Maaf tidak lagi berharga.

20.1K 3K 9
                                    

"Selamat pagi, Nona Olivia," sapa para pelayan yang Olivia temui di sepanjang perjalanannya menuju ruang kerja Duke Arland.

"Selamat pagi." Olivia tersenyum ramah membalas sapaan mereka dan berjalan riang melewati lorong dan taman.

Kediaman Whaleson adalah tempat yang paling hangat yang pernah Olivia rasakan selain rumah lamanya di desa dulu saat ibunya masih ada. Orang-orang disini ramah dan memberikan perhatian padanya dengan begitu baik hingga sekalipun Olivia sadar akan posisinya dia tetap merasa nyaman tinggal di tempat itu.

Olivia berjalan ringan menuju ruang kerja Duke Arland dan membuka pintu.

"Olivia." Pria itu menatapnya, beranjak dari tempat duduknya.

Pria itu tinggi dan tampan dengan rambut hitamnya yang seperti langit malam, dengan matanya yang merah berkelip seperti ruby yang ditimpa cahaya, jika pria itu memegang gelas kaca dengan cairan berwarna merah di dalamnya pria itu akan seperti makhluk penghisap darah.

Namun, pria ini hanyalah seorang ayah, ayah yang telah ditipu.

Olivia memperhatikan merasa tidak nyaman setiap kali memikirkan hal itu, toh Duke Arland akan bertemu dengan Mariana di masa depan dan tugasnya saat ini adalah menemukan solusi untuk membebaskan Duke Arland dari kutukan Pangeran Caesar dan membiarkan hidup lebih lama bersama Mariana di masa depan.

Olivia memberikan salam dengan sedikit mengangkat gaunnya dan membungkukan badan.

"Aku datang untuk memberikan salam."

Setelah tinggal di dunia Novel ini Olivia juga sudah banyak belajar tata krama dan mulai terbiasa dengannya.

Duke Arland yang selalu berwajah dingin di setiap kesempatan akan tersenyum lembut setiap melihat Olivia dan membuat para pelayan wanita yang melihatnya terpesona.

Duke Arland mengangkat Olivia ke dalam gendongannya, "Apa kamu makan dengan baik pagi ini?"

Olivia menganggukkan kepalanya, meletakan kedua tangannya di kedua pundak Duke Arland. Sejak dekat dengan orang ini dan menerima kasih sayang dari orang ini, Olivia mungkin sedikit kehilangan kewarasannya karena kasih sayang orang inilah yang membuatnya memilih untuk bertahan untuk menyelamatkannya dari kutukan sekalipun orang ini adalah orang yang akan menyayat kulitnya satu demi satu hingga rasa sakit itu tidak lagi bisa ditanggung, tapi Olivia tidak bisa berbohong bahwa semua perhatian dan pelukan orang ini membuatnya senang sekaligus sedih.

Sedih karena kenyamanan ini hanya akan bertahan untuk sementara.

Saat Mariana datang semua ini akan diambil darinya dan tidak ada lagi tempat untuknya.

Olivia mengangguk, "Sarapan hari ini sangat enak, apa Ayah sudah makan?"

Sejak kematian sang Permaisuri, Duke Arland sepertinya menjadi sangat sibuk. Dia menghabiskan lebih banyak waktu di ruang kerjanya bahkan tidak jarang pergi ke luar untuk mengurus hal yang Olivia tentu saja tidak tahu. Pria itu juga mulai melewatkan sarapan pagi bersama, sama halnya dengan Noah yang entah sibuk apa Olivia sendiri tidak tahu yang jelas beberapa hari ini kehidupannya sangat tenang sampai-sampai dia merasa bosan.

Duke Arland kembali mengungkap senyum, "Tentu."

"Ayah tidak berbohong?"

"Untuk apa ayah berbohong pada putri ayah sendiri?"

"Hm?"

Olivia memberikan tatapan menyelidik, membuat Duke Arland tidak nyaman dan mulai mencari-cari alasan untuk mengalihkan perhatian. "Tentang pemilihan Putri Mahkota."

Menjadi Putri Duke Terkutuk [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang