PROLOGUE

157 9 2
                                    

Note : Cerita ini mengambil latar masa tiga kerajaan di Korea dengan campuran era dinasti Goryeo dan Joseon, juga era Kerajaan Sunda di Indonesia. Semua isi dan tokoh dalam cerita sama sekali tidak berkaitan dengan sejarah nyata. Cerita ini murni karya Author dan tidak bermaksud menyinggung atau menjelekkan pihak manapun. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Warning : Terdapat kekerasan di beberapa chapter yang mungkin membuat Anda tidak nyaman.

Jimin POV

Perkenalkan, aku Jimin, Putra Mahkota Kerajaan Goguryeo. Tahun ini umurku sudah 23 tahun, tapi aku sama sekali belum menikah.

Ayahanda memang sengaja tidak menikahkanku sewaktu aku masih muda seperti putra mahkota lainnya. Penyebabnya adalah Perjanjian Laut yang dibuat sekitar 10 tahun lalu. Isinya menyatakan bahwa seorang putri dari Kerajaan Sunda akan menjadi pasanganku, yang kelak akan menjadi ratu di kerajaan ini. Sebagai balasannya, kerajaan kami akan membangun hubungan perdagangan yang sangat erat.

Terdengar hebat sekali, bukan? Tapi bagiku, itu tak lebih dari sebuah pernikahan politik biasa.

Pencetus perjanjian itu adalah Ibundaku. Beliau sendiri yang berangkat ke Kerajaan Sunda demi membahas perjanjian tersebut.

Sayangnya, beliau meninggal sekitar setahun setelah perjanjian itu disepakati. Saat itu usiaku baru 13 tahun. Kepergian Ibunda membuatku sangat terpukul. Aku yang dulunya ceria, menjadi pendiam dan penyendiri.

Istana yang luas bagai penjara mewah bagiku. Ayahku selalu sibuk dengan pekerjaannya. Beliau juga tidak mempunyai selir atau memutuskan untuk menikah lagi sampai sekarang. Aku tidak mengerti apa yang dipikirkannya.

Aku sendiri belum menemukan wanita yang cocok untuk bersanding denganku. Semua wanita sama saja. Mereka hanya tertarik pada harta, tahta, dan wajahku.

"Joha." Ucapan itu mengagetkanku. Aku menoleh menatap Jungkook yang berjalan di sampingku.
(Joha : akhiran dan panggilan untuk putra mahkota)

"Apa yang sedang Anda pikirkan?" tanyanya bingung.

Dia adalah adik angkatku. Chusang Jeonha mengangkatnya sekitar satu tahun setelah Ibunda pergi. Dia dan keluarganya ditemukan terdampar di pantai Kota Incheon oleh Kepala Penasehat Negara, Jung Il Sung. Saat itu, beliau kebetulan sedang berjalan-jalan di sekitar sana.
(Chusang Jeonha : Baginda raja)

Singkatnya, Tuan Kepala Penasehat Negara mengangkatnya sebagai putra sebelum diangkat lagi sebagai pangeran oleh ayahku. Aku begitu gembira saat mengetahui akan memiliki saudara. Setelah Jungkook hadir, perlahan rasa kesepianku mulai menghilang.

Aku menatap tajam adikku itu sambil berbisik, "Apa kau bodoh? Jangan memanggilku seperti itu. Penyamaran kita bisa terbongkar."

Pria tersebut mengangguk sembari tertawa kecil. Aku mendelik malas sebagai balasan.

Saat ini kami sedang menyamar. Aku mengajak Jungkook berkeliling pasar dekat istana mengenakan pakaian biasa. Dengan menyembunyikan identitas, kami bisa melihat lebih banyak hal. Seperti ramainya pasar, anak-anak yang bermain, kekacauan yang dibuat oleh seorang pemabuk, dan hal-hal lain yang tidak mungkin bisa dilihat di istana.

Selain itu, ada peraturan di negeri ini yang melarang rakyatnya melihat wajah anggota keluarga kerajaan. Itu membuat kami bisa berkeliling tanpa di kenali siapapun kecuali orang-orang tertentu.

***

Rasa lelah mulai menghampiri setelah berkeliling seharian. Aku memutuskan untuk kembali ke istana.

My Special QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang