Kim Yeri si influencer

829 81 2
                                    

Dengan langkah malas, Heejin keluar dari auditorium fakultasnya. Ketika di ambang pintu, ia berpas-pasan dengan Jeno yang tengah berjalan melewatinya.

Tanpa menyapa. Jeno main nyelonong aja tidak peduli keberadaan Heejin disini. Gadis itu langsung menyamai langkah lebar Jeno, dan menepuk punggungnya.

"Jen?"

Jeno hanya melirik sekilas pada gadis yang lebih pendek dari dirinya.

"Mau balik ke kosan?"

"Iya. Lo abis ngapain di audit?"

"Biasalah, organisasi."

Jeno manggut paham. Heejin merupakan ketua himpunan, dan tentu saja dirinya super sibuk setiap harinya, kuliah rapat kuliah rapat. Terkadang harus sampai malam Heejin untuk menyelesaikan urusan organisasinya.

Berbanding terbalik dengan Jeno yang jadi mahasiswa kupu kupu alias kuliah pulang kuliah pulang. Dari awal semester, Jeno tidak sama sekali mengikuti organisasi apa-apa. Katanyanya sih, mau fokus sama kuliah aja. Padahal, pas awal-awal semester 1 Jeno pernah ditawari jadi ketua angkatan, tapi dia menolak, toh dia gak suka yang kaya gituan, lebih tepatnya dia takut gak amanah sama kepercayaan orang padanya.

Sesampainya di lapangan parkir, Jeno berjalan menuju motornya. "Mau bareng?" ajak Jeno.

Heejin mengangguk. "Boleh!"

"Tapi gue gak bawa helm,"

"Ah santai aja. Toh deket ini kosan kita!"

Jeno hanya mengangguk. Heejin naik keatas motor Jeno. Setelah itu, Jeno menjalankan motornya dengan kecepatan standar keluar dari kampus.

Jeno memarkirkan motornya tepat di sebuah cafe vintage dekat kampus.

"Gue mau ngopi dulu, gapapa? Atau gue anter lo ke kosan dulu?" ucap Jeno sambil melepaskan kaitan helmnya.

"Gausah, gue ikut lo!"

"Yaudah yok!"

Jeno berjalan lebih dulu di depan, sementara Heejin berjalan dibelakangnya. Ketika mereka masuk, disuguhkan dengan aroma kopi yang wangi.

"Mau pesen apa?"

"Teh manis aja,"

"Kalo mau teh manis, di warteg aja sana."

Heejin kikuk, sebenarnya sudah biasa Jeno selalu menjawab dengan ketus, memang sudah jadi ciri khasnya.

"Terserah!!" ucap Heejin kesal.

Jeno menyeringai. "Matcha mau?"

"Gak ah gaenak."

"Terus mau apa Jeon Heejin??"

Heejin bergeming. Baru kali ini Jeno memanggil lengkap namanya.

"Kopi!! —kopi susu! Pokonya kopi susu apa aja, gue gatau nama-nama kopi." ujarnya.

Jeno terkekeh pelan. "Oke!"

Selang beberapa lama, pesanan mereka datang. Keduanya hening, menikmati minuman masing-masing. Jeno enggan memulai pembicaraan, begitupun Heejin yang juga malas berbicara dengan manusia dingin seperti Lee Jeno.

"Wessss berdua ajaa nih?"

Untung saja Haechan dan Chenle datang memecah keheningan ini. Heejin menghembuskan napas dalam.

"Chann!!"

"Apa Jin? Seneng banget keknya gue dateng."

Iyalah! Kalau berdua sama Jeno bisa bisa Heejin mati topik.

Heejin terkekeh.

Haechan langsung merogoh sakunya dan mengeluarkan sebungkus rokok. Ketika hendak menyalakan rokonya, Jeno langsung merenggut rokok itu.

"Ada Heejin, dia gak ngerokok. Perokok pasif lebih beresiko!" tutur Jeno yang membuat ketiganya bergeming sesaat.

"Ohh iya iya, maaf Jin!" kata Haechan yang kembali memasukan rokoknya.

Jeno emang pengertian.




******

Pukul lima sore lebih lima belas menit, seperti biasa, sehabis pulang ngampus Koeun langsung berjalan menuju sebuah café tempatnya bekerja. Sudah seminggu ia kerja disini, sebelumnya dia bekerja di laundry namun berhenti karena alasan jarak yang terlalu jauh.

Ia memarkirkan motor maticnya, yang ia beli oleh jerih payahnya selama ini. Sederhana, namun bisa membantu Koeun melawan jarak untuk menuntut ilmu dan mencari penghasilan. Ia meletakkan helmnya dan mulai berjalan masuk lewat pintu pinggir.

Setelah itu, Koeun berjalan menuju ruang karyawan, bergegas mengganti bajunya, menguncir rambutnya asal, dan langsung memulai pekerjaannya.

"Koeun antarkan ini ke meja nomor 5!"

Koeun mengangguk dan mengambil alih nampan berisi beberapa kopi dengan macam yang berbeda. Dia mulai melangkahkan kakinya menuju meja tujuan.

"Permisi-" ujar Koen terhenti. "Lah kalian?"

Koeun melihat adik-adiknya disini-Jeno, Heejin, Haechan, dan Chenle. Lebih tepatnya mereka sudah dianggap Koeun sebagai adik.

"Kak Koeun?!!" seru Haechan. "Kerja disini?"

Koeun tersenyum lalu mengangguk.

"Enak dong deket!"

"Iya nih, selamat menikmati ya. Kakak ke belakang dulu!"

"Semangat Kak Koeun!!" seru Heejin.

"Makasih cantik."

Setelah itu Koeun langsung pergi meninggalkan mereka. Ada rasa ingin seperti mereka, tidak perlu memikirkan kerja, Koeun juga pengen nongkrong tanpa harus bekerja paruh waktu. Namun, apalah daya, finansial Koeun tidak cukup mampu menyeimbangi mereka.

"Kak Koeun pekerja keras ya, gue kasian liat dia, tiap hari pulang malem." Kata Haechan.

"Padahal gue bisa tuh bayarin kuliah sama biaya hidup dia selama disini. Tapi waktu gue tawarin, dia malah marahin gue. Katanya 'jangan kasihani kakak, toh kamu kuliah juga masih pake uang orang tua kan? Jangan sok sok an mau biayain kakak, emang kakak siapa kamu?' Dia bilang gitu." Celetuk Chenle.

"Dia gak mau ngerepotin kita lebih tepatnya." Ujar Jeno.

"Tapi kita selalu repotin dia. Siapa yang selalu minta dimasakin sama dia tiap hari? Kita kan?"

"Yakan masakan dia doang yang paling enak. Lo mau dimasakin Kak Yeri? Yang ada muntah gue, kemaren aja masak telor aja sampe gosong nempel kena wajan." Kata Haechan.

Plak!

"Ngomongin gue ya lo? Bisa-bisanyaa!" Yeri datang dan menempeleng kepala Haechan.

Gadis itu membawa banyak barang bawaan, entah itu apa.

"Buset Kak... Lo bawa apaan ini?"

"Gue mau nge endorse," jawab Yeri sembari merapikan beberapa barang, disitu ada beberapa warna lipmatte, jam tangan dan beberapa aksesoris lainnya. Fyi, Yeri itu selebgram. Padahal dia udah kaya raya, gak perlu nerima endorse juga udah mencukupi kebutuhannya.

Haechan mencibir. "Dasar in flu— encer!"

"Ehh Jen, video in gue dong!"

Jeno berdecih tapi nurut aja sama yang lebih tua.

"Oke guys, jadi aku lagi pake lipmatte ini. Pokonya bagus banget warnanya......... Bla bla bla...."

Haechan, Chenle, Heejin hanya menggelengkan kepalanya. Bisa bisanya Jeno nurut aja jadi kameramen Yeri.











Kosan Vanilla Chocolate || NCT DREAM ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang