Bab 72 : Di Eksekusi

123 14 0
                                    

Kedua mata lentik itu perlahan bergerak, pertanda menunjukkan kalau dia akan sadar membuat empat orang di sana segera ber waspada.
    
"Ahhhkk..!" Gei memekik pelan, sambil memegangi kepalanya yg sedikit pusing.
     
Pandangan nya kini berangsur-angsur cerah dan melihat beberapa orang tengah menatap nya dengan tatapan rumit.
    
"Astaga..siapa kalian?" pekik Gei sontak terduduk dan mundur hingga punggung nya, bersentuhan sampai ke dinding.
     
Untuk beberapa menit Gei tersadar, bukan kah, pria itu? "Anthony" batin
Gei terbelalak.
    
"Kau baik-baik saja?" Anthony bertanya dengan nada tenang
    
"Topeng ku?- huhh..!" Gei bernafas lega, segera sadar kalau dia masih menggunakan topeng nya, "Untung lah dia tidak mengenali ku, tapi tunggu, kenapa dia ada di immortal worl?" pikir Gei heran.
    
"Semalam kau pingsan, putra ku membantumu dan membawa mu, kemari, sebenarnya kau siapa? kenapa anak gadis berkeliaran di luar rumah malam-malam?" wanita di sebelah Anthony ikut bertanya.
     
Gei terdiam sejenak, tangan nya bergerak cepat, "Astaga...rambut ku lepas" umpat Gei bingung, harus bagaimana karena sebelum ini dia masih dalam penyamaran menjadi laki-laki, dan mereka dengan mudah mengetahui kalau dia perempuan.
    
"Siall..!" lagi-lagi Gei mengumpat saat tau kalau pakaian nya sudah berganti.
    
"Aku harus pergi" ucap Gei hendak melesat namun tak jadi karena Anthony menahan nya.
    
"Kau tidak ingin berterimakasih?"
     
Gei terdiam lagi, "Ahk iya, terimakasih, tapi aku buru-buru, dan yah sebaiknya kalian cepat pergi, kalian terlalu bodoh menyembunyikan seorang manusia disini" ucapan Gei sontak membuat mereka terkaget, Karena Gei kini tepat menunjuk ke arah wanita tadi.
    
"Da..dari mana kau-"
    
"Karena kalian menolong ku maka aku tidak akan membocorkan ini, tapi cepatlah pergi ke dunia manusia" ucap Gei segera melesat dengan kecepatan cahaya.
     
Anthony masih hening, tidak ada yg membuka suara.
    
"Dia akan menjadi penolong kita" kalimat itu keluar membuat ketiganya terkejut, saat tau wanita tua yg duduk di kursi penyok itu, berbicara dengan lancar, yg biasanya dia tergagap, tentu mereka masih syok.   
    
"Astaga...kenapa dia di sini, dia akan dalam masalah besar" lemas Gei masih melesat dengan kecepatan tinggi, hingga sampai ke tempat tujuan dalam hitungan menit.
    
"Kau dari mana saja ibu mencari-"
    
"Di mana pakaian ganti ku bu, aku harus mengganti pakaian dengan cepat, sebelum ada yg melihat ku" potong Gei
     
Rina segera sadar dan membawa
Gei ke kamar.
     
Yah meteka kini sedang berada di cafe, tepat nya saat Rina baru saja selesai membuka Cafe dan menyiapkan apa yg perlu di sana.
    
"Aku pergi dulu bu, ada beberapa hal yg harus aku urus" pamit Gei
    
"Tapi hati-hati" pesan Rina cemas
     
Gei mengangguk lalu segera melesat dengan kecepatan cahaya.

    
"Aku harus melihat keadaan Silva"
     
Yah, tujuan Gei kali ini adalah pergi ke Academy Demon, tapi mungkin saja Elga sudah lulus dari sana, tapi mungkin saja dia menetap, kecuali dia yg ingin keluar sendiri.
    
"Brughhh..!" Gei terdorong tiga langkah, karena seseorang menabrak nya tiba-tiba.
    
"Aishhh..berjalan yg benar" bentak nya dengan nada tinggi
     
Gei menatap datar, kemudian beralih pandang ke arah lain, nampak nya hari ini ada tour raja dan keluarga nya.
    
"Berani sekali kau, cepat bersujud, kau tidak pantas memandang raja" bentak salah satu prajurit lain sambil menodong kan pedang nys ke arah leher Gei.
    
"Krekkk.." pedang itu seketika remuk hanya dengan satu genggaman tangan Gei.
    
"Itu raja mu, bukan raja ku kau mengerti, minggir, kalian menghalangi jalan ku" teriak Gei membuat pria tadi terhempas sejauh sepuluh meter.
     
Gei menatap Xavier dengan tatapan rumit, Xavier hanya diam, tak tau harus berbuat apa, tapi Castor selalu memperingati nya untuk tidak mendekati sosok Raksa terlebih dahulu.
    
"Tangkap dia-"
     
Para prajurit itu berhenti kala Xavier mengangkat tangan nya untuk menghentikan mereka. Saat itu juga Gei pergi tanpa peduli, dan bahkan tak tau kalau karena ulah nya membuat kericuhan di sana.
     
                            ***

     
Entah bagaimana akhirnya, satu hari penuh berlalu, Elga tidak ada di Academy, dia sudah tinggal di Klan Wolf, itu artinya, mungkin saja dia sudah menjadi putri kerajaan secara seutuh nya, meski tetap dia hanya lah putri dari seorang jendral saja.
     
Hari ini entah ada berita apa, semua orang heboh, ingin pergi ke lapangan eksekusi di pusat kota klan Angel, entah apa yg terjadi, namun dari pergerakan keluarga kerajaan klan Angel, mereka semua pergi, heran sekali Gei tidak tau ada berita apa hari ini.
     
Bahkan dari klan Demon saja, setengah penduduk nya sepi, karena pergi ke sana.
    
"Apa yg terjadi bu, kenapa cafe ini di tutup?" tanya Gei heran
    
"Kau ingin ikut atau tidak, sebenar nya ibu mau melihat, karena katanya akan ada yg akan di eksekusi hari ini"
    
Gei terbelalak, "Di eksekusi, karena apa? siapa?"
   
"Entah lah Gei, ibu tidak tau, tapi kata yg mulia Revan, kalau prajuritnya berhasil menemukan manusia biasa di klan nya, tentu ini berita yg sangat menggemparkan, apalagi kehadiran manusia dan keturunan half, sudah berpuluh-puluh tahun lalu, dan sekarang muncul lagi"
     
Gei mematung, "Ap..apa mereka akan di bunuh?"
     
Rina mengangguk, "Itu hukum alam di immortal world, tidak ada siapapun yg bisa menyelamatkan mereka, bahkan mereka di kucilkan oleh semua kultivator disini" terang Rina.
    
"Kau akan ikut?"
     
Gei menggelengkan kepalanya, "Aku ada urusan lain, aku akan pergi dulu" pamit Gei
     
Rina tidak terlalu memaksa, lagian dia sadar kalau Gei sangat sibuk dan urusan nya bahkan lebih penting dari soal eksekusi itu.
    
"Semoga itu bukan mereka" batin Gei kalang-kabut sambil melesat, menuju ke tempat sebelum nya, Anthony berada.
    
     
Lapangan eksekusi begitu ramai, sekilas ini terlihat sama seperti lapangan turnamen, hanya saja, di tengah-tengah nya terdapat sebuah podium dimana ada rantai dan kayu yg akan mengikat seseorang yg akan di eksekusi, entah itu hukuman nya akan di peggal, di cambuk, di lempar batu oleh semua orang, atau di tusuk dengan besi runcing tepat di dada nya.
     
Empat orang sudah menjadi bahan tontonan massa, kepala mereka di tutup sarung hitam, dan seorang pria berjubah hitam sudah berdiri sambil memegang sebuah pedang.
     
Suara ricuh terdengar sangat ribut, di bagian salah satu sisi lapangan, adalah kumpulan para bangsawan, termasuk ke lima raja klan dan keluarga mereka.
     
Sebenarnya Revan tidak terlalu yakin memberikan perintah, karena saat melihat mereka, yg dia ingat hanya Klaren, entah mengapa dia tak tega, tapi karena ini hukum alam, raja klan yg lain, apalagi raja Sauna yg belum turun takhta juga sangat antusias untuk menghukum mereka.
    
"Me..mereka sama sepertiku, apa aku akan ada di sana" batin Elga dengan keringat bercucuran, dia sangat takut melihat empat orang di tengah-tengah lapangan sana.
    
"Apa kau yakin, memang nya apa salah mereka, apa mereka pernah menyakiti siapapun di sini?" tanya Rina lewat telepati
     
Revan yg tidak tau Rina ada dimana hanya bingung menatap kesana kemari, "Aku takut" ucap nya lirih.
    
"Kau mengambil keputusan yg tepat" ucap Caven bersikap dingin seperti biasanya.
    
"Aku heran mengapa mereka tidak ada kapok-kapok nya" sambung Laskar.    
    
"Perlihatkan wajah nya" teriak semua orang, tidak sabaran,
     
     
Gei sampai dengan cepat, semua barang-barang mereka masih tersusun rapi di sana, pintu nya terkunci juga, itu artinya tidak ada bukti yg menunjukkan kalau mereka di bawa secara paksa, namun mereka kemana perginya?
    
"Apa mereka sudah kembali ke dunia manusia?" pikir Gei berkeliling ke dalam rumah namun tak menemukan siapa pun di sana.
    
"Ada orang?" tanya Gei dengan suara tinggi.
    
"Permisi?" lagi-lagi Gei berteriak, dan membuka pintu kamar tapi tak satupun dia temukan.
    
"Jangan mereka...!" tubuh Gei sebentar gemetar, dengan cepat dia keluar dan melesat, dia baru sadar kalau tempat ini adalah klan Angel, itu artinya...

QUEEN IMMORTAL WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang