13 | Hotel

3.8K 149 25
                                    

Om
|Kamu dimana?
| Main ke hotel sini

Share located

Oke om, abis kuliah Yeji kesitu|



Beneran, kelar kelas Yeji langsung gas ke hotel yang dimaksud om nya itu. Yeji udah hafal banget, pasti om nya ini booking hotel yang tempatnya jauuuhh banget dari kampus. Meskipun agak capek tapi Yeji bersyukur si, tandanya om nya itu bener-bener jagain dia dari anak kampus yang kapan aja bisa memergoki mereka. Terutama anak asrama.





"Lama banget si? Om udah kangen bangeett tauk." kata lelaki itu begitu Yeji memasuki kamar hotel. Lalu ia menarik tubuh jangkung Yeji kedalam pelukannya.





Yeji terkekeh, padahal baru tiga hari mereka nggak ketemu tapi omnya ini lebay banget udah ngomongin kangen aja. "Yeji juga kangeen om." Yeji membalas pelukan lelaki itu. Ini nih yang Yeji suka, aroma tubuh si om yang bisa menenangkan hatinya.





Pria paruh bawa itu menarik tangan Yeji, membawanya untuk duduk di atas pangkuannya dan membuka jas hitam yang sedari tadi ia kenakan dan dilanjutkan melepas dasi dan kancing kemeja putihnya.




"Ish nakal deh om. Kan baru ketemu, ngobrol dulu kek." Yeji berucap sambil memukul dada lelaki itu dengan manja.





"Haha kan bisa ngobrolnya bisa sambil main??"




Yeji tersenyum tipis mendengar ucapan om nya. "Boleh juga." Setelah itu Yeji mulai melepas semua pakaian yang membalut tubuhnya dan juga sepatu serta kaos kaki yang ia pakai. Yeji menoleh, mendapati lelakinya sudah tidur terlentang di atas ranjang dan mengajak Yeji untuk memimpin permainan.





"Gimana rencana kamu? Udah berhasil kan bikin anak sialan itu menderita??" tanya si om.




Yeji menghela nafas di tengah ia merangkak naik ke atas tubuh pria dewasa itu. "Namanya Ryujin om, bukan anak sialan."




"Tenang aja, aku udah nurutin semua kemauan om kok. Perlahan aku udah bikin Ryujin menderita. Dia sekarang udah sendirian, ga ada yang mau lagi deket-deket sama dia." sambung Yeji.




Pria dewasa itu menaikkan sebelah alisnya kemudian menyeringai. "Bagus anak manis, bikin dia cacat mental. Jangan biarin anak sialan itu hidup tenang haha."




Yeji diem, dalam hati dia pengen nangis disuruh bikin salah satu sahabat kecilnya menderita. "Kenapa si om obsesi banget pengen nyingkirin Ryujin?? Emang om ada masalah apa sama dia??"




Pria itu melenguh kecil karena Yeji mengelus miliknya yang sudah menegang dibawah sana. "Aah kamu tau Yeji?? Gara-garah Minah, ibu dari anak sialan itu si Jeongyeon nolak om..."




Mata sipit Yeji mendelik, ternyata omnya ini sedang menyusun rencana balas dendam kepada om Jeongyeon. Dan yang bikin Yeji makin terkejut ternyata omnya ini pernah suka sama Jeongyeon, papanya Ryujin.





"Om dulu menderita sampe kena penyakit depresi gara-gara Jeongyeon nikah sama Mina. Dan sekarang om mau bales semua perlakukan mereka dengan bikin anak mereka cacat mental seperti apa yang dulu pernah om alami."




Yeji bergidik melihat raut wajah pria di hadapannya ini yang berubah menakutkan, rahangnya mengeras, wajah serta matanya yang memerah membuat Yeji semakin ketakutan. Tapi kembali lagi, Ryujin itu sahabat kecil Yeji yang mana dulu mereka bertiga bersama Somi sangat dekat layaknya saudara kandung. Jujur saja Yeji tidak sanggup jika harus membuat sahabat terbaiknya itu menderita. Namun Yeji juga tidak bisa menolak perintah si om karena dia juga sayang dengan lelaki paruh baya itu.




