Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*Cr pinterest
****
"Jaemin kemana?" tanya Heejin ketika ia menemukan Jeno di teras.
Yang ditanya menoleh sekilas. "Sakit,"
"Gue yang liat setan, dia yang ketempelan!" celetuk Haechan.
Renjun yang duduk dinbangku sebelah menoyor pelan Haechan. "Huss ngomongnya, gunting nih lama-lama bibir lo,"
"Hah? Seriusan?" ujar Heejin sedikit terkejut dengan keadaan kekasihnya itu.
"Liat aja noh, masih ngeringkuk tidur."
Heejin langsung bergegas masuk kembali ke dalam, dan berjalan cepat menuju kamar Jaemin.
Ia mengetuk pintu, "Naa?? Udah bangun?" bisik Heejin.
"Jaemin???"
Masih belum ada sahutan. Heejin dibuat takut, ia langsung memberanikan diri untuk memutar knop pintu itu.
"Yaampun Jaemin?!!!!"
Heejin yang terkejut melihat Jaemin terbaring lemas di lantai membuat gadis itu menghampirinya. Ia raih kepala Jaemin untuk bersandar di pahanya. Gadis itu menepuk-nepuk pipi Jaemin pelan.
"Bangun Na, jangan mati... "
Heejin nangis ngeliat Jaemin pucat banget.
"Na bangun!!"
"Jaeminnn!!!"
"Gak lucuuu!!"
"Sayang?"
Jaemin menggeliat lalu membuka matanya, mendapati wajah Heejin pertama kali.
"Pusing!" ucapnya. "Gue udah mati ya? Yesss masuk surga, ada bidadari cantik di depan gue!" ujar Jaemin sambil memperlihatkan cengirannya.
Heejin yang matanya udah sembab memukul Jaemin keras.
"Awww! Sakit,"
"Kamu bikin aku khawatir, Na! Masih sempet-sempetnya gombal!" ucap Heejin sedikit teriak.
"HAH??" Jaemin mengerjap. "Ohh jadi gue belum mati?" ujar Jaemin sambil duduk menghadap Heejin.
"BELOM LAH!"
"Arghh!! Pusing... "
Heejin langsung menarik bahu Jaemin dan memeluknya. "Jangan sakit!"
"Aku cuman pusing,"
Heejin menempelkan tangannya di dahi lelaki itu. "Panas! Tidur lagi aja, aku buatin bubur buat kamu,"
Jaemin mengangguk menuruti perkataan gadis itu. Heejin menarik selimut sebatas dada, lalu mengelus kepala Jaemin lembut, membuat sang empunya tersenyum sekilas.
