Happy Reading
"Yaampun siapa yang gak jemurin anduk!"
Bisa ditebak siapa yang suka ngomel pagi-pagi.
Siapa lagi kalau bukan Lee Nakyung, pas liat ada handuk basah di kursi meja makan. Dia paling gak suka kalau gini.
"Ini juga siapa yang gak nyuci piringnya?"
"HAECHAAAANNNN!!!"
Yang dipanggil dateng gitu aja, cuman pake kolor dan kaos belel. "Apaan?"
"Anduk bekas lo kan?"
Haechan mencibir. "Mandi juga belom!"
"Terus siapaa jorok banget sih?"
"Bekas gue.... " Jeno main nyelonong gitu aja masuk dapur. Dia langsung ngambil handuknya dan berjalan keluar, kayanya mau jemur handuk itu.
"E-eh—" Nakyung langsung diem. Masalahnya itu Jeno. Manusia ketus, Nakyung gak mau ribut sama dia. Ntar sakit hati gimana ?
"Giliran Jeno aja lo gak bisa misuh-misuh!"
Plak!
"Apasih salah ku Na?" Haechan mengelus tangannya yang terkena geplakan maut Lee Nakyung.
"Bodo, mandi sono. Muka udah kaya gembel aja lo!" cibir gadis itu.
"Ck libur ini," jawab Haechan santai sambil ngupil.
"JOROK BANGET!!" ujar Nakyung yang mergokin Haechan ngupil, seperdetik kemudian Haechan mencolek tangan Nakyung dengan kelingkingnya. "Bego jangan dipeperin ke gue!"
"Hahahaha!!!"
Nakyung yang jijik-an orangnya, pengen muntah rasanya.
"Hallo Kak Nakyung?" sapa seorang gadis yang asing di kosan ini, namun Nakyung kenal. Dia gak ngekos disini, tapi kok tiba-tiba masuk ke dapur. Dan sekarang dia lagi di ambang pintu.
Penampilannya keren banget, mukanya juga cantik, bule-bule gitu. Ditambah dia tinggi.
"Ehh ada Kak Echan!"
Haechan yang gak sadar ada dia disini langsung ngeluarin jari kelingkingnya dari lubang hidung. Langsung rapihin rambutnya yang berantakan. Percuma masih kelihatan gembel.
"S-somay?"
"Eh maksud gue Somi?"
Siapa sih yang gak kenal Jeon Somi? Primadona kampus. Penampilan yang selalu berkelas, tak menutupi kalau Somi itu welcome terhadap siapapun, dia punya banyak teman karena sifatnya yang humble, berteman dengan siapa saja tanpa melihat cover.