Seorang gadis yang terpaut 10 tahun dengan Jeno berlari ke arah sang kakak.
Jeno yang baru saja turun dari mobil, langsung memeluk gadis itu dan mengangkatnya. Minju yang berdiri di belakang Jeno tersenyum simpul melihat pemandangan antara kakak beradik ini. Minju jadi kangen kakak-kakaknya.
"Adek, turun sayang kasian abangnya capek baru dateng." wanita paruh baya muncul dari pintu depan lalu ikut menghampiri Jeno dan Minju.
"Ehhh sama siapa? Abang punya pacar?" ucapnya sambil turun dari pangkuan Jeno.
"Assalamualaikum, tante." Minju mencium tangan Tiffany.
"Waalaikumsalam, Minju yaa?? Yang di status Jeno itu? Aslinya lebih cantik dehh,"
"Ayok masuk, Mama lagi masak banyak banget, buat kalian!"
Minju tersenyum canggung. "Makasih tante, jadi ngerepotin."
"Ya enggaklah buat calon mantu Mama, ayo masuk!"
Keempatnya masuk ke dalam rumah. Rumah Jeno tidak terlalu besar, namun terlihat rapi, bersih, dan nyaman.
"Kamu istirahat aja disini ya, Lami ambilin minum buat kak Minju." ucap Tiffany sambil duduk di sofa dekat dengan Minju.
"IYAA MAMA!!"
Sementara Jeno lagi ke kamarnya dulu.
"Makasih tante,"
"Panggil Mama aja! Gaenak manggil tante."
"Hehe iya Mama,"
Tiffany mengelus puncak kepala Minju. "Kamu udah berapa lama pacaran sama Jeno?"
"Aku enggak pacaran sama kak Jeno, Ma."
Tiffany mengernyit. "Lahh dasar si abang nge gantung cewek!"
"Bukan gitu kok, Ma. Kita udah nyaman kaya gini,"
"Tapi kalau Jeno lirik sana lirik sini gimana?"
"Aku sih gak masalah, Ma hehehe."
Tiffany tertawa. "Jangan sampe ada yang rebut Jeno dari kamu loh, Mama setuju nya Jeno sama kamu. Dia sering banget cerita sama Mama kalau kamu cewek yang paling dia sayang setelah Mama Tiffany, Mama kandungnya, dan Lami."
