Menjadi Putri Duke Terkutuk [SELESAI✔]

9. Kekecewaan.

"Apa sesuatu yang buruk terjadi di Istana?"

"Jika tidak salah, aku mendengar beberapa pelayan berbicara tentang Permaisuri yang menangis."

"Apa hubungan Kaisar dan Permaisuri tidak pernah membaik?"

"Tsk, apa kalian buta dan tuli, jelas-jelas hubungan mereka memang tidak pernah membaik, ingat saat wanita rendahan itu dengan sombong dan bangganya mengumumkan dirinya sendiri sebagai seorang selir?"

"Barbara Earl?"

"Ya, siapa lagi jika bukan Barbara Earl, keluarganya jatuh dalam kebangkrutan dan menjadi miskin, Permaisuri Catherine menganggapnya sebagai teman baik, mendukungnya dalam kesusahan tapi siapa yang dikhianati?"

"Olivia?"

Olivia tersentak saat Noah memanggilnya, perhatiannya selama ini tertuju pada orang-orang dewasa yang berkumpul menggosipkan kehidupan para anggota Kekaisaran.

Sesuatu yang tidak baik sepertinya sedang terjadi di istana. Kaisar muncul seorang diri tanpa didampingi sang Permaisuri dan sang Putra Mahkota. Pria berambut pirang yang masih tampan itu memperlihatkan wajah yang tenang dan senyum di wajahnya untuk menyambut para tamunya. 

Perjamuan berjalan dengan lancar hingga tiba-tiba para orang dewasa dikumpulkan dan dipisahkan dari anak-anak yang harus menunggu di ruangan lain.

Anak-anak para bangsawan yang cantik dan anggun ini merasa diri mereka lebih hebat dan menganggap yang ada di depan mereka sebagai saingan. Mereka mementingkan diri mereka sendiri dan enggan menyapa satu sama lain, bahkan jika ada mereka hanya ingin merendahkan satu sama lain dengan mengomentari penampilan serta etika mereka, tapi tidak ada satupun dari mereka yang mau mendekati Olivia, alasannya mungkin karena dia adalah putri Duke Arland. Siapa yang berani mengganggu seorang putri dari Duke yang kejam dan tirani?

Tidak ada, tapi Olivia bisa merasakan tatapan sebelah mata mereka dan membuatnya merasa tidak nyaman, dia tidak di sini untuk bersaing dengan mereka jadi kenapa mereka harus merasa tersaingi?

Karena ketidak nyamanan inilah yang membuat Olivia memilih untuk pergi, menggunakan kesempatan yang ada untuk mencari kamar Pangeran Caesar dan mengambil apapun yang berhubungan dengan orang itu.

Olivia keluar dari ruangan itu dan menyusuri lorong Istana dan berpikir oh astaga betapa luasnya Istana ini dan terlalu banyak ruangan yang harus diperiksa, satu malam tidak mungkin cukup baginya untuk menjelajahi Istana ini dan nasib buruk apalagi yang bersarang di dalam tubuhnya hingga dia malah tersesat dan tidak tahu bagaimana cara untuk kembali.

Olivia kebingungan, dia memasuki wilayah yang sepi tidak ada orang lain disana selain dirinya yang bisa dia tanyai. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Olivia mencoba mengikuti apa yang dia lihat sebelumnya sebagai petunjuk, tapi ornamen di tempat itu sebenarnya sama dan membingungkan.