Who Suffer from The Lost pt.2

42 3 1
                                    

Keesokan Harinya

Sepanjang jalan menuju istana, orang-orang berbaris menunggu kedatanganku. Dari wajah mereka bisa terlihat, tidak semua orang senang akan kehadiranku.

Banyak bangsawan yang meragukan kemampuanku. Bagi mereka, wanita seharusnya bersikap tenang dan lemah lembut. Sejak berita tentang aku yang menguasai Jurus Tujuh Tapak Maung menyebar, persepsi orang terhadapku kian memburuk. Terlebih cap ‘teman pengkhianat’ masih melekat pada diri ini.

Sesampainya di istana, aku langsung diarahkan menuju halaman utama. Tempat itu biasa digunakan sebagai tempat upacara atau pesta-pesta. Lalu sekarang, tempat ini akan menjadi panggungku.

Suara keramaian semakin terdengar jelas. Area penontonpun sudah penuh. Jujur, aku sedikit gugup. Walau sebenarnya, aku hanya perlu memperlihatkan kemampuanku lalu pulang, kan?

Dalam hati aku terus berdoa agar kakek tidak memberikan mandat yang terlalu berat.

“Selamat datang, Tuan Putri,” sapa sekertaris kerajaan.

Aku mengangguk sebagai balasan.

“Sebelum acaranya dimulai, saya ingin menjelaskan siapa saja yang akan jadi lawan Anda,” ucapnya.

Aku diam, menunggunya kembali berbicara.

“Saya akan menjelaskan dulu peraturannya. Jadi, upacara ini dibuat untuk melihat kelayakan seorang calon penerus tahta. Sang Prabu sudah memilih 7 penjahat terkuat yang dihukum mati. Lalu-“

“Ya, ya. Aku paham dengan aturannya.” Aku memotong perkataan pria itu. “Tolong katakan saja apa kejahatan mereka.”

Sekertaris kerajaan mengangguk. “Pria berbadan paling kecil di sana adalah seorang pencuri ulung. Jika dijumlahkan, barang yang berhasil ia curi lebih dadi harga satu ton beras. Lalu, tiga orang disebelahnya adalah penipu. Mereka bekerja sama dan berpura-pura sebagai dukun sakti. Lalu perlahan, ketiganya akan menggerogoti harta pelanggan mereka,” papar sang sekertaris kerajaan.

Aku menyimaknya dengan seksama.

“Kemudian, pria yang terlihat paling rapi. Dia adalah mantan kepala desa yang ketahuan korupsi. Menurut data yang kami peroleh, dia sudah mengantongi dana bantuan warga senilai lebih dari 5.000 koin emas. Belum ditambah aset yang ia beli dengan dana tersebut. Lalu, meski terlihat lemah, sebenarnya dia sangat licik, Tuan Putri. Saat pertama masuk ke penjara pun, dia bisa melumpuhkan dua orang penjaga dengan jarum racun,” sambung sekertaris kerajaan.

Aku mengangguk paham.

“Terakhir, dua orang paling kiri. Mereka bersekongkol untuk merampok dan memperkosa gadis-gadis di wilayah perbatasan. Keduanya menggunakan berbagai macam taktik untuk menjerat mangsa. Salah satunya adalah dengan berpura-pura terluka di tengah hutan lalu meminta tolong pada korban. Saat lengah, seorang lainnya akan membekap si korban lalu membawanya ke tempat terpencil. Di sana mereka akan-“

“Cukup.” Hanya mendengar ceritanya saja sudah membuat darahku mendidih.

Seolah bisa membaca situasi, Sekertaris Kerajaan menunduk dan mempersilahkanku memasuki arena pertarungan.

Kini di hadapanku sudah berdiri 7 penjahat tadi. Sorak sorai penonton di sekeliling kami semakin menjadi.

Setelah sang sekertaris kerajaan membuka acara, dia kembali menjelaskan, “Peraturan pada pertarungan ini sederhana. Kalian bertujuh akan bertarung dengan Putri Kinanti. Jika menang, kalian akan mendapat keringanan hukuman. Semua senjata dan jurus apapun diperbolehkan. Pemenang akan ditentukan saat pihak lawan mati.”

“Itu artinya, kami hanya perlu membunuhnya agar menang?” tanya si pejabat korup. “Aku tahu ini adatnya. Tapi bukankah lawan yang kalian pilih terlalu kuat untuk gadis ini?”

My Special QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang