Kebenaran yang tidak akan pernah terungkap.

16K 2.2K 187
                                    

KEBENARAN YANG TIDAK AKAN TERUNGKAP.

"Arthur aku akan menjadi pelindungmu!" Seorang anak laki-laki dengan rambut kuning keemasan menghunuskan pedang pada anak laki-laki lain yang terpuruk di tanah setelah kalah bermain dengannya.

Melihat betapa cerahnya mata anak laki-laki yang memegang pedang itu, dia yang terpuruk di tanah tidak bisa menghela napas. "Kenapa aku tidak pernah bisa mengalahkanmu?"

Anak laki-laki yang memegang pedang itu menurunkan pedangnya dan tertawa riang. "Hahaha, kau harus berlatih lebih banyak lagi, aku yakin kau bisa mengalahkanku suatu hari nanti. Lagi pula …." Anak laki-laki itu melangkah maju dan mengulurkan tangan pada yang lain, memberinya bantuan untuk berdiri.

Mereka berpegangan tangan, anak laki-laki yang ceria itu tersenyum lagi. "Lagi pula, bahkan jika kau tidak bisa mengalahkanku. Aku akan menjadi mata pedangmu di masa depan."

Anak laki-laki yang lain meliriknya. "Mata pedang yang terlalu tajam bisa melukai pemiliknya sendiri."

"Terluka sedikit itu tidak masalah, lagipula aku tidak akan benar-benar menyakitimu. Bagaimanapun juga aku ini adalah saudaramu." Dia merangkul pundak yang lain dengan gembira sementara yang lain tampak lesu.

"Yang Mulia Putra Mahkota dan Pangeran Caesar, Permaisuri mencari kalian berdua dan meminta kalian untuk menemuinya sekarang."

Kedua bocah kembar itu saling berpandangan. Caesar tertawa pada saudara laki-lakinya, "Siapa yang sampai pada ibu lebih dulu dia yang menang." Dan anak laki-laki itu segera berlari meninggalkan Arthur.

Arthur yang melihat ini hanya menghela napas tapi masih berjalan mengikutinya dan perlahan berlari mengejarnya meskipun hasilnya sudah bisa ditebak bahwa Caesarlah yang akan menang karena dalam hal ketangkasan dan kecepatan Caesar selalu lebih unggul darinya, sejujurnya dia tidak bisa mengalahkan Caesar dalam hal ini.

Caesar memeluk ibunya sang Permaisuri dengan gembira.

"Sudah berapa kali aku katakan padamu jangan berlarian seperti itu." Permaisuri Imelda mencoba menasehatinya tapi masih memberinya pelukan.

Arthur yang baru sampai melihat ini dan berhenti di tempatnya sampai Permaisuri Imelda melambaikan tangannya agar dia datang ke dalam pelukannya. Kedua anak itu memeluk ibu mereka dengan hangat.

Dua pangeran dari Kekaisaran ini, saudara kembar yang lahir di hari yang sama namun tidak dengan kepribadian mereka. Arthur tumbuh menjadi anak yang tenang dan berbudi luhur, dia sopan dan pendiam, lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membaca buku di perpustakaan sementara Caesar adalah anak yang tidak bisa diam, dia suka tertawa dan sangat cerewet, daripada membaca buku dia lebih suka berkeliaran di Istana mengganggu penghuni Istana dengan kenakalannya seperti memanjat pohon, mencuri kue dan bersembunyi dari guru yang dikirim untuk mengajarnya. 

Kepribadian mereka terbanding terbalik, di mata semua orang Arthur adalah anak yang baik sementara Caesar adalah anak nakal, hal ini membuat Kaisar yang saat itu sedang mempertimbangkan siapa yang akan menjadi pewarisnya memilih Arthur sebagai penerusnya setelah melakukan pertimbangan dengan para menterinya.

Arthur dianggap paling pantas untuk mewarisi tahtanya karena memiliki kepribadian yang tenang dan jauh lebih pintar dari Caesar yang lebih suka bermain. Namun, begitu keputusan ini tidak membuat dua saudara kembar itu bermusuhan, mereka masih menjadi saudara yang dekat sekalipun dengan kepribadian mereka yang sangat jauh berbeda.

"Bagaimana rasanya menjadi seorang Putra Mahkota?" Caesar bertanya ringan saat keduanya berjalan di tepi kolam taman.

Arthur yang memegang beberapa buku di tangannya menjawab. "Biasa saja."

Menjadi Putri Duke Terkutuk [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang