu, juga para guru Academy, bahkan Mr. Carius yg sudah tua juga ikut berpartisipasi
Keadaan lapangan setengah sudah hancur. Sementara Gei masih asik menonton
Jika pun ada serangan yg hampir mengenainya, dia selalu bisa mengelak dengan mudah.
"Ahk .... kenapa dia bertambah kuat menjadi seperti ini" lemas Castor terbatuk dan memuntahkan seteguk darah.
"Boom...!" formasi yg di ciptakan oleh Rina meledak, secepat nya dia membawa Castor menjauh dari lapangan.
"Kau baik-baik saja?" tanya Rina khawatir
"Astaga!!" Vania dan Bevania juga Meina segera menghampiri Castor, Rina tanpa banyak bicara segera menyalurkan energinya untuk membantu pemulihan.
"Boomm...!" satu ledakan tercipta
"Ahk...!" Rina memekik saat tubuh nya terhempas terkena serangan jarak jauh dari salah satu Iblis.
"Rina..!" teriak Castor panik
Kedua pupil Gei menyala, auranya meledak kapan melihat ibunya di sedang tiba-tiba.
"Booomm..!" satu detik, Iblis tadi sudah meledak menjadi abu membuat semuanya melongo.
"Kau sangat lemah" gertak Gei segera menghampiri ibunya
Mengeluarkan cahaya hijau dan memberikan penyembuhan untuk ibunya. Rina juga segera pulih dengan cepat.
"Kenapa ibu mendekat kesana, sudah aku bilang menjauh saja, jangan sampai terluka" marah Gei
"Tapi ibu tidak bisa membiarkan ayah mu terluka disana"
Gei segera berbalik dan meninggalkan Rina di dekat pohon masih terduduk lemah.
"Drzzzzttt...!"
"Duarrrr..!" tubuh iblis itu meledak terkena sengatan petir dari tangan Gei
Beruntung Gei cepat kalau tidak iblis itu akan kembali menyerang Castor dari kejauhan.
"Apa itu tadi elemen petir?" lemas Castor.
Gei mengarahkan telapak tangan nya ke arah Castor, cahaya hijau menembus ke bagian dada, Castor bisa merasakan rasa hangat dan nyaman.
"Aku sudah memperingati mu untuk menjaga nya, malah dia yg menjaga mu, apa kau pantas di sebut sebagai raja, kau sangat lemah" geram Gei
"Siapa dia?" pekik Laskar melongo
"Aurora awasss-" teriak Ardan membuat Gei segera menoleh kebelakang.
Tangan Gei terangkat seketika, mengeluarkan percikan petir dan menyambar sosok Iblis hingga berubah menjadi abu.
"Jangan panggil aku Aurora" peringat Gei
Ardan terdiam membatu, hanya mengangguk dari kejauhan.
"TIDAKKKKK....!" Gei terkejut saat mendengar suara teriakan yg sangat familiar, suara dari Ranguna membuat nya segera tersadar.
Gei melesat dengan kecepatan cahaya, menciptakan sebuah formasi dari es, hingga es itu hancur begitu saja namun beruntung nya serangan Yama tidak mengenai Revan yg sekarat.
"Apa ini, siapa kau?" teriak Yama dengan nada menggema.
"Kau berani menghalangi ku?"
Gei tak peduli kini mengeluarkan aura nya, mengangkat tangan nya hingga tubuh Revan melayang di udara dan terbang menuju ke luar lapangan.
Gei berdiri dengan tatapan membunuh, auranya meledak dan menatap sosok Yama yg kini berdiri lima meter di depan nya.
"Rasakan ini"
"Blamm...!" Yama tercengang melihat serangan nya menghilang lenyap di makan oleh formasi tak kasat mata.
"Si..siapa kau hah?"
"JANGAN MENYAKITI SAUDARA KU!" teriak Gei mengeluarkan aura nya, tubuh nya sepenuh nya di selimuti oleh api yg sangat panas.
"KAU AKAN MERASAKAN AKIBAT NYA YAMAAA...!" teriakan terakhir Gei mengeluarkan lesatan petir di limuti oleh api yg menyala terang dan sangat panas.
"Boomm..!" tubuh Yama terhempas sejauh dua puluh meter, dari mulut nya mengeluarkan seteguk darah berwarna hitam keunguan.
Hanya satu serangan membuat Yama mundur, tentu semuanya menghentikan pergerakan karena harus terkejut dengan yg terjadi.
"Dasar iblis tidak berguna"
"Drzzzttt...!" lesatan petir menyambar secara bertubi-tubi, segala bentuk iblis di sekitar Gei langsung meledak menjadi abu. Dari ratusan pasukan iblis kini berkurang menjadi dua puluhan.
"Beraninya kau-" Yama mengeluarkan aura tinggi, sebuah lesatan cahaya berwarna ungu segera tertuju pada Gei
Ledakan kembali tercipta, Gei sampai mundur lima meter. Hingga kini dia sudah berada tepat di tengah-tengah Xavier dan Caven yg keduanya sudah terluka berat.
Gei tersenyum miring, "Sudah 80% apa itu kekuatan mu yg sesungguhnya nya?" seru Gei tersenyum cerah
"Kau begitu sombong, katakan siapa dirimu hah?" gertak Yama
"Kau tidak perlu tau siapa aku, yg harus kau tau, hari ini kau akan mati di tangan ku Yama"
"Kau ingin melihat jurus kesukaan ku, akan ku tunjukkan, aku rasa kau tidak akan bermain-main lagi setelah ini"
Gei memejamkan matanya sebentar, tubuh nya masih di selimuti oleh api, namun hitungan detik, sebuah ombak besar muncul dari bawah, membawa Gei naik hingga kini Gei berdiri di atas air yg di selimuti okeh api.
"Lord of Fireair?" pekik Xavier cengo
"Woshhh...!"
"Booom...!" satu ledakan membuat Yama kembali mundur sepuluh meter, jubah nya terbakar dan hangus.
Kedua sorot matanya menunjukkan aura yg sudah emosi.
"Brughh..!" Gei terjatuh mengeluarkan seteguk darah merah cerah dari mulut nya.
Dia mengeluarkan kekuatan yg begitu besar hingga serangan tiba-tiba membuat nya harus terjatuh.
"Tidak....!" pekik Rina ingin menghampiri namun segera di tahan oleh Mr. Carius
"Dia akan baik-baik saja" ucapan seseorang membuat atensi mereka teralihkan kepada sosok pria tua yg datang bersama wanita tua.
"Ziulong?" Mr. Carius terkejut
"Aku akan membantu nya guru, ijinkan aku kesana" pinta Ardan
"Lakukan apa yg kau mau" balas Ziulong tak peduli
Ardan melesat dengan kecepatan tinggi.
"Kau baik-baik saja?" tanya Laskar membantu Gei berdiri, Louis juga berjaga-jaga.
Xavier masih melongo menatap sosok pria bertopeng itu, mereka sudah berkumpul untuk melindungi satu sama lain.
"Aku tak ingin membahas masalah kita disini, tapi sekarang aku akan menyingkirkan itu, kita harus bekerja sama mengalahkan nya" ucap Xavier ragu-ragu.
"Aku bisa sendiri" ketus Gei berdiri dengan angkuh
"Yah..pergilah, dan kau akan mati sendiri juga" ketus Ardan yg baru tiba dengan ekspresi kesal
"Jangan membuat ku kesal sekarang"
"Terserah kau saja, aku akan membantumu sekali saja, gunakan kesempatan yg ku berikan baik-baik, aku akan mengalihkan perhatian nya"
Ardan mengeluarkan angin di atas telapak tangan nya, menciptakan badai topan raksasa, mulai mengelilingi tubuh Yama hingga Yama tidak bisa melihat apa-apa di sebabkan oleh topan yg membawa semua tanah dan debu berputar-putar di sekelilingnya.
Gei mengusap darah di dagunya dengan kasar. "Kekuatan mu sudah sebesar itu, dasar sialan, kenapa tidak memberi tahu ku" umpat Gei bangkit
"Tapi tunggu, apa yg harus aku gunakan?" Gei sejenak bingung
"Petir, api, cahaya, es, air, angin? astaga kenapa harus sekarang?" Gei mengacak-acak rambut nya frustasi.
"Tidak...kau menjatuhkan mahkota itu?" teriak Gei melihat sebuah mahkota dengan permata hitam melayang dan jatuh ke tanah.
"Aku tau!" Gei segera melayang di udara.
Tubuh nya di selimuti cahaya kuning, pupil nya berubah menjadi warna biru.
"Aku akan membunuh mu" ucap Gei mengeluarkan lesatan cahaya kuning yg di selimuti aura keunguan, itu adalah petir yg menyatu dengan elemen solar dengan bantuan elemen iblis.
"Boomm..!" ledakan besar membuat satu tangan patah.
Darah hitam mengalir di tubuh Yama dengan keadaan mengenaskan.
Ardan terhempas dengan luka di sekujur tubuh, Gei kembali melayang semakin tinggi, aura nya meledak, usai mengalahkan Yama, dia seperti mendapatkan kekuatan tambahan dari elemen iblis.
Kedua pupil nya menjadi warna ungu kehitaman.
Kesadaran nya teralihkan, dengan membabi buta dia melangsungkan serangan bertubi-tubi
Mulai dari mengalirkan air, membekukan air hingga Yama kini terkurung di dalam balok es dan tidak bisa bergerak, setelah nya mengeluarkan petir membuat es itu hancur, yg tadinya hanya satu, kini kedua tangan Yama sudah putus.
Api berkobar saat Gei membakar tubuh Yama menjadi gosong, lesatan cahaya biru-hijau memmbuat tubuh Yama kehilangan energi, bahkan untuk membuka mata saja dia tak bisa.
Yg terakhir Gei mengeluarkan bola ungu sebesar kepala manusia, mendarat tepat di kepala Yama,
Hitungan detik Gei menyerang dengan petir, saat itu juga tubuh Yama meledak menjadi kepingan abu.
"Uhuk..uhuk..!" Gei terbatuk mengeluarkan darah yg sudah mengotori jubah nya.
Tubuh gei sudah kehabisan energi, dengan langkah lemah dia mendekat ke arah sebuah mahkota dengan permata hitam yg tergeletak di tanah.
Semua iblis sudah hancur, aura kepemimpinan Yama sudah masuk ke dalam mahkota yg kini berada di tangan Gei.
Dengan lemas Gei melangkah ke tengah-tengah lapangan, Rina berlari histeris dan menadapati Gei yg terhuyung jatuh dengan posisi berlutut
"Gei.!" isak Rina dalam hati
"Ibu...aku sudah mendapatkan nya, bagaimana, bagus tidak?" tanya Gei tersenyum cerah.
Rina hanya diam, tidak mampu berbicara melihat putrinya terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN IMMORTAL WORLD
FantasyImmortal Worl, dunia yg terletak di dimensi lain dari bagian bumi manusia, sesuai dengan namanya yaitu dunia abadi, dunia dimana banyak hal yg mungkin terjadi di luar nalar manusia, dan di luar kendali manusia biasa. kehidupan yg di penuhi dengan au...