"Tapi om.. Ryujin itu sahabat aku. Bahkan dari kecil kami selalu bersama." Yeji mengigit bibir bawahnya dan sedikit menunduk tidak berani menatap omnya itu.




Pria itu tertawa terbahak-bahak kemudian menatap tajam mata Yeji sebelum akhirnya ia mencengkram kuat bahu telanjang Yeji hingga membuat pemuda itu meringis. "Oooh jadi sekarang kamu ada di pihak itu?? Gapapa sayang, nanti kamu bakal tau akibatnya kalo membangkang."




Yeji menggeleng cepat. Ia tidak mau sesuatu yang buruk menimpa dirinya hanya karena menolak perintah omnya ini. "Enggak om, maksud aku itu perintah om bakal lebih mudah aku lakuin karena Ryujin itu sahabat kecil aku gitu."



Si om tersenyum miring lantas mencium bibir Yeji gemas. "Nah gitu dong, kamu harus nurut sama om. Nanti om bakal transfer uang buat kamu 100 juta."




"Tapi kamu harus tabur serbuk obat ini ke makanan anak sialan itu."




Yeji terdiam saat menerima satu botol obat itu. Pikiran pemuda itu kembali melayang saat membaca jenis obat itu. "Antihistamin"



"Om, ini kan obat bisa bikin penglihatan buruk??"




"Hahaha kan emang itu tujuan om."



Sekarang Yeji merasa menjadi makhluk paling berdosa di muka bumi ini.


***

"Lho Yeji??"



Yeji yang baru aja memasuki lift bersama pacarnya dibuat kaget saat tiba-tiba ada yang menyapanya. Makin kaget pas tau siapa yang menyapanya. "Eh elo. Ngapain disini?" balas Yeji.




Dalam hati Yeji merutuk, kenapa dari sekian banyaknya manusia harus cowok itu yang ia temui? Apalagi ini Yeji posisinya lagi sama om, makin gelisah dah dia.




"Ya bebas kalik, ini kan hotel punya bokap gue. Nah lo sendiri ngapain disini? Sama om-om pulak." hardik cowok itu sambil liatin Yeji dari atas sampai bawah lalu beralih ke om nya Yeji yang berada di sebelah cowok itu. Bikin Yeji makin risih.



Yeji mengumpat dalam hati, besok-besok dia bakal minta ke omnya buat hati-hati lagi deh booking hotelnya. Dia ga mau kejadian ini terulang lagi. Cukup Somi aja yang tau di belok, yang lain jangan.




"Oh ini Chaewon—"



"Kami baru aja ada proyek baru, kebetulan Yeji baru saja taken kontrak untuk menjadi model brand baru di perusahaan saya." kata si om memotong ucapan Yeji. Dan dapat dilihat Yeji menghela nafas lega karena alasan pacarnya itu cukup masuk akal untuk mengelabuhi Chaewon, temen sekelasnya di kampus.



Chaewon ber-Oh ria, ia mengangguk paham sebelum matanya memicing saat enggak sengaja dia liat bekas merah di leher Yeji. Chaewon pengen nanyain itu apa tapi pintu liftnya keburu kebuka.




"Lo ga keluar won?" tanya Yeji.



Chaewon senyum tipis terus menggeleng. "Enggak, gue mau mainin liftnya buat naik ke atas lagi hehehe."



Mata Yeji melotot. "Wah haha gabutnya sultan memang beda ya??"



"Iyadong." balas Chaewon dengan bangga.


Yeji tertawa renyah. "Yaudah gue duluan ya won." kata Yeji berpamitan keluar lift bersama omnya meninggalkan Chaewon yang tentu saja memberikan tatapan curiga kepada dua manusia segender itu.



"Apa jangan-jangan mereka pasangan homo ya??"


Chaewon terkekeh lalu menyeringai. "Wah gue kudu cari tau nih. Siapa tau bisa masuk akun lambe-lambean."









To be continued.....


Btw cast siapa yang cocok meranin tokoh om?😬 Coba koment!

HORMONESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang