'Bagaimana kabarmu, Ayah? Apa kau baik-baik saja? Bagaimana dengan kondisimu setiap bulan purnama tiba, apa dada Ayah terasa lagi? Apa kutukan itu ....'
Olivia berhenti menggerakan pena saat dia sedang menulis suratnya, sudah berapa bulan dia tinggal di Akademi dan setiap bulan surat yang selalu kirimkan pada pria itu selalu sama, dia hanya ingin mengetahui kabarnya.
Setelah kejadian mengerikan malam itu, sepertinya apa yang dikatakan Marie Claire tentang dampak yang diterima kedua belah pihak memang cukup buruk. Orang itu menghabiskan begitu banyak energi hingga dia tidak bisa melakukan apa-apa untuk sementara waktu. Mungkin karena itulah Duke Arland selalu membalas suratnya dengan mengatakan bahwa dia baik-baik saja dan memintanya untuk tidak khawatir.
'Ayah baik-baik saja, kau tidak perlu mengkhawatirkan ayah, cukup belajar dengan baik dan bersenang-senanglah dengan teman-temanmu.'
"Bersenang-senanglah dengan teman-temanku?" Olivia bergumam saat dia melihat ke luar jendela, pada kumpulan murid Akademi yang sedang berjalan bersama, terutama kehadiran Mariana yang dikelilingi banyak orang. Tidak seperti dirinya sepertinya bakatnya sebagai manusia antisosial masih bertahan hingga sekarang, tapi setidaknya seperti dulu dia tidak menjadi korban bully, jadi memiliki teman atau tidak sama sekali tidak membuatnya bermasalah dengan hal ini.
Lagipula dia tidak ingin terlalu mencolok dan mengambil tempat yang seharusnya menjadi milik orang itu, kehadirannya hanyalah sementara maka dia seharusnya tidak meninggalkan bekas bagi orang-orang yang ada disini.
Olivia menatap Mariana yang sedang tersenyum, tertawa entah membicarakan hal apa. Dia kemudian menatap kertas yang belum selesai ditulis, sepertinya karena Duke Arland baik-baik saja dia juga tidak perlu menulis surat untuknya bulan ini.
Olivia akhirnya meremas surat itu dan membuangnya ke tempat sampah, sebelum pergi keluar dari kamarnya. Ada kelas yang tidak ingin dia hadiri hari ini.
"Seperti yang kalian ketahui bahwa bagi seorang bangsawan sangat penting bagi mereka untuk mengerti seni dan musik." Madam Clarissa--wanita yang sangat anggun, orang yang sangat taat pada tata krama sebagai seorang bangsawan menjelaskan pada murid-muridnya begitu kelasnya di mulai.
Olivia sama sekali tidak tertarik dengan pelajaran yang dibawakan Madan Clarissa dan merasa lebih baik saat dia berlatih pedang atau membaca ilmu pengetahuan umum. Namun, selama dia berada disini dia mau tidak mau harus mengikuti seluruh kelas yang sudah dijadwalkan untuknya, atau dia akan kehilangan kesempatannya untuk masuk ke dalam istana.
Dia baru mengetahuinya beberapa hari ini bahwa aturan Kekaisaran telah berubah, karena pemilihan Putri Mahkota dilakukan saat mereka dewasa persyaratan lain ditambahkan bahwa para putri bangsawan itu setidaknya harus memiliki nilai B+ pada seluruh mata pelajaran di Akademi, ini benar-benar membebaninya, dia jelas dipaksa untuk belajar disini.
"Karena itu hari ini kita akan belajar tentang musik dan melihat apakah ada beberapa dari kalian yang berbakat dengan suaranya, Lady Olivia Whaleson bagaimana dengan dirimu?"
Olivia meletakan penanya sementara semua anak yang ada di kelas menatapnya. Dia tidak menyukai hal ini, statusnya sebagai seorang putri dari keluarga Whaleson membuat semua guru memilihnya untuk menjadi yang pertama untuk maju.
"Dia benar-benar mengambil semua kesempatan untuk menjadi yang pertama agar dia bisa mendapatkan perhatian dari semua orang. Tsk, ini benar-benar membuatku muak."
"Ya, kau benar."
Olivia menatap dua murid yang duduk di depannya dan tersenyum kecut padanya, jika mereka ingin berbicara di balik punggungnya sebaiknya mereka memastikan bahwa dirinya tidak akan mendengar hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Putri Duke Terkutuk [SELESAI✔]
FantasyOlivia hanya memiliki nama yang sama dengan tokoh antagonis di dalam cerita Black Rose Romance yang ramai di internet, tapi dia tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan terbangun di tubuh Olivia Whaleson sang tokoh antagonis yang akan mati di tanga...