Harta Karun Keluarga

16K 2.6K 324
                                    

Salju turun lebih lebat sejak hari pemakaman Olivia tujuh hari yang lalu. Noah berdiri di halaman saat Siena, ibu kandung Olivia harus kembali bersama suaminya. Dia tidak bisa tinggal selamanya di rumah yang bukan rumahnya dan di tempat dimana putrinya tidak lagi ada.

Dia tidak diberi kesempatan untuk bertemu dengan putrinya saat putrinya masih hidup, dia tidak bisa memeluknya apalagi melihat wajahnya, jadi untuk apa dia tinggal di tempat ini.

"Hati-hati di jalan." Udara dingin keluar dari mulut Noah saat dia berbicara.

Siena memakai pakaian tebal dan syal yang menutupi sebagian mulutnya, dia menatap Noah dengan perasaan yang tidak bisa dilukiskan. Bagaimana takdir mempermainkan mereka, dia berpisah dengan putrinya saat terjadi kerusuhan ketika perang akan terjadi. Dia putus asa mencari keberadaannya hingga berpikir bahwa putrinya mungkin saja telah tiada, tapi disinilah putrinya berada, tinggal bersama dengan ayahnya dan memiliki seorang kakak laki-laki yang teramat sangat menyayanginya.

"Mm, terima kasih telah menerimaku di tempat ini." Siena berkata pelan, di masa lalu Duke tidak akan pernah membiarkan dirinya menginjakan kaki di rumahnya.

"Tidak masalah, di masa depan jika Anda ingin datang berkunjung, Anda bisa datang dan memberitahu saya."

Siena mengangguk, pria di depannya sangat sopan tapi perhatiannya teralihkan pada bangunan yang ada di belakang Noah. Dia bertanya-tanya apakah Duke baik-baik saja? Dia hampir tidak pernah melihat pria itu selama tinggal di Mansion Whaleson.

***

Setelah kepergian Siena, Noah masuk kembali ke dalam dan menepuk bahunya mencoba menyingkirkan salju yang menempel. 

"Apa ayah masih belum keluar dari kamarnya?" Noah bertanya pada kepala pelayan.

Kepala pelayan menggelengkan kepalanya. "Belum, Tuan Muda. Yang Mulia masih berada tinggal di dalam kamar mendiang Nona Muda."

Mendengar hal ini Noah tidak memberikan reaksi apapun, wajahnya tetap dingin dan dia beranjak pergi ke ruang belajar yang kini menjadi ruang kerjanya, diikuti oleh Kepala pelayan.

Kepala Pelayan adalah pria tua yang telah bekerja selama bertahun-tahun di dalam keluarga mereka. Dia telah melihat kebersamaan keluarga ini dan bagaimana keluarga ini tumbuh, dia mengenal baik Tuan Muda Noah dan Nona Muda Olivia, dia telah menganggap keluarga ini sebagai keluarganya sendiri karena itulah dia selalu melayani mereka dengan sepenuh hatinya dan karena inilah hatinya terasa begitu sakit saat semua hal buruk ini menimpa keluarga ini.

Kepala pelayan ragu-ragu saat menatap Noah yang kini duduk di depan meja kerjanya. Pria itu membuka tumpukan kertas yang ada di depannya dan mulai membaca laporan sementara mengabaikan surat-surat belasungkawa yang dikirim oleh beberapa keluarga Aristokrat di Kekaisaran.

"Jika kamu memiliki sesuatu untuk dikatakan cepat katakan." Noah berbicara tanpa menatap Kepala Pelayan. "Tapi jika kau ingin aku membujuk pria itu maka lupakan, aku tidak akan melakukannya. Kesalahan yang dia lakukan dia harus memikirkannya."

"Namun, sampai kapan Yang Mulia harus memikirkannya?" Kepala Pelayan bertanya padanya.

Gerakan tangan Noah terhenti ketika mendengar hal ini.

"Tuan Muda sampai kapan Yang Mulia Duke harus memikirkan kesalahannya?" Kepala pelayan bertanya kembali. "Aku yakin Tuan Muda juga bisa melihatnya sendiri bahwa Yang Mulia sangat menyesali perbuatannya dan sangat kehilangan Nona Muda hingga hatinya menjadi hancur. Penyesalan yang Duke rasakan akan menghantuinya seumur hidupnya tapi sampai kapan dia harus seperti ini? Duke tetap harus menjalani kehidupannya, tapi dia seperti pria yang tidak ingin hidup lagi dan hanya menyiksa dirinya dengan kesedihan.

Menjadi Putri Duke Terkutuk [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang