SPESIAL CHAPTER [KIM YERI]💜

349 16 2
                                    

Ada yang masih simpen di perpus?

~♥~

Selama beberapa tahun kebelakang, Yeri hidup mandiri tanpa ada campur tangan dari Papanya. Terlebih, kini Yeri meninggalkan ibukota dan hidup di kota rantau yang cukup jauh dari rumah. Hanya dengan memanfaatkan penghasilan yang lebih dari cukup, seringkali Yeri berfoya-foya untuk kesenangan semata, toh belum ada tanggungan apa-apa.

Diusia akhir 25 tahun, Yeri masih sendiri, dalam artian belum memiliki pasangan, belum ada yang cocok aja, apalagi cinta terakhir dia kala itu sudah menikah, bahkan istrinya sedang hamil tua. Waktu berlalu begitu cepat, Yeri terlalu lama menghabiskan masa mudanya hingga bingung kapan ia akan mencari pasangan hidup.

Katanya, perempuan umur 25 tahun belum nikah itu di sebut perawan tua, mungkin sepenuhnya benar, tapi bagaimana jika Yeri belum siap secara mental dan finansial? Yeri terlalu takut untuk mempercayai lelaki baru yang akan menjadi pendampingnya kelak. 

Untuk saat ini, menikah adalah hal nomor sekian di hidup Yeri. 

Hidup dengan kemewahan, memiliki banyak teman, pekerjaan tetap adalah impian setiap orang termasuk Yeri. Yeri bersyukur memiliki itu semua saat ini. Untuk hidup di kota orang, ternyata cukup mengubah pola pikirnya menjadi lebih dewasa dari sebelumnya, apalagi ia harus tinggal sendiri, otomatis apapun sendiri, belanja, makan, bahkan ke rumah sakitpun sendiri.

Seperti sekarang, Yeri sudah seperti ibu rumah tangga yang sedang belanja bulanan dengan troli yang menggunung penuh dengan daging, sayur, ikan, bumbu, detergen, sabun mandi, cemilan, dan masih banyak lagi. 

"Beli susu gak ya?" gumamnya, lalu tangannya mengambil beberapa kotak susu cokelat.

Yeri melirik trolinya yang sudah penuh, ia tersenyum simpul, setidaknya dengan belanja bisa menghilangkan pusing akan kerjaannya di kantor.

Yeri mendorong menuju kasir, namun pandangannya melihat sesosok perempuan yang cukup familiar. "Itu kan? Istrinya si Mark!"

Yeri menghampiri wanita dengan dress selutut dibalut kardigan rajut, dan rambut yang di cepol asal. Dilihat begini, Arin sangat cantik, aura ibunya melekat kuat, walaupun perutnya tengah membesar karena mengadung.

"Mbak Arin!" sapa Yeri.

Wanita itu menoleh sambil tersenyum. "Eh Mbak Yeri? Temennya Mas Mark itu yaa?"

'Mas Mark' katanya.

Yeri mengangguk. "Gausah panggil 'mbak' dehhh haha." tawa Yeri kemudian ia melirik troli Arin, terdapat banyak sekali peralatan bayi. "Mbak Arin sendiri aja?"

Arin mengangguk. 

"Wahhh parah si Mark, istri hamil gede disuruh belanja tanpa ada penjagaan. Harus diomongin tuh,"

Arin tergelak, "gapapa. Aku udah biasa kok, lagian Mas Mark juga lagi kerja."

"Ya seenggaknya ditemenin siapa gitu, Mbak."

"Hehe iyaa, kamu tinggal disini juga?"

Yeri mengangguk. "Udah hampir tiga tahun, Mbak. Kalian juga?"

"He'em, Mas Mark alih tugas kesini, sebagai istri ikut aja hehe."

Yeri mengangguk paham. Terbesit rasa cemburu, namun hanya sedikit. Yeri segera menepiskan perasaan itu, lagipula Mark sepertinya sudah bahagia dengan wanita ini.

"Mbak? Aku bantuin dorong ya, gak tega."

"Gausah, liat belanjaan kamu juga banyak. Kamu kalau udah selesai, duluan aja gapapa."

Perasaan Yeri mendadak tidak enak, apa dia harus menemani Arin? Seperti sesuatu akan terjadi pada wanita ini. Namun, Arin bersikeras untuk menolak bantuan Yeri.

Kosan Vanilla Chocolate || NCT DREAM ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang