Kerjaan Nakyung kali ini bertolak belakang dengan jurusan kuliah dia dulu. Dimana sekarang dia malah buka toko kue, sejak kapan Nakyung hobi bisnis. Sejak dia iseng bikin roti di rumahnya, dan berakhirlah buka bakery sendiri. Bukan roti doang sih, ada beberapa macam kue, dessert box, kopi, dan lain-lain. Dan chefnya dia sendiri. Bener-bener bakat masak yang baru muncul ketika dewasa.
Jam delapan pagi, dimana toko kue Nakyung bakal buka. Toko kue yang super girly keliatannya. Bagaimana tidak, hiasan bunga-bunga hampir memenuhi isi toko, belum lagi bunga hidup yang tertanam di halaman toko.
Toko kue yang belum lama ia jalankan, pastinya yang datang juga belum banyak. Ya Nakyung sih gak masalah, yang penting tokonya bertahan dalam jangka panjang.
Sambil berbenah, ia selalu menyetel lagu-lagu dari grup fromis_9 kesukaannya. Pokonya lagu dari grup itu adalah wajib yang harus terputar setiap harinya. Hari ini, tumben sekali sudah banyak pembeli yang datang padahal masih pagi.
"Mbak yang kemarinn!!" seru Nakyung pada pelanggannya.
"Dessert box disini enak banget, anak saya ketagihan makannya beli lagi,"
"Wahhh seneng banget dengernya. Sebagai ucapan terimakasih saya kasih lolipop buat anak Mbak,"
"Makasih banyak Mbak Nakyung!!"
"Sama-sama."
Sifat humble Nakyung juga kerap disukai oleh pelanggan toko kuenya. Apalagi para anak SMA yang sering berkunjung kesini, entah perempuan ataupu lelaki. Kalau lelaki sih lumayan sering, sambil modusin Nakyung.
Nakyung nanggepin aja, kan cuman bercanda. Tapi pernah suatu hari ada anak SMA yang nembak dia disini dan bawa bucket bunga super gede. Nakyung tolak mentah-mentah lah, masa iya dia pacaran sama brondong? Gak dulu. Karena hatinya hanya untuk Renjun seorang.
Ohiya, berbicara tentang lelaki itu. Masih sama seperti dulu, Renjun yang cuek dan galak. Mungkin sekarang nambah cuek, tapi Nakyung nambah cinta sama cowok itu. Gak tau kenapa, dari dulu rasa cinta Nakyung ke Renjun tuh gak abis-abis. Gak tau sebaliknya, soalnya Renjun tuh gak pernah ngeliatin rasa sayangnya.
"Kak?" panggil Jiheon, mahasiswa yang bekerja paruh waktu di toko ini. Nakyung sudah menganggap Jiheon sebagai adik, karena dimulai dari 0 berkembang toko kue ini Jiheon turut ikut serta.
"Hmm?" ujar Nakyung sambil berdeham, seraya menutup sebuah lunch box lalu ia masukan pada paperbag.
"Mau ke kantornya Pak Renjun yaa?"
Nakyung tersenyum tipis. "Iyaa! Kamu tunggu sini ya,"
"Eng iya kak, tapi setelah kakak pulang, bolehkan kalau aku balik kampus soalnya ada kelas dadakan nih."
"Ya gapapa, semangat! Aku berangkat dulu yaaa byeeee....."
"Hati-hati kak."
🍫🍫🍫
Renjun bekerja di sebuah perusahaan energi, ya saling berkaitanlah sama jurusan kuliahnya, fisika murni. Awalnya pas program magang kampus, Renjun sekarang sudah jadi pegawai tetap.
Jam makan siang biasanya Renjun makan bersama teman satu divisi nya, namun kali ini ia medapatkan sebuah pesan singkat dari Nakyung, bahwa gadis itu akan membawakan makanan untuknya.
Renjun sudah menunggu di depan lobi.
"Pak Renjun gak makan siang?" tanya Ningning salah satu junior dia disini.
Masih ingatkan? Ningning yang pas kuliah minta foto padanya. Renjun yakin seratus persen kalau mantan adik tingkatnya yang kini menjadi junior dia disini masih memiliki perasaan suka padanya. Buktinya, Ningning selalu saja membuatkan kopi tiap hari untuknya, mengirim kue ke apartemen Renjun, atau sekadar menunggu Renjun lembur hanya untuk pulang bersama.
"Kamu sendiri? Ngapain disini?"
Ningning tersenyum kikuk. "Anu--" Ningning memberikan sekotak makanan pada Renjun. "Buat Pak Renjun,"
"Tapi saya--"
"Tolong terima pak, saya susah payah masak tadi subuh."
"Tapi saya gak minta!"
"Terima saja ya pak,"
Melihat wajah Ningning yang kasian, mau tidak mau Renjun menerima kotak makan itu. Jika di tolak, ia tidak enak hati. Tapi bagaimana makanan dari Nakyung?
"RENJUUNNN!!!" bisa-bisanya Nakyung berteriak sambil bawa motor. Padahal jarak dirinya dengan Renjun belum dekat.
Setelah motor berhenti tepat di hadapan Renjun dan Ningning, Nakyung melepas helmnya lalu mendekat ke arah Renjun.
"Nih jangan lupa makan--Eh?" senyumnya luntur ketika melihat Renjun menenteng sebuah kotak makan lain, yang bukan darinya. Nakyung juga menangkap keberadaan Ningning disini yang sedang tersenyum penuh kemenangan.
"Jangan lupa di habisin ya pak," ujar Ningning sambil menyentuh lengan Renjun sebelum dirinya pergi.
Nakyung dibuat geram dengan tingkah gadis tadi. Tapi apa boleh buat? Dia gak boleh marah disini, di kantor Renjun. Yang ada Renjun yang malu.
"Na? Sini mana makanannya!" ujar Renjun berusaha mengambil paper bag Nakyung.
Nakyung menarik kembali. "Gak jadi, makan aja tuh dari Ningning!"
Renjun mengusap wajahnya frustasi. "Kalau ditolak kasian, Na..."
"Lo gak kasian sama gue?!"
"Gak gitu, Nakyung!"
"Terserah!" Nakyung kembali memakai helmnya.
"Nakyung lo mau kemana?" Renjun menghadang motor Nakyung agar tidak pergi. "Maaf..."
Nakyung mengembuskan napas dalam, ia berpikir sejenak. "Yaudah makan nih, abisin!"
Renjun menerima makanan dari Nakyung sambil tersenyum.
"Jangan senyum dulu! Gue masih kesel sedikit ya sama lo."
"Masa sihh?" goda Renjun sambil menyelipkan rambut Nakyung di sela telinganya
"Njun! Lo gak pantes ya ngegoda gue kaya gini, gue lebih suka elo yang dingin cuek bebek."
"Hmmm yakinnn? Dicuekin nanti ngambekkk..."
"DIEM!!!"
Cup
Renjun mencium pipi Nakyung sekilas.
"Udah gak marah?"
Nakyung tidak bisa menahan senyumnya lagi.
"Ohiyaaa," Renjun mengeluarkan kalung lalu ia pakaikan pada Nakyung. "Cantik banget,"
"Makasih!!" ujar Nakyung.
"Kalungnya."
"Ishhh,"
"Orangnya juga hehehe..."
🦊 End 🦊