Koeun keluar dari kelas dan turun menggunakan elevator di gedung fakultasnya. Jam menunjukkan pukul 12 siang, yang artinya istirahat, dia dan Nakyung hendak pergi ke kantin untuk sekadar membeli makanan. Seperti yang di ceritakan sebelumnya, kalau Koeun itu anak gapyear, yang harusnya dia seangkatan sama Mark dan Yeri, kini dia seangkatan sama Nakyung, Shuhua, Jeno, Jaemin, dan Haechan. Dan kebetulan, Koeun satu prodi dengan Nakyung.
Walaupun seangkatan, namun Nakyung selalu menghormati Koeun layaknya seorang kakak, karena lebih tua.
"Kak? Mau jajan apa?"
"Beli bakso yuk, gue lagi pengen banget."
"Ide bagus, tadi pusing banget matkul kalkulus diferensial. Bikin gumohhh!"
"Hahaha sama gue juga."
Keduanya berjalan. "Ehh Kak, makan di kantin FT aja yuu. Sekalian cuci mata,"
"Ihh enggak mau ah, Na. Maluu!" seru Koeun.
"Ihhh gak seru bangettt, plisss. Ada gue kok, lagian disana banyak temen gue ini! Ayok lahhh,"
"Lo aja deh!"
"Ihhh Kak Koeun maahhh!!" cemberut Nakyung.
Bukan Koeun kalau enggak ga enakan.
"Yaudah deh, tapi jangan centil. Awas lo malu-maluin gue!!" gerutu Koeun.
"Siappppp!!!"
Keduanya berjalan menuju kantin fakultas teknik, yang 'katanya' isinya cogan semua.
Sesampainya di kantin, Nakyung di sapa banyak banget temannya, emang anak hits nih si Nakyung.
"Lo cari tempat duduk deh, Kak! Gue yang pesen."
"Oke!"
Koeun memilih tempat duduk yang tidak terlalu ramai.
Beberapa menit kemudian, Nakyung datang dengan nampan dua mangkuk bakso dan dua gelas es teh.
"Selamat makan kakak ku!"
"Makasih hehehe," ujar Koeun sambil menuangkan sambal ke mangkuk baksonya. "Mau pedes??"
Nakyung mengangguk. "Wajib dong, makan bakso harus pedes, asem, manis."
Koeun menggelengkan kepalanya lalu memberikan wadah sambal kearah Nakyung.
Beberapa saat mereka sedang menikmati makanan, suara ricuh memenuhi isi kantin.
Kebanyakan kaum hawa yang berteriak histeris.
Tentu saja, Nakyung maupun Koeun mengernyit heran, ada keributan apa ini. Nakyung langsung berdiri dan berjinjit melihat akar masalah kericuhan yang mengganggu makan siangnya.
"Astagaaaa!!! Kak Dery lewattt."
Hendery. Mahasiswa semester 5, mantan ketua BEM, asisten dosen, anak UKM olah raga, yang menjadi idola seantero kampus. Termasuk Nakyung sendiri.
"Ihhh gue pengen minta fotoooo!!!"
Koeun langsung menarik Nakyung untuk kembali duduk. "Lo udah janji, gak boleh centil, Na."
"Ihhh tapi jarang banget gue ketemu Kak Dery,"
Koeun memutar bola matanya malas.
"Lo gak cukup ada Renjun di kosan?"
Nakyung langsung melirik sinis Koeun.
"Hehehe maaf, sini duduk. Gausah histeris gitu, dia sama-sama manusia biasa!"
"BEDAAA!!! Kak Dery itu definisi prince charming dunia nyata tau gak, Kak?!"
"Ya ya ya ya ya...." Koeun kembali memakan baksonya tanpa memedulikan sekitar.