Chapter 26

43 3 0
                                    

Sebelum matahari terbit, rombongan Kinanti sudah memacu kuda mereka ke arah utara. Haeshi yang memimpin. Pria itu bergerak sangat cepat seperti sudah sering melewati jalan tersebut. Tentu saja hal itu menimbulkan banyak asumsi di kepala Jimin. Tapi tidak ada waktu untuk membahasnya.

***

Waktu terus berlalu. Kini matahari sudah berada di ujung barat. Beberapa kali mereka terpaksa mengambil jalan memutar agar tidak berpapasan dengan petugas yang sedang patroli. Nampaknya sang raja baru sudah mengubah jalur keamanan. Meski sempat panik, Haeshi dan Usep berhasil menebak pola patrolinya.

Perlahan suara gemuruh ombak semakin terdengar jelas. Jarak mereka dengan kediaman Tuan Jeon Il Sung tinggal sedikit lagi. Sayang, mereka tidak bisa bergerak lebih jauh karena tempat itu dijaga sangat ketat. Ada sekitar seratus orang yang menyebar di sekitar rumah tersebut.

"Itu rumah pejabat atau sarang penjahat?" gumam Yoonji. Matanya terbelalak tidak percaya.

Rombongan itu berhenti di atas sebuah bukit. Pepohonan yang rimbun membuat mereka tak bisa terlihat dari tempat musuh.

"Mohon maaf, saya hanya bisa mengantar Anda sampai di sini. Tindakan selanjutnya ada di tangan Anda," ucap Haeshi hendak pamit. "Lalu jika sudah ada kabar dari Namjoon Daegam, saya akan segera mengabari Anda."

Si pria menunduk hormat. "Saya pamit mundur. Hati-hati," pungkasnya sebelum meninggalkan tempat tersebut.

Kinanti melompat turun dari kudanya diikuti yang lain. Mereka mengikat hewan tersebut di pepohonan sekitar sana lalu melangkah maju agar bisa memperhatikan wilayah musuh lebih jelas.

Ada beberapa bagunan di kediaman tersebut. Tingkat keamanannya pun berbeda-beda. Ada yang dijaga sangat ketat, hingga yang tidak di jaga sama sekali. Karena kebanyakan dari musuh hanya bermalas-malasan.

"Enak sekali kerja mereka. Apa aku coba bergabung saja, ya?" celetuk Yoonji yang langsung di pukul kembarannya.

"Mereka memang terlihat bersantai. Tapi jika kau perhatikan, mata mereka tetap awas melihat sekitar," tanggap Kinanti.

"Lalu sekarang bagaimana, Néng?" tanya Asep.

"Matahari sudah hampir tenggelam. Tenaga kita juga sudah terkuras karena terus berkuda seharian." Meski pertanyaan tadi diajukan pada sang putri, Jimin yang menjawabnya. "Lebih baik sekarang kita istirahat dulu sambil memperhatikan gerak-gerik musuh. Besok saat pergantian penjaga, kita akan mencoba menyusup dan mencari apa yang sebenarnya disembunyikan di sana."

"Melihat ketatnya penjagaan, apa tua bangka itu menyimpan segunung emas di sini?" gumam Yoonji.

***

Istana Kerajaan Goguryeo
Kediaman Jungkook

Hari ini Hwayoung juga datang ke kediaman sang raja untuk mengajarinya tentang strategi perang. Namun seperti biasanya, si pria terlihat tidak tertarik. Meski begitu, Hwayoung tetap semangat mengajarnya dengan dalih imbalan yang besar.

Jungkook menghela nafas berat sambil menutup buku strategi yang baru saja selesai ia baca. "Ngomong-ngomong, pergantian susunan patroli di seluruh kerajaan sudah diganti, kan?"

Hwayoung mengangguk semangat. "Anda sudah menetapkannya dua hari yang lalu, bukan? Lalu ayahanda bilang semuanya berjalan lancar. Tidak ada hambatan sama sekali. Bahkan mereka berhasil menangkap beberapa kereta yang digunakan para pejabat untuk menyembunyikan harta hasil korupsi mereka."

"Baguslah," tanggap sang raja. Itu adalah berita bagus, tapi wajahnya terlihat sangat malas.

"Jeonha, Anda terlihat kelelahan. Apa kita sudahi saja dulu pertemuan kali ini?" usul Hwayoung.

My Special QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang