"Tadi yang di tempat boba?" tanya Minju serius, ketika Jeno menceritakan semua kejadian tadi. "WAHH BERANINYA!" ujar Minju sambil mengepalkan tangannya.
Jeno terkekeh, lalu melepas rangkulan. "Maaf ya, bikin lo gaenak!"
"Santai aja, Kak. Makasih malah,"
"Mau langsung balik?"
"Ehh ke greenpark dulu yuk, jajan." ajak Minju. "Disana banyakkkk banget jajanan, gue mau beli telur gulung, cimin, takoyaki, sempol."
Jeno mengangguk semangat. "Yaudah yuk, gak jauh kan?"
"Enggak kok,"
Keduanya berjalan menyusuri trotoar jalanan sore yang cukup ramai. Sesampainya di tempat tujuan, mereka bisa menemukan greenpark yang dipenuhi banyak orang, serta sepanjang jalanan dipenuhi juga oleh stand makanan.
"Telur gulung dulu, Kak!" Minju menarik lengan Jeno semangat menghampiri abang jualan telur gulung. "Beli 10 ribu ya, dipisah lima ribu-lima ribu."
"Okeee!!"
Setelah membayar, Minju menyodorkan satu bungkusan telur gulung pada Jeno.
"Pernah nyobain?" tanya Minju.
Jeno menggeleng. Lalu menyuapi Jeno. "Aaaaa!!"
"Gimana ? Enak?"
Jeno mengangguk. "Mau jajan apa lagi?"
"TAKOYAKI!!!"
Setelah puas, dan kedua tangan Minju penuh memegang jajanan. Mereka memutuskan untuk duduk diatas rumput hijau yang menghadap ke danau.
Langit sore hari ini cukup cerah.
"Ju? Lo makan sebanyak ini?"
"Ini belum seberapa Kak! Kalau sama Chenle, Jisung gue kalap banget, abis makan mie ayam, masih kuat makan bakso."
Jeno melongo.
"Lo jarang jajan kaya gini ya, Kak??"
"Gaada temen." singkat Jeno.
"Yaudah, gue temenin deh kapan-kapan!"
"Beneran?" Jeno senang, kapan lagi coba berduaan bareng Minju kaya gini.
Minju mengangguk semangat. "Nanti gue ajak Jisung sama Chenle!"
ZONKKKK!!!
Gak jadi berdua.
Jeno memperhatikan wajah Minju dari samping, rambut gadis itu dibiarkan tergerai, seakan menari-nari dibawa angin.
Tangan Jeno terulur mengikat rambut Minju.
"Diem, gue iket ya." ucapnya.
"Ehh, pake apa??"
"Nihh, karet uduk. Dahlah biarin, dari pada ganggu lo makan,"
Minju ngangguk aja, dan membiarkan Jeno mengikat rambutnya, sementara dirinya masih asik melahap jajanan.
"Dahhh selesai, rambut lo halus ya!"
"Ohiya dong, thanks Kak!"
Jeno menampakkan eyesmile nya.
Minju menoleh kepinggir, pada radius 5 meter ia menemukan dua orang yang tak asing baginya. Jaemin dan Heejin.
Rasa nafsu makannya tiba-tiba turun.
"Kenapa?" tanya Jeno, dan melirik kearah yang sama.
Cepat-cepat lelaki itu menangkup pipi Minju agar menghadap dirinya.