"Aku tahu ini adalah masalah pribadi kalian ... tapi aku tidak bisa untuk tidak penasaran dengan apa yang terjadi malam itu? Jika tidak keberatan apa kau mau mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada dirimu dan Duke Arland malam itu?"
Olivia menatap Callister, apa pria ini secara tidak langsung mengatakan bahwa dia ingin tahu apa yang terjadi dengannya dan Duke malam itu? Dia ingin tahu tentang kutukannya?
Callister memperhatikan Olivia yang tidak segera menjawab pertanyaannya. Pemuda itu kemudian tersenyum. "Kekuatan sebesar itu, yang tidak pernah aku lihat sebelumnya. Bagaimana itu bisa terjadi?"
"Aku tidak akan mengatakan apa-apa tentang hal ini, Callister." Olivia segera menjawabnya. "Seperti yang kau bilang apakah aku mau atau tidak, aku tidak akan mengatakannya karena hal ini ..."
"Adalah masalah keluarga kalian." Callister memotong ucapannya dan membuat Olivia terdiam menatapnya. "Baiklah, tidak masalah aku mengerti. Lagipula aku hanya bertanya."
Olivia memperhatikan ekspresinya, tapi tidak mengatakan apa-apa karena wajar jika pemuda ini ingin tahu, bagaimanapun juga hal semacam itu memang terkadang sulit untuk diterima akal manusia tapi membuat orang yang sudah melihatnya tidak bisa berhenti bertanya tentang bagaimana hal seperti itu mungkin terjadi di dunia nyata.
"Ngomong-ngomong, apa yang akan kau beli saat kita sampai?" Karena Olivia tidak ingin menjawab apa yang baru saja dia tanyakan, Callister memilih pertanyaan lain untuk ditanyakan. "Apa kau akan membeli peralatan untuk membuat kerajinan tangan? Dan apakah kau sudah memilih siapa yang akan kau beri hadiah? Jika belum, kau bisa memberikannya padaku. Aku juga akan ikut dalam kompetisi berburu itu."
"Aku hanya membuatnya untuk penilaian, aku tidak berniat memberikannya pada siapapun."
Callister mengerutkan alisnya. "Bahkan jika aku memintanya kau tidak akan memberikannya?"
Olivia menatapnya dan menjawabnya dengan tegas. "Tidak."
Callister menghela napas, gadis ini benar-benar dingin. "Lalu apa kau akan menyimpannya untuk dirimu sendiri?"
"Tentu saja."
Pundak Callister seketika turun, dia menyerah. Dia tidak akan mengatakan apa-apa lagi. Sepertinya dia sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk menerima hadiah itu, atau jangan-jangan ini hanya sebuah alasan?
Callister diam-diam memperhatikan Olivia yang saat ini menatap keluar jendela. Saat gadis itu terdiam dia benar-benar terlihat berbeda dari saat dia berbicara.
'Heh, benar-benar seperti kucing liar yang hanya bisa dilihat tapi sulit untuk disentuh.'
Perjalanan mereka akhirnya berakhir saat kereta mereka berhenti. Callister dengan pengertian turun lebih dulu dan mengulurkan tangan untuk memberinya bantuan. Olivia tahu ini adalah bagian dari sopan santun yang biasa dilakukan pria pada wanita, tapi sebenarnya dia sama sekali tidak menyukai kebiasaan ini. Namun, karena tempat itu terlalu ramai dan begitu banyak orang yang melihat Olivia mau tidak mau harus mau menerima uluran tangan itu dan turun dari kereta.
Callister tersenyum ramah saat Olivia menerima uluran tangannya, ada begitu banyak orang yang terpesona dengan kehadiran keduanya tapi Callister tidak terlalu memperhatikannya. Dia hanya menatap Olivia dan bertanya. "Jadi kemana kita akan pergi?"
Olivia menatap ke sekitar. "Kita lihat saja nanti."
Dia tidak pernah berbelanja sebelumnya dan dia sama sekali tidak tahu dengan tempat ini, jadi mari melihat-lihat dan bertanya pada orang-orang di sekitar sini.
Callister dengan setia mengikuti Olivia membeli benang.
"Apa kau akan membuat sesuatu dengan benang ini? Apa kau akan menyulam sapu tangan, tapi kau juga membeli bola wol, apa kau akan membuat syal?" Callister tidak bisa berhenti bertanya setiap kali Olivia mendapatkan benda-benda yang dia inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Putri Duke Terkutuk [SELESAI✔]
FantasyOlivia hanya memiliki nama yang sama dengan tokoh antagonis di dalam cerita Black Rose Romance yang ramai di internet, tapi dia tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan terbangun di tubuh Olivia Whaleson sang tokoh antagonis yang akan mati di tanga...