Rasanya waktu seperti berhenti berputar, ini adalah kamar pangeran Caesar.
Bagaimana dia bisa tahu bahwa ini adalah kamar pangeran Caesar jika dia sendiri tidak pernah datang ke tempat ini sebelumnya, itu semua karena saat dia pertama kali membuka pintu Olivia melihat wajah Kaisar di dalam lukisan.
Ya, wajah Kaisar Arthur di dalam lukisan. Wajah yang sama dan warna rambut yang sama, hanya saja ekspresi orang yang ada di dalam lukisan ini jauh berbeda dengan Kaisar Arthur.
"Apa Kaisar dan Pangeran Caesar adalah anak kembar?" tanya Olivia saat memperhatikan wajah di lukisan itu.
Lewis mendekatinya dan ikut melihat lukisan itu di sisi Olivia. Pria yang sangat tampan, sama seperti ayahnya hanya pria ini terlihat lebih dingin dari ayahnya yang lemah lembut.
"Mm, pangeran Caesar adalah saudara kembar Kaisar."
"Di antara Kaisar dan Pangeran Caesar siapa yang dilahirkan lebih dulu?"
"Tentu saja Kaisar, itu sebabnya dia menjadi pewaris mutlak sebagai anak yang dilahirkan pertama di Kekaisaran ini."
"Jadi, apa pangeran Caesar merasa itu tidak adil?"
"Apa?" Lewis menoleh menatap Olivia.
Sementara Olivia tidak mengalihkan pandangannya dari lukisan yang ada di depannya. Dia berpikir kenapa pangeran Caesar melakukan pemberontakan dan mencoba menggulingkan tahta saudaranya? Mungkinkah Pangeran Caesar merasa tidak adil karena saudaranya menjadi pewaris tahta sementara dirinya tidak? Pangeran Caesar mungkin berpikir bahwa ini tidak adil karena mereka dilahirkan di hari yang sama, dari orang tua yang sama dan dengan wajah yang sama tapi hanya karena saudaranya terlahir terlebih dahulu dia tidak bisa menjadi pewaris tahta.
"Tidak apa." Olivia berbalik dan mengalihkan pandangannya dari lukisan itu. Dia tidak perlu memikirkan kenapa pangeran Caesar melakukan pemberontakan, ini tidak ada hubungannya dengannya. Selain itu ini bukanlah tujuannya, dia harus mencari barang pangeran Caesar dan tugasnya akan berakhir, dia bisa pergi dan mengembalikan tempatnya pada pemilik aslinya Mariana.
Sebenarnya lukisan itu adalah hal yang paling bagus, gambar orang yang akan diberikan kutukan lebih baik daripada sekedar barang yang dimiliki orang itu. Sayangnya Olivia tidak mungkin bisa membawanya karena selain Lewis ada disini lukisan itu juga terlalu besar, sangat mencolok dia tidak akan bisa membawanya bahkan jika dia mau.
Jadi Olivia mencoba melihat ke sekeliling dan membuka laci meja di dekat tempat tidur, dia bahkan dengan sengaja memeriksa tempat tidur berharap bisa menemukan sehelai rambut, tapi gagal karena tempat ini sudah ditinggalkan selama bertahun-tahun, tapi di laci dia menemukan sesuatu. Hanya ada sebuah kotak cincin di dalam laci, Olivia hanya bisa mengambilnya saat Lewis tidak melihatnya.
"Apa kau sudah puas melihat-lihat sekarang?"
Olivia menghela napas, sebenarnya dia masih ingin mencari lagi tapi dia tidak ingin membuat Lewis terlalu curiga dengan tindakannya, jadi dia hanya bisa mengangguk pelan dan berjalan keluar dari ruangan itu.
Lewis melihat Olivia pergi, tapi dia tidak segera menyusulnya sebaliknya dia menatap tempat dimana Olivia berdiri sebelumnya, di samping tempat tidur di depan meja kecil itu.
"Apa yang kau lakukan?" Olivia merasa Lewis sedang berpikir dia mungkin telah mengambil sesuatu dari sana. Sialan, mencuri benar-benar membuat hatinya tidak tenang tapi dia harus melakukannya.
Olivia mengepal kedua tangannya, mencoba untuk bersikap tenang. "Bukankah kita harus segera kembali?" Akan lebih baik jika Lewis tidak memeriksa laci itu karena tempat ini sudah tidak diurus selama bertahun-tahun membuat debu di tempat ini sangat tebal, jika Lewis membuka lacinya dia akan sadar bahwa dirinya telah mengambil sesuatu dari laci itu karena kotak cincin itu meninggalkan bekas di laci.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Putri Duke Terkutuk [SELESAI✔]
FantasyOlivia hanya memiliki nama yang sama dengan tokoh antagonis di dalam cerita Black Rose Romance yang ramai di internet, tapi dia tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan terbangun di tubuh Olivia Whaleson sang tokoh antagonis yang akan mati di tanga...