Berteman dengan Mariana?

12.3K 1.9K 56
                                    

Suara benturan antara pedang kayu bisa didengar dengan begitu jelas dan Callister yang menjadi teman berlatih Olivia bisa merasakan bahwa emosi gadis ini sedang sama sekali tidak bagus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara benturan antara pedang kayu bisa didengar dengan begitu jelas dan Callister yang menjadi teman berlatih Olivia bisa merasakan bahwa emosi gadis ini sedang sama sekali tidak bagus. Dia bisa merasakan amarah di matanya dan menilainya dari bagaimana gadis ini dengan buru-buru melancarkan serangan yang bertubi-tubi seolah-olah tidak ingin memberi lawannya kesempatan untuk memberikan serangan balasan selain hanya bisa menangkis dan menghindari serangannya.

Harus diakui meskipun tubuhnya bisa dibilang kecil, kekuatannya dalam mengayunkan pedangnya cukup kuat, hanya saja dia sama sekali tidak menyangka bahwa putri keluarga Whaleson akan sekuat dan semahir ini dalam bermain pedang, bahkan sejak pertama kali berlatih pedang dia sudah terkejut. Dan sekarang dia tidak tahu apa yang membuat gadis ini marah hingga dia sangat agresif saat ini, jika lawannya adalah orang lain, Callister tidak berani bertanya apakah lawannya bahkan bisa selamat tanpa cedera atau tidak.

"Hei, tenanglah!" Callister mencoba berbicara dengannya, mereka sudah melakukannya cukup lama. Apa gadis ini tidak merasa lelah dan ingin beristirahat sebentar?

Mendengar hal ini Olivia menghentikan serangannya dan napasnya mulai terengah-engah, dia tidak mengatakan apa-apa selain kembali ke tepi lapangan untuk mengambil handuk dan mengambil air minumnya.

Callister mengikutinya di belakang, dia melihat Olivia yang sedang mengelap keringat di wajahnya.

"Ada apa denganmu hari ini, tidak hanya bersemangat seperti biasanya sebenarnya kau hampir terlihat seperti sedang mencoba membunuhku."

Olivia menatapnya. "Maaf," ucapnya dengan ekspresi datar di wajahnya..

Callister menaikkan alisnya, "Apa ada sesuatu yang membuatmu kesal?"

"Tidak ada." Itulah masalahnya dia tidak mengerti kenapa dia merasa sangat marah hari ini setelah dia merasa sedih sebelumnya.

"Kalau tidak ada masalah lalu kenapa kau terlihat begitu emosi hari ini? Apa ada sesuatu yang buruk terjadi padamu? Apa kau memiliki masalah dengan teman-temanmu? Apa seseorang mengganggumu? Ah, benar dengan kemampuanmu seharusnya tidak ada yang berani mengganggumu. Jadi apa yang membuatmu sangat marah hingga aku harus menjadi pelampiasan untuk kemarahanmu?"

Lagi, pria ini berbicara begitu banyak dan bertanya terlalu banyak. Olivia mengambil handuknya dan pedangnya, dia menatap Callister. "Aku akan pergi sekarang, terima kasih untuk latihannya."

Callister berkedip. "Kau bahkan belum menjawab satupun dari pertanyaanku," ucapnya saat dia melihat Olivia berjalan pergi meninggalkannya. 

"Ah, Olivia!" Callister berseru memanggilnya saat dia sepertinya mengingat sesuatu yang penting.

Olivia ingin segera kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri, tapi karena Callister sudah memanggilnya dia tidak bisa mengabaikannya begitu saja. Jadi dia menoleh dan bertanya, "Apa?"

Menjadi Putri Duke Terkutuk [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang